Berita Nasional

Ternyata Segini Utang Sritex Berujung PHK 10 Ribuan Karyawan, Aset Perusahaan Tak Ada Separuhnya

Perusahaan tekstil terbesar Indonesia, Sritex resmi dinyatakan pailit dan bangkrut per 1 Maret 2025 kemarin.

Editor: Moch Krisna
KOMPAS.com/Labib Zamani
SRITEX TUTUP PERMANEN. PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024). PT Sritex atau Sri Rejeki Isman Tbk,  salah satu perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia harus gelar tikar permanen per 1 Maret 2025, sebanyak 10.669 buruh kehilangan pekerjaan. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Perusahaan tekstil terbesar Indonesia, Sritex resmi dinyatakan pailit dan bangkrut per 1 Maret 2025 kemarin.

Diketahui pailitnya Sritex ini setelah salah satu kreditur melayangkan gugatan dan kemudian dikabulkan.

Sritex tak mampu melunasi utang yang  jumlahnya bejibun.

Ditambah lagi pendapatan perusahaan anjlok.

Beberapa tahun terakhir acap menanggung kerugian.

Hingga akhirnya, perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.669 orang karyawannya.

Lalu berapa utang Sritex sampai diputus pailit? 

Melansir dari Tribunnews.com, Minggu (2/3/2025) pendapatan yang payah selama beberapa tahun terakhir membuat perusahaan kesulitan membayar utang yang jumlahnya sangat besar.

Perusahaan harus menanggung utang sebesar 1,597 miliar dollar AS atau dirupiahkan setara Rp 25 triliun (kurs Rp 15.600).

Jumlah utang tersebut lebih besar dari aset yang dimiliki Sritex, yakni hanya 617,33 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,65 triliun.

Dengan kata lain, jumlah aset Sritex tak ada setengah dari jumlah utang perusahaan.

Kondisi ini semakin diperparah dengan kinerja penjualannya yang merosot.

Merujuk pada Laporan Keuangan Konsolidasi Interim 30 Juni 2024 yang dirilis di situs resmi perseroan, operasional Sritex pun boncos, karena beban lebih besar dibandingkan dengan total penjualannya.

Dalam laporan keuangan terbarunya, perusahaan hanya bisa mencatatkan penjualan sebesar 131,73 juta dollar AS pada semester I 2024, turun dibandingkan periode yang sama pada 2023 yakni 166,9 juta dollar AS.

Di sisi lain, beban penjualannya lebih besar yakni 150,24 juta dollar AS. Sepanjang paruh pertama 2024, Sritex praktis mencatat rugi sebesar 25,73 juta dollar AS atau setara dengan Rp 402,66 miliar.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved