Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak

Penampakan Megah Rumah Gading Ramadhan Tersangka Korupsi Pertamina, Perintah Wanita: Tutup, Gembok!

Rumah tersangka Gilang megah terdiri dari tiga lantai terbilang mewah dengan perpaduan cat dinding berwarna krem dan putih, di area yang cukup tenang

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
RUMAH GADING RAMADHAN TERSANGKA KORUPSI TATA KELOLA MINYAK- Penampakan rumah Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak dan Komisaris PT Jenggala Maritim Nusantara, Gading Ramadhan Joedo di Jalan Alam Sari XI/BG-10, Pondok Pinang, kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2025). Rumah tersangka Gilang megah terdiri dari tiga lantai terbilang mewah dengan perpaduan cat dinding berwarna krem dan putih, di area yang cukup tenang 

TRIBUNSUMSEL.COM - Rumah mewah Gading Ramadhan Joedo, satu dari tiga orang pihak swasta jadi tersangka dalam skandal mega korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023 disorot.

Diketahui, Gading Ramadhan Joedo menjabat sebagai Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak dan Komisaris PT Jenggala Maritim Nusantara.

Gading Ramadhan Joedo bertempat tinggal di rumahnya yang megah di Jalan Alam Sari XI/BG-10, Pondok Pinang, kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Baca juga: Potret Rumah Mewah Bos Pertamina Shipping Tersangka Korupsi Rugikan Negara Rp193,7 T, Sunyi Senyap

Tribunnews mencoba menelusuri keberadaan rumah Gading Ramadhan Joedo pada Kamis (27/2025).

Rumah Gilang yang terdiri dari tiga lantai terbilang mewah dengan perpaduan cat dinding berwarna krem dan putih, di area yang cukup tenang, namun keberadaannya cukup mencolok.

Rumah tersebut tampak tertata rapi dengan pagar hitam yang selaras dengan warna kanopi yang menambah kesejukan halaman. 

Beberapa tanaman hias menghiasi pekarangan rumah, sementara bagian lainnya digunakan sebagai akses parkir mobil.

Pada sekitar pukul 10.30 WIB, sebuah mobil Toyota Alphard hitam dengan nomor polisi B 1061 DON terlihat meninggalkan rumah tersebut.

Tak lama kemudian, seorang wanita turun dari mobil sedan silver, menghindar dari perhatian wartawan, dan memastikan bahwa Gading memang tinggal di rumah tersebut.

Tanggapan wanita tersebut singkat, "Iya, tapi nanti ya," sambil masuk ke dalam rumah dan memerintahkan petugas keamanan untuk menutup pagar rumah dengan gembok.

"Tutup. Gembok!" katanya kepada seorang petugas keamanan.

Petugas keamanan, Nas, yang telah bekerja di kompleks perumahan Pondok Indah sejak 2008, mengungkapkan bahwa rumah itu sebelumnya ditempati orang tua Gading sebelum akhirnya ia pindah setelah orang tuanya meninggal.

Nas juga menyebutkan bahwa ia sering melihat Gading meninggalkan rumah dengan pengawal yang mengiringinya menggunakan sepeda motor.

"Mobil Pak Gading kalau pergi selalu ada pengawalnya, pakai motor," ungkap Nas.

Baca juga: Profil Gading Ramadhan Joedo, Dirut PT OT Merak Tersangka Korupsi Pertamina, Presiden Klub Basket

Tingkah laku Gading yang selalu berkeliling dengan iringan pengawal menambah kesan misterius di balik rumah mewahnya.

Sebagai bos depo minyak dan pemilik klub bola basket, Gading semakin menjadi sorotan publik setelah kasus korupsi ini mencuat.

Diketahui, Gading Ramadhan Joedo bersama dua sahabatnya, yakni Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa sekaligus anak dari saudagar minyak Riza Chalid, Muhammad Kerry Adrianto Riza; dan Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim, Dimas Werhaspati; diduga berperan penting dalam skandal mega korupsi di tubuh Pertamina hingga negara mengalami kerugian Rp193,7 trililun.

Namun, nominal tersebut berdasarkan perhitungan sementara untuk tahun 2023 saja sehingga bisa bertambah.

Adapun perannya, Gading bersama Dimas Werhaspati melakukan komunikasi dengan tersangka AP untuk memperoleh harga tinggi (spot) pada saat syarat belum terpenuhi dan mendapatkan persetujuan dari SDS untuk impor produk kilang.

Terlibat bersama MKAR terkait blending produk kilang pada jenis RON 88 dengan RON 92 agar dapat menghasilkan RON 92.

Para tersangka itu diduga melanggar Pasal 2 ayat 1 Juncto Pasal 3 Juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka mereka kini ditahan selama 20 hari kedepan.

Terungkap Dari Keluhan Masyarakat

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kaspuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Harli Siregar menjelaskan temuan kasus dugaan mega korupsi ini berawal dari keluhan masyarakat di beberapa daerah terkait kandungan dari bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang dianggap jelek.

Setelah adanya temuan tersebut, Harli mengungkapkan pihaknya langsung melakukan kajian mendalam.

"Kalau ingat beberapa peristiwa di Papua dan Palembang terkait dugaan kandungan minyak yang jelek. Ini kan pernah mendapatkan respons luas dari masyarakat kenapa kandungan Pertamax yang begitu jelek," jelasnya.

Selain itu, adapula temuan bahwa pemerintah menganggarkan subsidi terkait BBM yang dirasa janggal yang ternyata akibat kelakuan para tersangka.

"Sampai pada akhirnya, ada liniernya atau keterkaitan antara hasil-hasil yang ditemukan di lapangan dengan kajian-kajian yang tadi terkait misalnya mengapa harga BBM harus naik dan ternyata ada beban negara yang seharusnya tidak perlu."

"Tapi, karena ada sindikasi oleh para tersangka ini, jadi negara harus mengemban beban kompensasi yang begitu besar," jelas Harli.

Profil Gading Ramadhan Joedo

Gading Ramadhan Joedo dikenal sebagai pengusaha.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Gading Ramadhan Joedo menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dikutip dari Tribun-Medan.com, Ia tercatat sebagai Direktur PT Pelayaran Mahameru Kencana Abadi sejak 2012.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak dan Komisaris PT Jenggala Maritim Nusantara.

Pria kelahiran 26 Mei ini menjadi pemilik sekaligus Presiden klub basket Amartha Hangtuah.

Gading juga disebut sebagai orang kepercayaan saudagar minyak atau The Gasoline Godfather yaitu Mohammad Riza Chalid.

Untuk diketahui, PT Orbit Terminal Merak (OT Merak) sebagai penyedia solusi penyimpanan minyak bumi independen.

Berlokasi di Merak Banten, OT Merak saat ini mengoperasikan Terminal Peti Kemas Terpadu dengan kapasitas 288.000 CBM, dengan kapasitas Dermaga gabungan hingga 115 K DWT, sebagaimana dikutip dari otm-terminal.com.

Artikel telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Megahnya Rumah Bos Depo Minyak Gading Ramadhan di Pondok Indah, Kerap Wara-wiri dengan Pengawal


(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved