Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak

Ini Kata Menteri ESDM Bahlil Soal Spesifikasi Pertamax Diragukan Imbas Kasus Korupsi Pertamina Heboh

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat bicara terkait kasus korupsi tata kelola minyak mentah yang libatkan empat petin

Editor: Moch Krisna
(Dok. Istimewa)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia saat memberikan sambutan di acara peresmian smelter pabrik pemurnian tembaga dan logam PT Amman Mineral International Tbk (AMMAN) yang berada di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NYB), Senin (23/9/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat bicara terkait kasus korupsi tata kelola minyak mentah yang libatkan empat petinggi subholding PT Pertamina (Persero).

Adapun aksi culas empat petinggi Pertamina Patra Niaga tersebut mengubah Pertalite Ron 90 menjadi Pertamax Ron 92 dengan cara dioplos.

Hal tersebut lantas membuat masyarakat resah akan kualitas BBM yang ada saat ini.

"Kami akan menyusun tim dengan baik untuk memberikan kepastian agar masyarakat membeli minyak berdasarkan spesifikasi dan harganya," ujar Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/2/2025) via Tribunlombok.com.

Terkait pembelian minyak RON 90 dan RON 92 itu, Bahlil mengatakan, pihaknya memang tengah melakukan penataan terhadap izin-izin impor BBM.

Penataan ini dibarengi dengan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan impor BBM.

"Makanya sekarang di izin-izin impor kita terhadap BBM, tidak satu tahun sekaligus, kita bikin per enam bulan, supaya ada evaluasi per tiga bulan," kata dia.

Kemudian, seluruh produksi minyak akan diprioritaskan diolah di kilang dalam negeri, bukan lagi diekspor.

Pemerintah akan mengalihkan seluruh minyak mentah bagian negara yang sebelumnya direncanakan untuk diekspor agar diproses di kilang dalam negeri.

Selain itu, minyak mentah bagian kontraktor yang tidak sesuai spesifikasi juga diminta untuk diolah dan dicampur sehingga memenuhi standar yang diperlukan untuk konsumsi kilang domestik.

"Dari seluruh produksi minyak yang tadinya itu diekspor, di zaman kami sekarang, udah enggak kita izinkan ekspor. Nanti yang bagus, kita suruh blending. Nanti yang tadinya itu nggak bisa diolah di dalam negeri, sekarang kita minta harus diolah di dalam negeri," papar Bahlil.

Bantahan Pihak Pertamina Soal Isu Pertamax Oplosan

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga membantah tudingan adanya BBM jenis Pertamax yang dioplos dengan Pertalite. Ia memastikan bahwa Pertamax yang beredar di masyarakat sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

Spesifikasi itu mengacu ketentuan Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) yang berada di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Jadi kalau untuk kualitas BBM, kami pastikan bahwa yang dijual ke masyarakat itu adalah sesuai dengan spek yang sudah ditentukan oleh Lemigas," kata Fadjar di Gedung DPD RI, Jakarta, Selasa (25/2/2025).

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved