Seputar Islam

Tujuh Cara Berbakti kepada Orangtua yang Telah Meninggal Dunia Saat Ramadhan dan Pasca Ramadhan

Cara ini dapat kita tunaikan di bulan mulia, bulan suci Ramadhan, bulan dilipatkgandakan pahala. Dan kemudian tetap dirutinkan di bulan lainnya

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
BERBAKTI -- Ilustrasi Tujuh Cara Berbakti kepada Orangtua yang Telah Meninggal Dunia Saat Ramadhan dan Pasca Ramadhan. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Meskipun orang tua telah meninggal dunia, tidak berarti selesai bakti kita kepada mereka.

Setidaknya ada 7 cara berbakti kepada orang tua yang telah wafat. Berikut penjelasannya dikutip dari tulisan Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc, M.H.I

Cara ini dapat kita tunaikan di bulan mulia, bulan suci Ramadhan, bulan dilipatkgandakan pahala segala amal saleh. Dan kemudian tetap dirutinkan di bulan-bulan lain, pasca Ramadhan.

1. Mendoakan dan memohonkan ampunan untuk ibu atau ayah yang telah meninggal atau keduanya.

Rasulullah bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى لِيْ هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di Surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab: “ini Karena permohonan ampunan anakmu untukmu.
(HR. Ibnu Majah)

2. Melunasi hutang orang tua, menunaikan nadzarnya dan menjalankan wasiatnya

Al Bahuti mengatakan:

ويجب أن يسارع في قضاء دينه، وما فيه إبراء ذمته؛ من إخراج كفارة، وحج نذر، وغير ذلك

“Wajib menyegerakan pelunasan hutang mayit, dan semua yang terkait pembebasan tanggungan si mayit, seperti membayar kafarah, haji, nadzar dan yang lainnya”
(Imam al-Bahuti, Kasyful Qana, vol. 2 hal. 84)

3. Bersedekah atas nama kedua orang tua, termasuk wakaf dan Amal jariyah

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ

“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.”
(HR. al-Bukhari)

4. Menghajikan atau meng-umrohkan orang tua dengan syarat si anak harus haji/umroh terlebih dahulu

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- سَمِعَ رَجُلاً يَقُولُ لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ. قَالَ « مَنْ شُبْرُمَةَ ». قَالَ أَخٌ لِى أَوْ قَرِيبٌ لِى. قَالَ « حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ ». قَالَ لاَ. قَالَ « حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ ثُمَّ حُجَّ عَنْ شُبْرُمَةَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang mengucapkan, “Labbaik ‘an Syubrumah (aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah, atas nama Syubrumah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Memangnya siapa Syubrumah?” Ia menjawab, “Syubrumah adalah saudaraku atau kerabatku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bertanya, “Engkau sudah berhaji untuk dirimu?” Ia menjawab, “Belum.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas memberi saran, “Berhajilah untuk dirimu dahulu, barulah berhaji atas nama Syubrumah.”
(HR. Abu Daud, no. 1811)

5. Menyambung silaturahim dengan kerabat orang tua, memuliakan teman dan orang-orang yang dulu dicintai kedua orang tua

إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ

“Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti adalah seseorang menyambung hubungan dengan keluarga dari kenalan baik ayahnya.”
(HR. Muslim)

من أحب أن يصل أباه في قبره فليصل إخوان أبيه بعده

“Barangsiapa yang ingin menyambung ayahnya di kuburannya, maka hendaknya ia menyambung teman-teman ayahnya dahulu waktu hidupnya.”
(HR. Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih)

6. Meneruskan kebaikan yang dirintis atau dirutinkan orang tua

Rasulullah bersabda:

Barang siapa merintis atau memulai perbuatan kebaikan dalam agama, maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka.
(HR. Muslim no 1016)

7. Setiap amal saleh yang dilakukan anak, orang tua pun dapat bagian pahalanya

Allah Ta’ala berfirman,

(Artinya) “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.”
(QS. An-Najm: 39)

Seorang anak adalah bagian dari usaha ayahnya.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلْتُمْ مِنْ كَسْبِكُمْ وَإِنَّ أَوْلَادَكُمْ مِنْ كَسْبِكُمْ

“Sesungguhnya sebaik-baik makanan yang kalian makan adalah makan dari hasil yang kalian usahakan. Sesungguhnya anak-anak merupakan bagian dari yang kalian usahakan”
(HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)


Itulah  penjelasan tentang tujuh cara berbakti kepada orangtua yang telah meninggal dunia saat Ramadhan dan pasca Ramadhan. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Hadits Meninggal di Bulan Ramadhan Dibebaskan dari Siksa Kubur, Meninggal yang Bagaimana? Kata Ulama

Baca juga: Arti Hadits Awwaluhu Rahmah Wa Awsathuhu Maghfirah Wa Akhiruhu Itqun Minannar, 3 Pembagian Ramadhan

Baca juga: Hadits Setan-setan Diikat dan Dibelenggu di Bulan Ramadhan, Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup

Baca juga: 30 Daftar Istilah Populer Bahasa Arab dan Gaul yang Sering Disebut di Bulan Ramadhan Berikut Artinya

Baca juga: Arti Hadits Man Fariha Bidukhuuli Ramadhan, Makna Ikhlas dan Gembira dengan akan Datangnya Ramadhan 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved