Berita Viral

Curhat Kena PHK Akibat Efisiensi Anggaran, Ini Nasib Penyiar RRI Usai Dapat Pesan dari Gerindra

Beberapa waktu lalu penyiar RRI Ternate Aiinizzaa curhat terkait nasibnya di media sosial dan menjadi viral. Gegara dampak dari efisiensi anggaran

|
(DOKUMENTASI RRI)/Kompas.com
RRI - Radio Republik Indonesia (RRI) PHK Massal. Salah satu penyiar Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 2 Ternate, mengungkapkan rasa kecewanya setelah dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Beberapa waktu lalu penyiar RRI Ternate Aiinizzaa curhat terkait nasibnya di media sosial dan menjadi viral.

Gegara dampak dari efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto, dirinya dikabarkan diPHK.

Bahkan disiarkan secara langsung di Radio Republik Indonesia (RRI), curhatan Aiinizzaa tersebut.

"Efisiensi anggaran yang bapak lakukan saat ini untuk menunjang agar program bapak bisa berjalan dengan baik seperti makan gratis untuk anak-anak.

Tapi sudahkah bapak berpikir bahwa ketika pagi hari bapak berhasil memberi makanan gratis dan bergizi untuk anak-anak, mereka pulang ke rumah mereka dapati orang tua mereka tidak bisa memberikan makan siang dan malam yang layak karena ternyata orang tua mereka harus diPHK, dirumahkan karena efisiensi yang telah bapak lakukan. 

Lalu menurut bapak dimana bapak bilang bahwa bapak mencintai rakyat bapak," kata Aiinizzaa.

Soal video viral ini, admin Partai Gerindra sempat merespon.

Harusnya tidak begini buntut dari efisiensi anggaran. Arahan Presiden untuk pengelolaan fiskal:

1. Identifikasi dan Penghentian Belanja Pemerintah Tidak Esensial, Tidak Berdampak dan Bocor.

2. Pemusatan Kapasitas Fiskal Pemerintah untuk Belanja Prioritas.

3. Pengelolaan Fiskal yang Adiktif Terhadap Situasi Global dan Nasional.

Ini ada gap sangat besar antara arahan presiden dan pelaksanaan." tulis admin Partai Gerindra di kolom komentar.

Juru Bicara RRI, Yonas Markus Tuhuleruw mengatakan bahwa kebijakan berdampak pada sebagian tenaga lepas atau kontributor yang kontraknya tidak diperpanjang.

"Pilihan terakhir dalam keputusan dan kebijakan direksi terkait tenaga lepas atau kontributor," jelasnya.

Baca juga: Presiden Efisiensi Anggaran Demi Makan Gratis, Adian Napitupulu : Perut Kenyang Sekolahnya Gak Ada

Halaman
12
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved