Berita Viral

Pekerjaan Orang Tua Hanifah, Siswi Bongkar Dugaan Pungli Dana PIP ke Dedi Mulyadi, Pensiunan ASN

Hanifah Kaliyah Ariij, siswa SMAN 7 Cirebon kini tengah disorot karena keberaniannya yang bongkar pungutan liar di sekolah kepada Gubernur Jawa Barat

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL
SISWI DUGAAN BONGKAR PUNGLI- Hanifah Kaliyah Ariij, siswa SMAN 7 Cirebon bongkar pungutan liar di sekolah kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, Minggu, (9/2/2025). Hanifah ternyata anak pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Hanifah Kaliyah Ariij, siswa SMAN 7 Cirebon kini tengah disorot karena keberaniannya yang bongkar pungutan liar di sekolah kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.
 
Hanifah saat itu mengadukan adanya pungutan SPP dari sekolah hingga bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dipotong.

Karena keberaniannya itu, Dedi Mulyadi mempertanyakan sosok dan profesi orang tua Hanifah.

Baca juga: Sosok Hanifah Pelajar Berani Bongkar Pungli Dana PIP ke Dedi Mulyadi, Akui Tak Takut Viral

PELAJAR BONGKAR PUNGLI: Tangkapan layar momen Hanifah bercerita ke Dedi Mulyadi soal adanya dugaan pungli potongan dana PIP di sekolahnya, Senin (10/2/2025). Inilah sosok Hanifah, pelajar Cirebon yang berani bongkar dugaan pungli PIP di sekolah hingga disorot Dedi Mulyadi. Orang tua Hanifah kini ketakutan.
PELAJAR BONGKAR PUNGLI: Tangkapan layar momen Hanifah bercerita ke Dedi Mulyadi soal adanya dugaan pungli potongan dana PIP di sekolahnya, Senin (10/2/2025). Inilah sosok Hanifah, pelajar Cirebon yang berani bongkar dugaan pungli PIP di sekolah hingga disorot Dedi Mulyadi. Orang tua Hanifah kini ketakutan. (Tangkapan Layar Youtube channel KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

Hanifah ternyata anak pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Ibu Hanifah adalah ibu rumah tangga dan kakak-kakaknya kini telah bekerja.

Meski anak seorang pensiunan PNS, Hanifah mengaku tidak tahu kenapa dirinya mendapatkan uang PIP.
 
"Kok anak ASN bisa dapat PIP ya?," tanya Dedi Mulyadi ke Hanifah, di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.

"Kita udah nolak, cuma katanya harus tetap menerima," jawab Hanifah.

Ia pun mengaku menggunakan uang itu untuk membayar SPP dan kebutuhan sekolah lainnya.

Meski anak pensiunan ASN, Hanifah rupanya sempat menunggak SPP yang dikenakan sebesar Rp200 ribu.

"Kalau aku dipakai untuk lunasin tunggakan SPP, karena bundanya belum bisa bayar waktu itu. Dibayarin sama bantuan PIP, sisanya buat lunasin year book sama graduation," kata Hanifah.

Menurut Hanifah, di sekolahnya itu, hampir semua siswa yang tidak mendapat Kartu Indonesia Pintar (KIP), akan mendapat PIP.

Rupanya bukan hanya speak up soal PIP dan SPP, Hanifah juga ikut demo saat sekolahnya belum menyelesaikan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Baca juga: Penjelasan Kepala SPN Polda Jabar Kombes Dede soal Alasan Pemecatan Siswa Valyano Jelang Pelantikan

Hal itu membuat ratusan siswa SMAN 7 Cirebon terancam gagal mengikut Seleksi Penerimaan Berbasis Prestasi (SPMB).

Siswi Kelas XII IPS 1 itu menjadi salah satu murid yang vokal mengkritik sekolahnya.

Sosoknya kini viral terlebih setelah diundang Kang Dedi, Hanifah mengakui orang tuanya cemas.

Hanifah pun diwanti-wanti oleh orang tuanya agar tidak terlalu vokal bersuara.

"Orang tua pasti nanyain, nanya aja (katanya) 'hati-hati kamu, takut ada oknum yang jahat sama kamu, takut guru-guru nurunin nilai kamu'," akui Hanifah.

Hal itu diungkap oleh Hanifah saat Dedi Mulyadi berkunjung ke sekolahnya.

Dalam aduannya itu, Hanifah menjabarkan dugaan pungli di sekolahnya sehingga ia dan ratusan temannya tidak utuh menerima dana PIP.

Kemudian soal uang PIP yang dipotong Rp 200 ribu, menurut dia, uang itu bukan untuk sekolah, melainkan untuk partai politik.

"PIP kita yang diambil. Harusnya kan tiap siswa dapat Rp1,8 juta. Tapi ternyata kita itu diambil Rp250 ribu untuk partai. Kita ke bank, di depan pintu ada guru dari TU buat ambil buku tabungan, pin, sama kartu kita. Angkatan kita juga dimintai uang gedung Rp6,4 juta. Sebelumnya kita dimintai Rp8,7 juta, orang tua enggak terima kalau kita harus bayar Rp8 juta. SPP kita tiap bulan Rp200 ribu," ungkap Hanifah.

Bukan cuma itu, Hanifah juga mengadukan perihal adanya permintaan uang pembelian buku dan juga sumbangan masjid.

Mendengar hal itu, Dedi Mulyadi terkejut sebab harusnya sekolah negeri tidak boleh memungut biaya SPP dan bayaran buku atau hal lainnya kepada siswa.

"Uang LKS Rp300 ribuan ke atas. Kelas 10 juga kita ada sumbangan masjid, seharusnya kan seikhlasnya tapi dipatoki Rp150 ribu," pungkas Hanifah.

Hanifah membongkar hal ini agar adik kelasnya tidak mengalami apa yang ia rasakan.

Ia juga berharap ke depannya, PIP ini diberikan untuk siswa yang benar-benar tidak mampu.

"Kalau saya nggak speak up, kasihan adik kelas saya," ujarnya.

Ia pun mengaku tidak takut karena apa yang ia sampaikan adalah kebenaran.

Baca juga: Sosok Veronica Putri Amalia, Ibu Valyano Boni Raphael Siswa SPN Polda Jabar Dipecat Disebut Idap NPD

Keberaniannya membongkar adanya pemotongan PIP di sekolahnya adalah untuk memperjuangkan nasib teman-temannya yang miskin di sekolah.
 
"Menurut saya, kalau saya speak up gak ada salahnya. Saya gak takut, karena nyampeinnya tetap sopan," katanya.

"Kita kasihan sama temen yang bener-bener miskin, butuh, yatim piatu, sedangkan buku tabungan, ATM ditahan sama sekolah," ujar Hanifah lagi.

"Kamu enggak takut?" tanya Kang Dedi.

"Enggak sih, aku ngerasanya itu enggak ada salahnya. Aku juga tetap sopan nyampeinnya," kata Hanifah.
 
Setelah ia telusuri dan datangi ke rumahnya, ternyata teman Hanifah tersebut sering tidak bersekolah karena harus membantu neneknya.

"Ada (teman) yang enggak masuk berbulan-bulan karena tidak punya ongkos ke sekolah. Kalau ke sekolah dipanggil terus buat SPP, akhirnya minder ke sekolah. Dapat intimidasi dari guru, suka dibilangin 'kenapa sih kamu malas sekolah'," cerita Hanifah.

"(Pasha) dulu kelas 10 dia agak susah, aku disuruh nyamperin, jadi bukan wali kelas yang nyamperin tapi aku. Ternyata dia (Pasha) emang bantuin neneknya (sehingga susah sekolah)," sambungnya.

Menurut Hanifah, pihak sekolah baru aktif mencari solusi setelah viral di media sosial.

"Pihak sekolah baru benar-benar geraknya tuh ya pas pada saat genting baru viral gitu loh. Dari kemarin mana, enggak ada," kata dia.

Karena keberaniannya itu, Dedi Mulyadi langsung mengonfirmasi kebenarannya kepada pihak sekolah.

Pihak sekolah pun mengaku memungut SPP Rp 200 ribu karena memiliki banyak utang.

"Itu tuh mungkin karena kita banyak utang pak, pembangunan," kata Wakasek Humas SMAN 7 Cirebon Undang Ahmad Hidayat, di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.

Tak cuma netizen biasa, politikus sekaligus aktivis viral asal Bogor, Ronald Aristone Sinaga alias Bro Ron juga menyoroti kasus yang diungkap Hanifah.

Bro Ron mengancam bakal turun tangan ke SMAN 7 Cirebon jika polemik tersebut tak terselesaikan.

Untuk diketahui, Bro Ron belakangan memang aktif membongkar kasus yang berkaitan dengan dugaan pungli serta pemotongan dana PIP.

Artikel telah tayang di TRibunnewsbogor.com dengan judul Terkuak Sosok Pelajar yang Berani Bongkar Skandal PIP, Profesi Ortu Hanifah Bikin Dedi Mulyadi Syok 

(*)

Baca beritablainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved