Berita Viral

Sosok Kombes Dede Yudi Ferdiansyah Kepala SPN Polda Jabar Ungkap Alasan Valyano Dipecat,Eks Kapolres

Kombes Dede Yudi Ferdiansyah Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat ikut disorot dalam kasus pemecatan Valyano Boni Raphael mantan siswa

Editor: Moch Krisna
Tangkapan Layar Youtube Kompas TV
KEPALA SPN POLDA JABAR : Kombes Dede Yudi Ferdiansyah kepala SPN Polda Jabar saat memberikan keterangan di Komisi Tiga diambil pada Minggu (9/2/2025). Kombes Dede Yudi Ferdiansyah pernah jabat sebagai kapolres Garut. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kombes Dede Yudi Ferdiansyah Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat ikut disorot dalam kasus pemecatan Valyano Boni Raphael mantan siswa SPN.

Kombes Dede Yudi Ferdiansyah sendiri diketahui baru dua minggu menjabat sebagai kepala sekolah SPN Polda Jawa Barat.

Berdasarkan penelusuran Tribunsumsel.com, Minggu (9/2/2025) Kombes Dede Yudi Ferdiansyah sudah lalang melintang dalam dunia kepolisian dengan mengemban sejumlah tugas.

Salah satunya pernah menjabat sebagai Kapolres Garut di tahun 2019 dimana kala itu pangkatnya masih AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi).

BIODATA VALYANO : Data identitas Valyano Boni Raphael siswa disabilitas SPN Polda Jabar diambil,Minggu (9/2/2025). Valyano dipecat gegara dituding gangguan Jiwa
BIODATA VALYANO : Data identitas Valyano Boni Raphael siswa disabilitas SPN Polda Jabar diambil,Minggu (9/2/2025). Valyano dipecat gegara dituding gangguan Jiwa (Screeshot youtube Kompas TV)

Sebelum akhirnya diangkat menjadi Waka SPN Polda Jabar di tahun 2020 hingga di tahun 2025 naik menjadi kepala sekolah SPN Polda Jawa Barat.

Kombes Dede Yudi Ferdiansyah sendiri memiliki gelar akademik Sarjana Ilmu Kepolisian dan Magister Ilmu Kepolisian.

Itukah sosok singkat dari Kombes Dede Yudi Ferdiansyah.

Kuak Alasan Pemecatan Valyano Boni Raphael

Kepala SPN Polda Jabar Kombes Dede Yudi Ferdiansyah menjelaskan Valyano Boni Raphael dikeluarkan dari SPN Polda Jabar karena dua alasan.

Pertama Valyano tidak mengikuti jam pelajaran (JP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Alasan kedua soal mental kepribadian.

Diketahui bahwa Valyano juga pernah dikeluarkan dari TNI AL karena mengalami depresi.

"Saat pengisian Litpers atau PMK, penelusuran mental kepribadian, yang bersangkutan ini tidak pernah mengikuti pendidikan militer ataupun latihan militer. Jadi di sini disebutkan tidak pernah ada. Ini kami sampaikan ada surat dari Kodiklat Angkatan Laut bahwa adanya dikeluarkan kehilangan sebagai siswa, status sebagai siswa kembali ke masyarakat dan dikembalikan ke orang tua dengan alasan menderita sakit dan tidak mengikuti pelajaran selama 69 hari. Ketidakhadiran melebihi 10?ri jumlah seluruh jam pelajaran," katanya.

Selain itu Valyano juga dinilai sebagai pribadi yang malas.

"Selanjutnya itu pelanggaran sedang, berupa malas atau tidak mengikuti kegiatan," jelas Dede.

Kisah Valyano Dipecat dari SPN Polda Jabar

Valyano Boni Raphael pemuda berusia 21 tahun viral setelah kisahnya gagal dilantik jadi anggota Polri setelah dikeluarkan dari sekolah polisi negara (SPN) Polda Jawa barat.

Mirisnya Valyano Boni Raphael dikeluarkan jelang H-6 hari pelantikan dilakukan setelah divonis mengidap NPD (Narcissistic Personality Disorder) atau alami gangguan kejiwaan.

Diketahui Valyano bisa menjalani pendidikan di SPN Polda Jabar setelah mengikuti seleksi jalur Bintara Rekpro untuk siswa Disabilitas lantaran mengalami buta warna parsial.

Bintara Rekpro sendiri merupakan salah satu jalur penerimaan anggota polri untuk menjaring calon anggota yang kompeten. 

Pemecatan Valyano Boni Raphael dari SPN Polda Jabar ini pun viral di media sosial.

Setelah Valyano bersama keluarganya melakukan pengaduan ke pihak DPR RI khusus Komisi III.

Melansir dari Tribunnewsbogor.com, Minggu (9/2/2025) Veronica Putri Amalia selaku ibu kandung Valyano menyangsikan bila anaknya mengalami depresi selama menjalani pendidikan di SPN Polda Jabar.

"Kalau saya, dikatakan anak saya depresi di SPN, saya rasa tidak mungkin karena itu cita-citanya di polisi atas kehendak dia," katanya.

Lebih jauh, Veronica Putri Amalia mengakui anaknya memang pernah dikeluarkan dari TNI AL.

Ia mengungkap saat itu anaknya memang mengalami depresi.

"Status anak kami dikeluarkan dari TNI betul depresi karena saya yang memaksa anak kami waktu masuk TNI, jadi tidak sesuai hati nurani karena dia ingin masuk polisi," katanya.

Menurutnya Valyano Boni Raphael gagal lolos polisi karena buta warna.

"Anak kami tidak bisa masuk polisi karena anak kami buta warna parsial dan bisa masuk TNI dengan jalur menembak. Depresinya anak kami karena memamg tidak sesuai dengan keinginan hati nuraninya dia," katanya.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni langsung meminta pengakuan pada Valyano Boni Raphael.

"kamu gak gila kan ?" tanya Ahmad Sahroni.

"Siap tidak," jawab Valyano Boni Raphael

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved