Berita Viral
5 Fakta Siswa SPN Dikeluarkan Jelang Pelantikan Gegara Disebut Idap NPD, Polda Jabar Ungkap 2 Alasan
Polemik Valyano Boni Raphael, siswa bintara di SPN Polda Jabar yang diberhentikan jelang pelantikan anggota Polri menuai pro dan kontra, disebut NPD
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Polemik Valyano Boni Raphael, siswa bintara di SPN Polda Jabar yang diberhentikan jelang pelantikan anggota Polri menuai pro dan kontra.
Kasus ini mencuat setelah dilaporkan oleh orang tua Valyano ke Komisi III DPR, Kamis (6/2/2025) pagi.
Valyano Boni Raphael dikeluarkan setelah disebut mengidap Narcissistic Personality Disorder atau NPD.
Baca juga: Harta Kekayaan AKBP Bonifacius Surano, Ayah Valyano Siswa SPN Dikeluarkan Gegara Disebut Idap NPD
Diketahui, Valyano Boni Raphael sendiri merupakan anak dari AKBP Bonifansius dan Veronica Putri Amalia.
Kasus ini sudah sampai tahap rapat dengar pendapat umum bersama Anggota Komisi III DPR RI.
Pihak Polda Jabar diwakili oleh Ipda Ferren Azzahra Putri dari Bag Psikologi. Hadir pula kepala SPN Polda Jabar, Kombes Dede Yudi Ferdiansyah.
Dari pihak Valyano diwakili oleh sang ibu, Veronica Putri Amalia.
Berikut fakta-fakta terkait siswa Valyano Boni Raphael
1. Anak Perwira Polisi
Nama AKBP Bonifasius disebut oleh ibunda Valyano, Veronica Amalia Putri saat Rapat Dengar Pendapat (RPD) di Komisi III DPR RI.
AKBP Bonifacius Surano merupakan ayah dari Valyano Boni Raphael siswa yang dikeluarkan dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jabar.
Diketahui AKBP Bonifacius Surano menjabat sebagai Kasat Lantas Polrestro Depok pada 24 Oktober 2022 sampai 11 Agustus 2023.
Sementara saat ini, AKBP Bonifacius Surano tidak diinformasikan pindah ke mana.
Kini, putranya dikeluarkannya dari siswa Bintara Sekolah Polisi Negara (SPN), sebelum dilantik jadi anggota Polri, sejak tanggal 3 Desember 2024.
Baca juga: Dituduh Idap NPD, Kata Kabid Dokkes Terkait Kejiwaan Valyano Siswa SPN Dikeluarkan Jelang Pelantikan
2. Disebut Berbohong
Valyano Boni Raphael dikeluarkan karena terindikasi mengidap sakit.
Valyano Boni Raphael dinilai sudah berbohong lantaran dia tidak mengaku pernah mengikuti pendidikan militer saat penelusuran mental kepribadian (PMK).
Kepala SPN Polda Jabar Kombes Dede Yudi Ferdiansyah menjelaskan Valyano Boni Raphael dikeluarkan karena dua alasan.
Valyano Boni Raphael ternyata pernah mengikuti pendidikan Kodiklat TNI AL tahun 2023 lalu.
Kedua, karena tidak mengikuti jam pelajaran lebih dari ketentuan SPN Polda Jabar.
"Saat pengisian Litpers atau PMK, penelusuran mental kepribadian, yang bersangkutan ini tidak pernah mengikuti pendidikan militer ataupun latihan militer. Jadi di sini disebutkan tidak pernah ada. Ini kami sampaikan ada surat dari Kodiklat Angkatan Laut bahwa adanya dikeluarkan kehilangan sebagai siswa, status sebagai siswa kembali ke masyarakat dan dikembalikan ke orang tua dengan alasan menderita sakit dan tidak mengikuti pelajaran selama 69 hari. Ketidakhadiran melebihi 10?ri jumlah seluruh jam pelajaran," jelasnya.

3. Polwan Sebut Idap NPD
Sementara itu, Valyano Boni Raphael juga disebut-sebut mengalami gangguan jiwa.
Hal tersebut disampaikan oleh seorang Polwan bernama Ipda Ferren Azzahra Putri.
Ipda Ferren Azzahra Putri juga menjelaskan alasan menyatakan Valyano Boni Raphael mengalami NPD.
Satu di antara kriterianya karena Valyano Boni Raphael berteriak berbeda dengan siswa lain ketika berlari.
Ferren menerangkan Valyano siswa SPN Polda Jabar memenuhi 3 dari 9 kriteria NPD.
Pertama kata Ferren, Valyano menunjukan sikap tak biasa saat lari dengan berteriak Brimob, padahal rekan lainnya berteriak Sabhara.
"Contoh anak kami dinyatakan NPD adalah saat lari bersama siswa anak kami bersorak 'Brimob' dan itu dianggap oleh Bakpesi Polda Jabar NPD," kata Ferren di DPR RI.
Valyano Boni Raphael juga meminta fasilitas yang tak sesuai dengan aturan SPN Polda Jabar.
"Merasa memiliki hak lebih. Kami dapat data dari SPN yang bersangkutan tidak ingin dirawat di rumah sakit Polri saat infaksi gigi ingin dirawat di Siloam ingin mendapat fasilitas terbaik," katanya.
Valyano juga disebut melakukan eksploitasi interpersonal.
Menurut Ferren, Valyano juga sengaja menyuruh teman memukul punggungnya agar supaya seolah telah dipukul pengasuh di SPN Polda Jabar.
Terakhir Valyano dinilai sebagai pribadi yang arogan dan angkuh.
"Memiliki sikap yang arogan dan angkuh," terangnya.
Baca juga: Dua Alasan Valyano Dikeluarkan dari SPN Polda Jabar Jelang Pelantikan, Disebut Polwan Idap NPD
Mendengar itu, Sahroni menegaskan bahwa analisis yang dilakukan Polwan terhadap siswa SPN tersebut dicampuri dengan rasa kebencian.
"Bu Ferren stop, karena ini sudah meluapkan kebencian ini gak baik, gak boleh, ini gak bisa. Ini bukan faktual dari cerita yang terjadi ini hanya kebencian. Masa menuduh si ini gak bener si itu gak bener, apa ibu bener ? belum tentu loh."
"Jangan melakukan laporan ini atas kebencian, analisa ini analaisa itu. Ibu melaporkan ini sama saja melaporkan ini anak gak benar, hanya kebencian yang ibu laporkan itu," kata Ahmad Sahroni sambil menunjuk-nujuk Polwan Ferren.
4. Pernah Depresi
Veronica Putri Amalia mengakui anaknya memang pernah dikeluarkan dari TNI AL.
Ia mengungkap saat itu anaknya memang mengalami depresi.
"Status anak kami dikeluarkan dari TNI betul depresi karena saya yang memaksa anak kami waktu masuk TNI, jadi tidak sesuai hati nurani karena dia ingin masuk polisi," katanya.
Menurutnya Valyano Boni Raphael gagal lolos polisi karena buta warna.
"Anak kami tidak bisa masuk polisi karena anak kami buta warna parsial dan bisa masuk TNI dengan jalur menembak. Depresinya anak kami karena memamg tidak sesuai dengan keinginan hati nuraninya dia," katanya.
Ia menyangsikan bila Valyano Boni Raphael mengalami depresi selama menjalani pendidikan di SPN Polda Jabar.
"Kalau saya, dikatakan anak saya depresi di SPN, saya rasa tidak mungkin karena itu cita-citanya di polisi atas kehendak dia," katanya.
5. Kabiddokkes Sebut Tak Idap Gangguan Jiwa
Sementara, Kabid Dokkes Polda Jabar Kombes Dr. Nariyana mengatakan yang bersangkutan tidak mengalami gangguan jiwa.
"Siswa dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa. Awal seleksi spesialis jiwa, kasus seperti ini harus kami tingkatkan," katanya.
Sampai kemudian Kabid Dokkes meminta rekomendasi dari sub spesialis Dr Adi Kurnia bersama timnya.
"Kesimpulannya pada terperiksa Valyano saat ini tidak ditemukan adanya tanda atau gejala gangguan jiwa yang cukup bermakna yang dapat menggangu aktifitas sehati-hari. Terperiksa masih memiliki potensi yang dapat mendukung menjalankan tugas dalam menjalani pendidikannya," katanya.
Bahkan berdasar hasil pemeriksaan, Valyano Boni Raphael memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
"Memiliki kecerdasan yang tergolong rata-rata di atas IQ 109 atau skala pm 60. Memiliki fungsi berpikir memadai untuk memahami pekerjaan yang teratur dan struktur," jelasnya.
Memang Valyano Boni Raphael memiliki kemampuan menyampaikan ide pikiran, namun cara berpikirnya kurang matang.
"Terperiksa memiliki kerentanan yang perlu diantisipasi agar mampu menjalani pendidikannya dengan baik yaitu terperiksa memiliki kemampuan untuk menyampaikan ide pikiran yang cukup baik hanya saja cara berpikirnya yang kurang matang dan cenderung mencari solusi yang cepat dan instant ketika menghadapi masalah atau situasi tekanan," katanya,
Selain itu, Valyano Boni Raphael memiliki kebutuhan besar dalam menonjolkan diri serta validasi dari orang lain.
"Terperiksa memiliki kebutuhan yang cukup besar dalam menonjolkan diri dan mendapatkan pengakuan orang lain sehingga menjadikan terperiksa rentan untuk mengalami masalah karena sikap dan perilaku yang disalahartikan oleh lingkungan yang belum mengenalnya," jelasnya.
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
PENGAKUAN Saksi Mata Lihat Mobil Rantis Brimob Lindas Ojol Saat Bubarkan Demonstran, Semua Dihajar |
![]() |
---|
MOBIL Baraccuda Brimob Lindas Driver Ojol di Pejompongan, Korban Dikabarkan Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Leganya Ridwan Kamil Hasil Tes DNA Buktikan CA Bukan Anaknya, Fitnah Lisa Mariana Terpatahkan |
![]() |
---|
Ini Pekerjaan Sintya Cilla Buat Denny Sumargo Syok, Rela Berkorban Uang Demi Ketemu Dj Panda |
![]() |
---|
Pekerjaan Mentereng Salsa Erwina Berani Tantang Ahmad Sahroni Debat Terbuka, Tinggal di Denmark |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.