Bocah di Makassar Disekap Orang Tua

Kondisi Bocah di Makassar yang Disekap & Disiksa Orang Tua,Alami Luka Bakar Parah Hingga Gizi Buruk 

Nasib pilu kondisi bocah di Makassar jadi korban penyekapan dan penyiksaan orang tuanya, menderita luka bakar parah.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
(Kompas.com/Reza Rifaldi)
BOCAH DISEKAP DI MAKASSAR - Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto saat mengecek kondisi dua anak, korban penyekapan dan penyiksaan orang tua sendiri di RS Bhayangkara Makassar, Kota Makassar, Sulsel, Jumat (7/2/2025). Kondisi bocah alami luka parah. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib pilu kondisi bocah di Makassar jadi korban penyekapan orang tuanya.

Tidak hanya disekap, keduanya juga mengalami berbagai macam penyiksaan fisik.

Mulai dirantai hingga disiram air panas.

Kakak-beradik inisial IS (8 tahun) dan SF (9 tahun), yang disekap dan disiksa oleh orang tuanya di salah satu kamar wisma di Jalan Flores, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulsel, Jumat (7/2/2025) dini hari.

Kini kedua korban menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Makassar. 

Dokter Spesialis Bedah RS Bhayangkara, Dr. Elvis Jeferson, yang menangani korban mengungkapkan bahwa luka bakar paling parah diderita oleh anak laki-laki berusia 8 tahun, sementara kakaknya mengalami luka bakar sekitar 5 persen. 

"Kita periksa memang untuk anak pertama ada luka bakar di perut dan di paha. Terus yang anak kedua luka bakarnya lebih banyak, sekitar 58 persen," jelas Elvis, Jumat (7/2/2025).

BOCAH DISEKAP- Orang tua yang tega menyekap anakanya (kiri). (kanan) Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto saat menjenguk korban penyekapan di RS Bhayangkara Makassar, Jl Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar, Jumat (7/2/2025). Saudara kandung, perempuan berinisial SF (9) dan adik laki-laki berinisial IS (8) menjadi korban penyekapan ayah dan ibunya.
BOCAH DISEKAP- Orang tua yang tega menyekap anakanya (kiri). (kanan) Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto saat menjenguk korban penyekapan di RS Bhayangkara Makassar, Jl Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar, Jumat (7/2/2025). Saudara kandung, perempuan berinisial SF (9) dan adik laki-laki berinisial IS (8) menjadi korban penyekapan ayah dan ibunya. (Tangkapan layar Kompas TV/tribun timur/muslimin emba)

Selain luka bakar, korban juga mengalami kondisi kurang gizi yang cukup parah akibat dugaan kelaparan selama sekitar satu minggu sebelum ditemukan.

"Karena kondisinya yang kurang gizi sekali, kemungkinan semingguan tidak makan, jadi itu butuh waktu. Kami bekerja sama dengan dokter anak dan dokter gizi untuk menangani mereka," tambahnya. 

Baca juga: Motif Orang Tua Sekap &Siksa 2 Bocah di Makassar, Kaki Dirantai Ngaku Anak Nakal & Beri Efek Jera   

Polisi Berikan Trauma Healing Sejumlah personel Polisi Wanita (Polwan) dikerahkan untuk memberikan trauma healing kepada kedua anak yang masih mengalami syok dan trauma berat. 

Mereka datang dengan membawa mainan anak untuk membantu memulihkan kondisi psikologis korban. 

Namun, kedua anak tersebut hanya diam saat menerima bantuan, menunjukkan dampak psikologis mendalam akibat penyiksaan yang mereka alami.

DUA BOCAH DISEKAP DI MAKASSAR -Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto saat menjenguk korban penyekapan di RS Bhayangkara Makassar, Jl Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar, Jumat (7/2/2025). Saudara kandung, perempuan berinisial SF (9) dan adik laki-laki berinisial IS (8) menjadi korban penyekapan ayah dan ibunya. Awal mula mereka ketahuan disekap karena laporan masyarakat
DUA BOCAH DISEKAP DI MAKASSAR -Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto saat menjenguk korban penyekapan di RS Bhayangkara Makassar, Jl Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar, Jumat (7/2/2025). Saudara kandung, perempuan berinisial SF (9) dan adik laki-laki berinisial IS (8) menjadi korban penyekapan ayah dan ibunya. Awal mula mereka ketahuan disekap karena laporan masyarakat (tribun timur/muslimin emba)

Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto, bahkan tak kuasa menahan air mata saat melihat kondisi korban yang begitu lemah. 

"Kita menurunkan tim reaksi cepat dan trauma healing untuk memberikan dukungan psikologis ke korban tersebut. Kami juga akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Dinas PPA, dan Komisi Perlindungan Anak," ujar Restu. 

Selain itu, sebanyak 10 personel Polwan telah disiagakan untuk mendampingi korban selama masa perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Sosok AY dan NI, Orang Tua di Makassar Sekap dan Siksa 2 Anak di Kamar Mandi,Ayah Kandung & Ibu Tiri

Adapun pelaku, ayah kandung berinisial AY (37) dan ibu tirinya NI (28).

Motif Orang Tua

Sementara, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, orangtua kedua bocah malang itu berbuat keji seperti itu karena korban kerap berbuat nakal.

"Penyampaian sementara dari orang tua menyampaikan bahwa anak ini nakal. Jadi untuk mencegah supaya anak ini tidak nakal akhirnya harus diikat di dalam wc," kata Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto ditemui di RS Bhayangkara Makassar, Jumat (7/2/2025). 

Selain disiksa, dua bocah nahas berinisial perempuan SF (9) dan laki-laki IS (8) itu, tidak diberi makan selama berhari-hari hingga kondisinya sangat lemah.

"Ada beberapa kekerasan fisik dan sayangnya juga kondisi nutrisinya kurang. Kalau saya perhatikan ada beberapa hari tidak makan," ungkap dia. 

Lebih lanjut, Restu menjelaskan, bahwa dugaan penyiksaan yang dialami kedua bocah ini sudah berlangsung lama. Diduga penyiksaan dilakukan oleh sang ibu tiri. 

"Jadi bapak atau pun ibu sama-sama mengetahui, namun memang yang sering ada di rumah ibu tirinya karena bapaknya memang selalu bekerja di luar," beber Restu. 

Polisi masih terus melakukan pendalaman dan mengumpulkan keterangan beberapa pihak, termasuk saudara korban. 

"Sementara kita kembangkan lagi penyelidikannya dan kami akan gelarkan (penentuan tersangka). Jadi para korban tinggal bersama orang tuanya, ada bapak kandung dan ibu tiri yang total ada tujuh anak dan yang saat ini juga dirawat di rumah sakit adalah anak yang nomor 5 dan nomor 6," tutup Restu.

Awal Mula Kasus Terbongkar

Selain itu, Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto mengatakan, peristiwa itu bermula kala pihak kepolisian setempat mendapatkan laporan dari warga sekitar lokasi. 

"Awalnya kita dapatkan informasi dari masyarakat, masyarakat menyampaikan adanya anak yang disekap oleh orang tuanya di dalam satu kamar kontrakan," kata Restu ditemui di RS Bhayangkara Makassar, Jumat siang.

Saat polisi tiba di lokasi, kedua anak tersebut ditemukan dalam kondisi lemah di dalam kamar mandi. 

"Setelah dicek, rupanya benar adanya anak yang disekap di dalam WC," ungkap Restu. 

Tak hanya disekap, kedua anak malang itu juga mengalami penganiayaan. 

Mereka diikat dengan rantai dan diduga disiram dengan air panas, menyebabkan luka bakar di tubuh mereka. 

"Kami sampaikan di sini, luka diakibatkan oleh adanya luka melepuh atau luka bakar indikasinya adalah disiram air panas. Keterangan dari beberapa saksi juga menguatkan bahwa yang bersangkutan, dua anak ini terkena siraman air panas. Di TKP juga sebelumnya sudah ditemukan ada rantai dengan gembok yang memang digunakan untuk mengikat anak tersebut," jelas Restu.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak yang Disekap Orang Tua di Makassar Derita Luka Bakar 58 Persen"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved