Mayat Dalam Koper di Ngawi

7 Fakta Uswatun Khasanah, Mayat Dalam Koper di Ngawi, Pegawai SPG Kosmetik, Hidupi 2 Anak

Berikut sederet fakta sosok Uswatun Khasanah (29) korban yang ditemukan tewas dalam koper merah di Ngawi.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Surya.co.id
Berikut sederet fakta sosok Uswatun Khasanah (29) korban yang ditemukan tewas dalam koper merah di Ngawi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut sederet fakta sosok Uswatun Khasanah (29), wanita yang jasadnya ditemukan di dalam koper merah di Ngawi, Jawa Timur.

Diketahui, mayat Uswatun Khasanah ditemukan warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kamis (23/1/2025) pukul 09.00 WIB dengan terbungkus koper berwarna merah.

Bagian tubuh korban ditemukan tidak utuh atau terpotong.

Berikut fakta-faktanya :

1. SPG Kosmetik

Korban mutilasi dalam koper di Ngawi diketahui sebagai warga Blitar yang bekerja di Tulungagung.

Uswatun Khasanah diketahui bekerja di Tulungagung sebagai tenaga penjualan (SPG) produk kosmetik sudah cukup lama.

Baca juga: Sosok Suami Uswatun Khasanah Mayat Dalam Koper di Ngawi Diungkap Ayah Korban, Tak Datang ke Blitar

Mayat Uswatun Khasanah diduga korban mutilasi ditemukan di selokan dekat tempat pembuangan sampah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Kamis (23/1/2025).
Mayat Uswatun Khasanah diduga korban mutilasi ditemukan di selokan dekat tempat pembuangan sampah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Kamis (23/1/2025). (Kolase Surya Malang)

2. Tinggalkan 2 Anak

Uswatun Khasanah meninggalkan 2 anaknya yang berusia 7 dan 10 tahun.

Kapolsek Garum AKP Punjung S Himawan mengatakan, korban memiliki dua anak yang tinggal dengan nenek korban atau nenek buyut kedua anak tersebut.

"Korban punya dua anak tapi tidak tinggal bersama korban di Tulungagung, dua anak korban tinggal bersama ibu dari bapak korban," kata Punjung saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/1/2025) sore.

Baca juga: Nasib 2 Anak Uswatun Khasanah, Mayat Dalam Koper di Ngawi, Tinggal Bersama Nenek di Blitar

Menurut Punjung, dua anak korban tersebut tinggal di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Blitar, di rumah nenek buyut mereka.

Punjung mengaku tidak memiliki informasi identitas dua anak Uswatun, baik jenis kelamin maupun usia keduanya.

"Keluarga sengaja merahasiakan itu, mungkin mereka tidak ingin kedua anak itu kaget, tapi yang jelas keduanya masih anak-anak," kata Punjung.

Terkait anak-anak Uswatun tidak tinggal bersama kakek atau nenek mereka, kata Punjung, disebabkan kakek dan nenek mereka sudah bercerai dan masing-masing sudah menikah lagi.

Nenek kedua anak Uswatun tinggal di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Blitar.

Kakek mereka atau ayah korban, tinggal di kecamatan yang sama, di Kelurahan Bence.

Sedangkan korban, kata Punjung, juga telah bercerai dengan ayah dari kedua anaknya.

"Anak-anak ini tidak ikut korban karena korban bekerja di Tulungagung setelah bercerai," ujarnya.

"Apalagi, korban menikah lagi di Tulungagung dan bahkan informasinya sudah bercerai lagi," ucap Punjung. 

3. 3 Kali Menikah

Sementara ayah korban, Nur Khalim menuturkan korban sempat tiga kali menikah dan dikarunia dua anak, satu usia 10 tahun dan satu lagi usia 7 tahun.

Nur Khalim tidak ingat secara pasti kapan kali pertama korban menikah.

Tapi, pernikahan pertama korban dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar, dilakukan secara resmi.

Korban bercerai dengan suami pertama dan dikaruniai satu anak laki-laki.

Lalu, korban menikah lagi dengan pria asal Lumajang, tapi secara siri.

Korban dikarunia satu anak perempuan dari hasil pernikahan kedua.

Korban kembali pisah dengan suami kedua.

Setelah lama menjanda, korban menikah lagi yang ketiga kalinya dengan pria asal Tulungagung.

Pernikahan ketiga korban dengan pria asal Tulungagung juga dilakukan secara siri.

Korban belum dikarunia anak di pernikahan ketiga ini.

Menurut Nur Khalim, pernikahan ketiga korban dengan pria Tulungagung ini belum lama, baru jalan sekitar tiga tahun.

Awal nikah, korban dan suami ketiga kalinya ini juga hidup rukun di Blitar.

Tapi, setahun terakhir ini, Nur Khalim tidak pernah ketemu dengan suami dari pernikahan ketiga kali korban.

"Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak datang ke rumah," kata Nur Khalim.

Nur Khalim juga tidak pernah bertanya kepada korban soal suaminya.

Korban sendiri juga tidak pernah cerita kepadanya.

Ia mengira suami korban kerja di luar kota dan jarang pulang.

"Anak saya tidak pernah cerita soal suaminya. Selama ini anak saya juga terlihat baik-baik saja," ujarnya.

Sampai sekarang, Nur Khalim juga tidak tahu apakah korban dan suami dari pernikahan ketiga ini masih bersama atau sudah pisah.

"Ini tadi, suaminya juga tidak terlihat datang ke Blitar," katanya.

Diungkapkan Nur Khalim, selama ini korban tinggal bersama ibunya. 

4. Dikenal Peduli ke Keluarga

Nur Khalim mengatakan, korban yang merupakan anak sulungnya itu sangat perhatian dengan keluarga.

Meski tidak tinggal serumah, korban sering menjenguk Nur Khalim untuk memberikan uang buat makan.

"Setahu saya, anak saya tidak punya musuh. Dia anak baik. Kalau pulang kerja ya ngasih makanan ke anaknya, ke saya, dan ke neneknya. Dia tinggal bersama neneknya, ibu saya," ujarnya.

Nur Khalim jelas merasa sedih dan kehilangan dengan musibah yang menimpa anaknya. Tapi, Nur Khalim terlihat berusaha tegar.

Sejak sore, Nur Khalim menunggu jenazah anaknya datang di rumah ibu kandung korban yang juga mantan istri Nur Khalim di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

Nur Khalim juga terlihat mengadzani jenazah anaknya saat hendak diberangkatkan dari rumah duka ke tempat pemakaman.

Nur Khalim sudah cerai dengan istrinya dan dikarunia dua anak, yaitu korban dan adiknya.

"Anak saya ini dua bersaudara. Adiknya di Jakarta. Tadi sudah dikabari, tapi belum tahu bisa pulang apa tidak," katanya.

Ia juga berharap pelaku dihukum seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan kejamnya.

"Saya minta bantuan agar pelaku kejahatan (terhadap anak saya) itu bisa ditangkap. Biar diadili dan dihukum sesuai perbuatanya," tegasnya.

5. Pesan Pilu ke Kedua Anaknya

Sebelum ditemukan tewas di dalam koper, Uswatun Khasanah juga sempat berikan pesan kepada dua anaknya.

Dalam postingannya, korban mengucapkan hari anak sedunia yang diunggahnya pada 20 November 2024.

Bak firasat, Uswatun menyampaikan pesan menyentuh untuk kedua anaknya.

Lewat TikToknya, ia berharap kedua anaknya dilindungi disetiap langkahnya.

"Ya Allah kutitipkan segala urusan anakku kepadamu, 

Kesehatan, rezeki, masa depan, hati, akhlak, kebahagiaan dan agamanya. Ya Allah berikan takdir terbaik untuk anakku wujudkan harapan dan mimpinya di waktu yang tepaty, lindungilah setiap langkahnya, jagalah dari ujung rambut sampai ujung kakinya, dan waqafkan dia dalam ilmu akhirat agar kelak bisa menjemputkan di pintu surgamu, hasbunallah wanimal wakil," tulisnya.

6. Momen Terakhir Bertemu Keluarga

Selain itu, diungkap keluarga, korba meninggalkan rumah di Blitar sejak Jumat (17/1/2025). Namun pada hari Senin dan Selasa, korban tidak dapat dihubungi.

Ayah kandung korban, Nur Khalim mengatakan mendapat kabar soal anaknya tadi pagi sekitar pukul 09.00 WIB. 

"Saya dikabari Kades Slorok, informasinya jasad yang ditemukan di Ngawi itu anak saya," kata Nur Khalim.

Nur Khalim mengaku jarang ketemu dengan korban. Karena Nur Khalim tidak tinggal serumah dengan korban. 

Nur Khalim tinggal di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, sedang korban tinggal bersama neneknya di Desa Bence, Kecamatan Garum. 

Adapun keluarga korban terakhir bertemu dengan korban sekitar seminggu lalu saat pulang ke Kabupaten Blitar

Menurut Nur Khalim bahwa anaknya selalu mampir ke rumahnya jika pulang ke Blitar.

"Terakhir ketemu dengan korban sekitar seminggu lalu. Setiap korban ke Blitar, selalu mampir ke rumah saya," ujarnya.

Uswatun Khasanah terakhir pamit ke keluarga ingin keluar kota.

7. Ditemukan Dalam Koper

Sebelumnya, warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, dihebohkan dengan temuan paket yang terbungkus rapi, di sebuah selokan, Kamis (23/1/2025) sekira pukul 09.00 WIB.

Sontak saja, masyarakat berbondong bondong mengerubungi lokasi kejadian, lantaran ingin melihat langsung benda asing tersebut. Polisi akhirnya memasang garis Police Line, agar mereka tidak terlalu dekat.

Kepala Desa Dadapan Andik Bangga Satria Rama menjelaskan, mulanya ada warga yang melintas hendak membuang sampah. Warga itu curiga melihat paket besar berwarna hitam.

“Merasa penasaran akhirnya coba didekati. Sempat dipegang kok berat jadi ragu ragu, akhirnya dibuka paket hitam plastik itu,” ujar Andik.

Andik mengungkapkan, ketika paket dibuka ternyata berisi sebuah koper berwarna merah. Namun, ketika coba di intip sedikit, ternyata di dalam koper ada berbagai benda.

“Ada selimut agak putih, sepatu wanita dan sekilas bentuk tubuh tapi tidak lama ditutup kembali. Warga lalu melaporkannya ke Pemerintah Desa diteruskan ke polisi,” ungkapnya.

“Paketnya rapi. Kalau bukan orang paket atau kurir, tidak mungkin bisa dikemas sedemikian rupa,” imbuhnya.

Polsek Kendal yang sudah mendapatkan laporan, datang ke TKP melakukan identifikasi bersama Tim Inafis Polres Ngawi, untuk membuka koper seutuhnya.

“Dugaannya jasad perempuan. Kondisi baru kelihatan setengah badan, posisi tengkurap miring. Setelah itu dibawa ke Rumah Sakit,” tuturnya.

Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, menduga, TKP awal atau tempat peristiwa pembunuhan yang dialami korban, sampai dengan terjadi mutilasi, berada di luar Kabupaten Ngawi.

"Penyebab kematian korban, karena kekurangan nafas akibat terhambatnya jalur atau jalan pernafasan,” ujar AKP Joshua, ditemui di Mapolres Ngawi, Jumat pagi (24/1/2025).

Kemungkinan, lanjut AKP Joshua, korban tewas karena oleh cekikan pada bagian leher. Kendati demikian, pihaknya terus melakukan pendalaman lebih lanjut.

“Sudah ada beberapa saksi yang kami periksa. Tentunya yang relevan dengan perkara ini,” terangnya.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved