Berita Nasional

Daftar Harta Kekayaan Satryo Soemantri Brodjonegoro Mendikti Saintek, Capai Rp46 Miliar

Mengulik harta kekayaan Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi di Kabinet Merah Putih

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Tribunnews.com
Mengulik harta kekayaan Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran periode 2024-2029. 

Satryo ini merupakan seorang akademisi yang telah memiliki pengalaman dalam memimpin sejumlah Lembaga.

Dilansir Kompas.com, Satryo lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Saat ini, dia telah berusia 68 tahun.

Dia merupakan anak dari Soemantri Brodjonegoro yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1973.

Pendidikan 

Satryo merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Dirinya diketahui pernah meraih gelar doktoral di bidang teknik mesin dari Universitas Tokyo, Jepang. 

Kemudian ia mendapatkan gelar PhD dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS).

Karier

Mengutip dari laman ksi-indonesia.org, karier kepemimpinan Satryo Soemantri dimulai ketika terpilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB 1992. 

Satryo lantas mengawali implementasi proses self evaluation, yang kemudian diadopsi ITB serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Dia juga merupakan seorang ilmuwan yang telah menerbitkan total 99 publikasi ilmiah.

Satryo pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti pada 1999-2007.

Di bawah kepemimpinanya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia mulai pada Desember 2000 saat institusi pendidikan tinggi yang besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) atau sekarang dikenal sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yang dimulai sejak tahun 2000.

Bahkan dia juga termasuk salah satu penggagas program unggulan World Class University yang diluncurkan 2007 silam oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Program tersebut berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi, penelitian, dan daya saing universitas-universitas Indonesia di tingkat global.

World Class University dinilai sukses dengan menggunakan tolok ukur peningkatan peringkat dalam QS World University Rankings dan Times Higher Education, jumlah publikasi di jurnal internasional, hingga partisipasi dalam jaringan kolaborasi internasional dan program pertukaran mahasiswa.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved