Motor Guru di Sumenep Dibakar

Nasib Guru Nurdin Motor Pinjaman Dibakar Pemuda di Sumenep, Tinggal Sebatang Kara Alami Trauma

Ahmad Nurdin (50), seoang guru SMA Putra Bangsa di Desa Pajanangger Kecamatan Arjasa pulau Kengean Sumenep korban pengancaman dan motornya dibakar

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
KOMPAS.com/Nur Khalis
Pak guru Ahmad Nurdin ketika ditemui Kompas.com di kediamannya. Ia sempat diancam dengan pedang dan motornya dibakar pada Senin (13/1/2025). Motor tersebut dipinjamkan oleh Haji Moh Sulton, mantan kepala desa yang ingin membantu Pak Nurdin agar maksimal mengabdi di dunia pendidikan.  

Selain itu, ketika memasuki musim penghujan dan dilanda hujan deras serta angin kencang, Pak Nurdin tetap bertahan di dalam gubuk satu-satunya itu. 

Dia hanya bisa menambal kebocoran dari genteng menggunakan terpal bekas. 

"Setiap hari ya begitu Mas," ujarnya.

Sayangnya, gubuk milik Pak Nurdin tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah.

Sebagai guru yang hidup seorang diri dan penuh kekurangan, Pak Nurdin juga tidak pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah. 

"Saya hanya satu kali mendapatkan bantuan BLT senilai Rp 300.000. Itu beberapa tahun yang lalu," ingatnya. 

Motor yang Dibakar Pinjaman

Pak Nurdin juga menceritakan, motor yang dibakar Ahmad Qurtubi (19), pelaku pengancaman dan pembakaran pada hari Senin (13/1/2025) lalu, bukanlah miliknya sendiri. 

Motor tersebut dipinjamkan oleh Haji Moh Sulton, mantan kepala desa yang ingin membantu Pak Nurdin agar maksimal mengabdi di dunia pendidikan. 

"Sebelum itu saya jalan kaki ke sekolah, kadang bonceng ke siswa ketika berpapasan di jalan," kenangnya. 

Duduk perkara motor guru honorer, Ahmad Nurdin (50) dibakar siswa AQ (19) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Senin (13/1/2025).
Duduk perkara motor guru honorer, Ahmad Nurdin (50) dibakar siswa AQ (19) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Senin (13/1/2025). ((KOMPAS.com/Nur Khalis))

Saat ini Pak Nurdin tidak bisa berbuat apa-apa. Dia masih menahan sakit dan trauma yang sedang menderanya. 

Pak Nurdin berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi, terlebih kepada dirinya dan juga kepada para guru yang tekun mengabdi dalam dunia pendidikan.

Di samping itu, Pak Nurdin berhadap pelaku pembakar motornya diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

"Semoga pelaku bisa sadar dan berubah," harapnya.
  
Kronologi Pengancaman 

Pengancaman dan tindakan membakar motor tersebut dipicu lantaran pelaku tak terima dengan isi pidato yang disampaikan korban saat upacara di sekolah.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved