Motor Guru di Sumenep Dibakar

Isi Pidato Pak Nurdin, Guru di Sumenep diduga Picu AQ Ancam Membunuh hingga Motornya Dibakar

Pengancaman dan tindakan membakar motor Ahmad Nurdin dipicu diduga pelaku tak terima dengan isi pidato yang disampaikan korban saat upacara di sekolah

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
KOMPAS.com/Nur Khalis/Youtube SCTV
(KIRI) Ahmad Nurdin, guru SMA Putra Bangsa di Desa Pajanangger jadi korban Pengancaman, (kanan) AQ, saat diamankan warga. Diketahui tindakan membakar motor Ahmad Nurdin dipicu diduga pelaku tak terima dengan isi pidato yang disampaikan korban saat upacara di sekolah 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ahmad Nurdin (50), seoang guru SMA Putra Bangsa di Desa Pajanangger Kecamatan Arjasa pulau Kengean Sumenep diancam dengan parang dan motornya dibakar. 
 
Pengancaman dan tindakan membakar motor tersebut dipicu lantaran pelaku tak terima dengan isi pidato yang disampaikan korban saat upacara di sekolah.

Peristiwa pengancaman dan pembakaran guru honorer yang mengajar sejak tahun 1990 itu terjadi di Dusun Bugis Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep pada Senin (13/1/2025) lalu.

Baca juga: Kisah Pilu Ahmad Nurdin, Guru di Sumenep : Motor Dibakar Orang, Tinggal di Gubuk dan Kini Sakit

Motor guru honorer, Ahmad Nurdin (50) dibakar siswa AQ (19) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Senin (13/1/2025).
Motor guru honorer, Ahmad Nurdin (50) dibakar siswa AQ (19) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Senin (13/1/2025). ((KOMPAS.com/Nur Khalis))

Diketahui, pelaku adalah AQ (19) tamatan SMA di luar kota yang merupakan pemuda di desa setempat.

Adapun isi pidato pak Nurdin tersebut sang guru menyampaikan pesan kepada murid-muridnya untuk menghormati orang tua.

Jangan sampai para siswa berani kepada orang tua, apalagi bahkan mengancam untuk membunuhnya. 

Sebab ilmunya tidak akan berkah ketika sudah di tengah-tengah masyarakat.

Ahmad Nurdin sendiri merasa tidak menyinggung siapa pun dan tidak menyebut nama siapa pun saat memberikan nasehat dalam upacara.

Pak Nurdin mengau tidak tahu dari mana pelaku mendengar pernyataannya saat menjadi pembina upacara di sekolah.

"Sambutan saya saat upacara adalah global, kepada semua siswa dan tidak menyebutkan siapapun," jelasnya.
 
Menurut korban, pelaku beranggapan bahwa pernyataan tersebut ditujukan kepada dirinya.

"Setelah mencegat saya, pelaku bertanya dengan nada tinggi dan bahkan marah-marah," jelasnya.

Baca juga: Gegara Uang Rp 150 Ribu, Suami Bunuh Istri di Lubuklinggau, Pelaku Ngaku Kesal Dimaki

Namun pelaku diduga mendapatkan informasi terkait isi sambutan guru tersebut.

Pelaku yang mendengar ucapan guru itu lewat teman-temannya, lantas merasa tersinggung dan tersulut emosi.

Sepulang dari mengajar, kata Ahmad Nurdin, pelaku tiba-tiba mencegatnya tepat di akses jalan Dusun Bugis Desa Pajanannger.

"Saat itu kata pelaku tersinggung dengan pernyataan saya saat menjadi pembina upacara di sekolah," ungkapnya.

Tidak lama kemudian, pelaku mengeluarkan sebilah parang dan dihunuskan kepada korban.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved