Seputar Islam

Cara Menjaga Kesehatan Mental Menurut Syekh Ibnu Athaillah dalam Karyanya Al Hikam, Masih Relevan

Semua realitas dan pikiran itu harus didudukkan secara proporsional dan wajar sehingga kita dapat menempatkan diri kita di tengah realita secara wajar

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Cara Menjaga Kesehatan Mental Menurut Syekh Ibnu Athaillah dalam Karyanya Al Hikam, Masih Relevan 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Di era persaingan yang tidak mudah seperti sekarang, membuat orang dengan gampangnya mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan  berlebihan, depresi, gangguan makan, gangguan bipolar, hingga skizofrenia dan sebagainya. 

Apa itu kesehatan mental?

Kesehatan mental atau mental health adalah kondisi ketika kejiwaan dan pikiran dalam keadaan tenang dan damai. Kondisi ini memungkinkan seseorang untuk berpikir lebih jernih dan fokus saat beraktivitas. 

Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Seseorang dengan kesehatan mental yang baik mampu mengoptimalkan potensi dirinya dalam menghadapi permasalahan hidup, tantangan, hingga menjalin hubungan yang positif dengan orang lain.

Sementara itu, kondisi mental yang terganggu dapat berdampak buruk terhadap emosi, suasana hati, dan kemampuan seseorang dalam berpikir.

Bagaimana cara menjaga kesehatan mental?

Dikutip dari laman nu online.or.id,  Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam karya terkenalnya Matan Al-Hikam punya jurus jitu dalam mengatasi gangguan kesehatan mental, yang masih relevan di zaman sekarang.

Matan Al-Hikam merupakan karya monumental yang ditulis oleh Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari antara tahun 1250 M hingga 1310 M. Kitab ini berisi 264 pesan kebajikan yang disampaikan oleh Syekh Ibnu Athaillah

Berikut jurusnya:

  1. Istirahatkan sejenak beban pikiran dan kecemasan

 أرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيرِ فما قامَ بهِ غيرُكَ عنْكَ لا تَقُم بهِ لنفسِكَ  

Artinya: “Istirahatkan dirimu dari berpikir keras planning/perencanaan karena apa yang dilakukan oleh selainmu jangan lagi kaupikirkan,” (Ibnu Athaillah As-Sakandari, Al-Hikam).   

2. Tidak usah memikirkan nasib duniawi, berangan-angan tinggi karena nafsu

 Menurut Syekh As-Syarqawi salah seorang ulama yang mensyarahkan Matan Al-Hikam, Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari mengajak terutama para pemula untuk tidak memikirkan nasib duniawinya sesuai obsesi dan syahwatnya karena itu cukup meletihkan.  

Para pemula ini kemudian berpikir keras dan mencemaskan berlebihan atas hasil ke depannya sesuai dengan syahwatnya. Bahkan sering kali mereka menginginkan semua obsesi, harapan, bayangannya segera terjadi.

Padahal sering kali apa yang dibayangkan dan dipikirkannya di kemudian hari tidak terjadi sesuai harapan sehingga pikiran dan bayangannya menjadi sia-sia.

Yang lalu biar berlalu, hiduplah di hari ini, dan jangan cemaskan hal yang belum terjadi.

3. Berserah diri kepada Allah

Serahkan hal-hal yang belum diketahui dan belum terjadi kepada Allah. 

4.  Hiduplah dengan dibarengi kepasrahan kepada Allah.

Boleh berencana atau merencanakan masa depan tapi dibarengi dengan tawakal kepada Allah. Ini yang dimaksud dengan sebuah hadits yang menyebutkan, “Perencanaan yang terukur merupakan setengah dari penghidupan.”  

Adapun kecemasan berlebihan dan obsesif yang tidak dapat dikendalikan jelas merusak, meracuni, dan membebani pikiran serta mengganggu kesehatan mental. Semua kecemasan, angan-angan, dan pikiran jahat ini harus disingkirkan.  

Semua realitas dan pikiran itu harus didudukkan dan dimaknai secara proporsional dan wajar sehingga kita dapat menempatkan diri kita di tengah realitas secara wajar tanpa putus asa dan kalap. 

Untuk menunjang upaya menjaga kesehatan mental, berikut Doa untuk menjaga kesehatan mental


 يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا 
ا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ 

Arab latin:
Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ashlih lī sya’nī kullahū, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin. 


Artinya:
“Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR An-Nasai, Ibnu Sunni, Al-Hakim, Al-Baihaqi). 


Doa lainnya:
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ ، اكْفِنِي كُلَّ شَيْءٍ وَلا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ 

Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ikfinī kulla syay’in, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin. 

Artinya, “Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Cukupilah aku dalam mengatasi segala urusan. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR Ahmad bin Amr bin Dhahak). 

Doa lainnya:

اللهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُوْ وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ  

Allāhumma, rahmataka arjū, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin, ashlih lī sya’nī kullahū, lā ilāha illā anta.

Artinya,

“Ya Allah, kepada rahmat-Mu kuberharap. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Tiada Tuhan selain Engkau.” (HR Bukhari dalam Kitab Al-Adabul Mufrad). 

Itulah Cara Menjaga Kesehatan Mental Menurut Syekh Ibnu Athaillah dalam Karyanya Al Hikam, Masih Relevan. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Ya Hayyu Ya Qayyum Bi Rahmatika Astaghītsu Ashlih Li Syani Kullahu, Doa untuk Kesehatan Mental 

Baca juga: Arti Allahumma Inni As Aluka Tarzuqoni Rizqon Halalan Wasian Thayyiban, Doa Mohon Rezeki Berlimpah

Baca juga: Arti Allahumma Inni As Aluka Khaira Hadzal Yaum Fathahu Wa Nasrahu Doa Mohon Kebaikan Sepanjang Hari

Baca juga: Doa Musibah Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun Allahumma Ajurni Fi Mushibati Wa Akhlifli Khaira Minha

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved