Duduk Perkara Bripka Lila Astriza Ngamuk Datangi Rumah Warga di Medan, Suami Terlibat Penipuan

TRIBUNSUMSEL.COM- Peristiwa seorang polisi wanita (Polwan) bernama Bripka Lila Astriza, mengamuk di rumah warga di Tebing Tinggi Kota, Medan tengah viral di media sosial.

Diketahui, Bripka Lila Astriza datang membawa massa mengamuk di rumah warga di Komplek Griya Aira, Jalan Tengku Hasim Utama, Kelurahan Bandar Utama, Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Medan, Sabtu (14/12/2024).

Kedatangan Polwan bertugas di Polsek Tembung, Polrestabes Medan itu rupanya diduga tidak terima suaminya dilaporkan atas kasus dugaan penipuan.

Baca juga: Sosok Bripka Lila Astriza, Polwan di Medan Viral Ngamuk Datangi Rumah Warga Gegara Suami Dilaporkan

Bripka Lila bersama sejumlah pria mendatangi rumah tersebut selama dua hari berturut-turut dan mengintimidasi penghuninya.

Korban bernama Windu Hasibuan mengaku tidak memiliki masalah apapun dengan polisi wanita tersebut.

Katanya, selama ini ia memiliki masalah dengan suami polwan tersebut yang juga merupakan pecatan personel kepolisian.

Suaminya dilaporkan oleh penghuni rumah atas dugaan penipuan terkait janji meloloskan korban menjadi calon siswa bintara Polri.

Suami Bripka Lila diketahui merupakan pecatan polisi.

"Statusnya suaminya ini sudah tersangka di Polres Tebingtinggi dan sudah dilakukan dua kali pemeriksaan sebagai tersangka," papar Windu, dilansir dari Tribunmedan.com.

Windu mengaku telah menyerahkan uang sebesar Rp350 juta.

Namun janji tersebut tidak terpenuhi.

"Awalnya saya kurang tahu, yang pasti saya sedang bermasalah dengan suaminya. Suaminya menipu keluarga saya dengan mengiming-imingi bisa memasukkan keponakan saya sebagai Bintara polri tahun 2024," kata Windu kepada Tribun Medan, Selasa (17/12/2024).

Baca juga: Kisah Aipda Kiswanto, Polisi Tewas usai Duel Tangan Kosong dengan Penimbun BBM Ilegal di Kaltim

Keluarga Windu mengaku pihaknya sudah menyetorkan uang ratusan juta kepada suami Polwan tersebut.

"Dimana saya sudah memberikannya uang sejumlah Rp 350 juta, dan dengan perjanjian apabila keponakan saya tidak lulus maka akan dipotong Rp 30 juta," katanya.

Namun, sampai saat ini uang yang dikembalikan suami sang Polwan hanya Rp 260 juta.