Berita Pendidikan

2 Contoh Narasi Raport PAUD/TK Semester 1 Kurikulum Merdeka untuk ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus

Pada narasi raport anak PAUD Kurikulum  Merdeka Semester 1 ABK tidak ada capaian pembelajaran aspek jati diri, nilai agama dan budi pekerti, literasi

Tribunsumsel.com
2 Contoh Narasi Raport PAUD/TK Semester 1 Kurikulum Merdeka untuk ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus 

TRIBUNSUMSEL.COM - Artikel kali ini akan menyajikan beberapa contoh narasi raport PAUD/TK semester 1 Kurikukum Merdeka untuk ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).

Contoh narasi raport Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berikut diasumsikan guru atau pihak sekolah sudah mengidentifikasi anak kebutuhan khusus (ABK).

Sekolah sudah berkonsultasi dengan psikolog juga terapis terkait tumbuh kembang anak. 

Dalam hal ini sekolah tidak mendiagnosa dan kewenangan tersebut ada pada dokter. 

Pada narasi raport anak PAUD Kurikulum  Merdeka Semester 1 ABK tidak ada capaian pembelajaran aspek jati diri, nilai agama dan budi pekerti, literasi dan STEAM (science, technology, engineering, arts and mathematics). 

Narasi raport PAUD ABK menggunakan capaian pembelajaran khusus sesuai dengan kebutuhan khusus anak tersebut.

Inilah Paparan selengkapnya.

Contoh Narasi Raport PAUD/TK untuk ABK 

#Referensi -1

Laporan Capaian Pembelajaran 
PAUD/TK Islam Terpadu Al Fatih
Tahun 2023/2024 


Nama: 
Kelas: TK-A
Fase: Fondasi
Semester: 1 (Gasal)
Tinggi Badan: 110
Berat Badan: 19

------
Capaian Pembelajaran Khusus 

Ananda sudah mulai menunjukkan rasa nyaman saat berada dalam lingkungan sekolah ini meskipun ia belum bersedia berperan aktif dalam melaksanaan berbagai kegiatan dan masih suka menyendiri tapi tidak menolak saat ada temannya yang mendekat dan mengajak bermain.

Ananda bisa mengikuti instruksi meski dia masih jarang mau melakukan kontak mata, dia mengangkat tangannya ketika saya memintanya untuk membaca doa sebelum makan.

Perkembangan fisik motorik dan emosionalnya Ananda sudah mulai muncul, dia bisa mengontrol geraknya dan emosinya. Tantrumnya juga sudah mulai berkurang, tidak sering melempar dan menendang seperti awal masuk.  Meskipun ketika anak ada anak yang baru dikenal ada kecenderungan untuk mendorong. Menurut asumsi saya ya itu sebagai naluri pertahanan dirinya.

Orang tua di rumah bisa meneruskan pembiasaan baik dari terapisnya, sering melakukan kontak fisik dan mengajaknya berkomunikasi lebih sering atau lebih intens.

Semoga di semester depan semua perkembangannya bisa lebih baik lagi. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved