Berita Viral

Keseharian George Anak Bos Roti Tersangka Kasus Aniaya Karyawati, Kerap Kasar dan Emosian

Diungkap keluarga, George memiliki keterbelakangan mental dalam kecerdasan akademik. erap berlaku kasar dan sulit mengontrol emosinya.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
ig/lindapantjawati
George Sugama Halim dan orang tuanya usai putranya ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap karyawati. Diungkap keluarga, George memiliki keterbelakangan mental dalam kecerdasan akademik. erap berlaku kasar dan sulit mengontrol emosinya. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Tabiat George Sugama Halim (GSH)  tersangka kasus penganiayaan terhadap karyawati dibongkar orangtuanya.

George Sugama Halim diketahui merupakan anak dari pemilik toko roti di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

George yang kini berusia 35 itu disebut kerap berlaku kasar dan sulit mengontrol emosinya.

Diungkap keluarga, George memiliki keterbelakangan mental dalam kecerdasan akademik.

Baca juga: Sosok Linda Pantjawati, Ibu George Tersangka Kasus Aniaya Karyawati, Pemilik Toko Roti di Cakung

Hal itu terungkap dari unggahan Instagram toko roti milik orangtua George @lindayes.kelapagading23, Senin (16/12/2024).

"Perlu digaris bawahi bahwa George Sugama Halim tidak memiliki jabatan atau posisi apapun dalam usaha Lindayes yang berada di Cakung. Beliau merupakan anak pemilik namun memiliki keterbelakangan kecerdasan IQ dan EQ yang sudah pernah dites," ungkap keluarga pelaku.

Emosinya yang tak stabil membuat George Sugama Halim pernah mencelakai keluarganya sendiri.

Ibu pelaku, Linda disebut-sebut pernah mengalami luka parah akibat dibanting George Sugama Halim.

Pun dengan kakak pelaku yang juga pernah kepalanya bocor lantaran perangai buruk pelaku.

"Bahkan bukan hanya terjadi kepada saudari melainkan terjadi juga kepada pemilik dan saudaranya. Pemilik wanita pernah mengalami patah tulang lengan dan memar akibat dibanting oleh pelaku. Dan adik laki-laki pelaku pernh mengalami luka di kepala yang juga anda alami. Namun adalah sulitnya bagi seorang ibu, sejelek-jeleknya anaknya untuk diproses hukum karena kasih sayang seorang ibu walaupun ia yang menjadi korban sekalipun," pungkas keluarga pelaku.

Bahkan, pada video yang beredar saat melakukan penganiyaan terhadap karyawannya pun, George terlihat menarik tangan ibunya yang hendak melerai aksinya.

Baca juga: Ini Kata Pimpinan TNI Soal Polisi Militer yang Diduga Bekingin George Sugama, Akui Hanya Berteman 

Sementara pria tua diduga sang ayah itu justru menyuruh korban langsung pulang melaporkan anaknya ke polisi.

Terkait hal ini, pihak keluarga bekerja sama dengan polisi menangani kasus George Sugama Halim agar diproses secara cepat.

"kami dengan sesungguhnya Lindayes di sini meminta maaf sebesar-besarnya atas kejadian yang telah menimpa saudari dan menyatakan bahwa kami akan mendukung penuh masalah hukum yang telah terjadi di tempat kami untuk dapat diproses secepat-cepatnya," tulisnya.

Belakangan diketahui, Linda Pantjawati merupakan sosok yang berperan penting dalam penangkapan George Sugama Halim atas kasus penganiayana karyawati bernama Dwi Ayu. 

Sebab, meski telah dilaporkan sejak 2 bulan yang lalu, GSH tak kunjung ditangkap apalagi ditetapkan sebagai tersangka. 

Sang ibu disebut berkomunikasi dengan pihak kepolisian terkait keberadaan anaknya tersebut. 

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly menuturkan peran ibu George adalah memberitahukan posisi sang anak kepada polisi yaitu di sebuah hotel di Sukabumi, Jawa Barat.

Nicolas menuturkan ibu pelaku memberitahukan bahwa George tengah bersamanya dan keluarga di sebuah hotel. 

"Penyidik berkomunikasi dengan ibunya dan diberitahukan bahwa keberadaan mereka di Hotel Anugerah di Sukabumi," ujarnya dilansir dari Kompas, Senin (16/12/24). 

Orang tua George Sugama Halim jadi sorotan usai putranya ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap karyawati. Ibunda,  Linda Pantjawati
Orang tua George Sugama Halim jadi sorotan usai putranya ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap karyawati. Ibunda, Linda Pantjawati (Facebook/georgesugama.halim.9)

Lewat komunikasi tersebut, polisi langsung menuju hotel yang dimaksud ibu George dan langsung menangkap pelaku.

Saat ditangkap, George tidak melakukan perlawanan.

"Nggak ada perlawanan," kata Nicolas.

Kini, George telah berada di Polres Metro Jakarta Timur dan dimintai keterangannya.

"Soal statusnya masih dalam proses penyidikan. Bertahap prosesnya," tuturnya.

Sebelumnya, ayah GSH juga sempat mendukung anaknya dilaporkan ke polisi atas tindakan penganiayaan terhadap karyawannya tersebut. 

Keluarga Merasa Terancam

Kepada penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur, pihak keluarga GSH mengaku merasa terancam bila mereka tetap berada di rumahnya sehingga memilih bertolak ke Sukabumi.

"Karena kasus ini menyebabkan mereka (keluarga dan GSH) sangat ketakutan, merasa terancam kalau mereka masih berada di rumahnya di TKP (tempat kejadian perkara) sendiri," ujarnya.

Meski sudah diamankan, Polres Metro Jakarta Timur menyatakan hingga kini GSH masih berstatus saksi atau belum ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan.

Nicolas menuturkan Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur masih butuh waktu melakukan pemeriksaan terhadap GSH untuk menentukan apa akan menetapkan pelaku sebagai tersangka.

"Setelah itu dari tersangka kita akan menetapkan apakah kita akan melakukan penahanan atau tidak, nanti proses berjalan. Proses penyidikan sedang berlangsung," tuturnya  

Kini Polisi resmi menetapkan George Sugama Halim (GSH) anak bos toko roti di Cakung Jawa Timur menjadi tersangka kasus penganiayaan terhadap karyawati.

George Sugama Halim ditetapkan sebagai tersangka setelah ditangkap di sebuah kamar hotel wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Senin (16/12/2024) subuh.

"Menetapkan saudara GSH sebagai tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin (16/12/2024).

George disangkakan melanggar Pasal 351 KUHP. Atas perbuatannya itu, pelaku terancam hukuman lima tahun penjara.

Kronologi

Peristiwa itu berawal ketika terduga pelaku meminta tolong kepada korban untuk mengantarkan makanan ke kamar pribadinya, namun korban menolaknya karena bukan pekerjaannya.

"Awalnya saya lagi kerja, terus dia (pelaku) datang dari luar, terus tiba-tiba dia pesan go food. Dia minta saya anterin pesanan pribadinya. 

Terus saya nolak. Terus setelah saya nolak, dia akhirnya kesal sama saya," ungkapnya dilansir Tribun-jakarta.com, Minggu (15/12/2024).

Bukan tanpa alasan Dwi Ayu menolak disuruh mengantarkan pesanan GSH.

Ternyata sebelumnya Dwi Ayu sempat diperlakukan tak baik oleh anak bosnya itu hingga dikatai miskin.

Tak disangka, Dwi Ayu kembali dapat perlakuan buruk bahkan lebih parah dari GSH.

"Dia nyuruh saya juga bukan yang baik-baik gitu, makanya saya gimana gitu. Terus dia ngelempar saya pakai patung awalnya, enggak lama dia mukul saya pakai kursi terus pakai edisi BCA," beberkorban.

Baca juga: Curhat Dwi Karyawan yang Dianiaya Anak Bos Toko Roti, Ngaku Belum Terima Gaji, Tubuh Babak Belur

Di momen itu, Dwi Ayu cuma bisa pasrah saat dianiaya dengan sadis oleh pelaku.

Bahkan kala itu bos toko roti hanya terdiam melihat anaknya melempari pegawainya hingga berdarah-darah.

"Saya ditarik sama bos saya katanya laporin aja ke polisi. Tapi karena HP saya dan tas saya masih di dalam, akhirnya saya balik lagi. 

Terus pas saya balik lagi, dia ngelemparin saya lagi pakai kursi. Saya lari ke tempat oven-oven, di situ saya enggak bisa ke mana-mana, cuma bisa diam," akui Dwi Ayu.

"Saya dilempari lagi, endingnya saya dilempari pakai loyang, kena kepala saya, saya belum ngeh kepala saya berdarah. 

Mungkin dia melihat darah mengalir, dia (pelaku) kabur ke belakang," sambungnya.

Setelah kejadian itu, Dwi Ayu langsung dibawa bosnya ke klinik guna mengobati luka.

Dwi Ayu pun segera membuat laporan ke pihak berwajib pada Oktober 2024.

"Bos saya ajak ke klinik di depan toko. Luka cuma di sini (kepala) tapi kalau memar-memar banyak di tangan, di bagian kaki, paha, pinggang juga," imbuh Dwi Ayu.

Namun sampai dua bulan kemudian, kasus tersebut belum ada kejelasan yang nyata sebab pelaku masih bebas.

Bahkan yang terbaru, pelaku penganiayaan pegawai toko roti itu membuat unggahan mengejutkan.

Dalam akun Instagram-nya, GSH disinyalir menuliskan tantangan kepada netizen yang ingin mengomentari kasusnya.

GSH meminta netizen yang ingin berkomentar agar langsung menghubunginya saja, jangan lewat media sosial.

"Yang mau comment bisa wa saya," tulis GH setelah videonya aniaya pegawai toko roti viral.

Sementara itu terkait kasus penganiayaan yang dilakukan anak bos toko roti, pihak kepolisian buka suara.

Kanit Reskrim Polsek Cakung AKP Kholid Abdi menyebut kasus tersebut sudah dilaporkan oleh korban di hari kejadian yakni 17 Oktober 2024.

Pasca-kejadian, pihak kepolisian Polsek Cakung langsung mendatangi TKP.

Diungkap AKP Kholid Abdi kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan.

"Kami sudah melakukan pengecekan di tempat kejadian perkara (TKP) dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendalami kasus ini," ungkap AKP Kholid Abdi dikutip dari Kompas.com.

Atas kasus tersebut, polisi telah meminta klarifikasi terhadap tiga orang saksi mata.

Adapun status GSH kini masih jadi saksi alias belum ditetapkan sebagai tersangka.

"Terkait terlapor saat ini masih berstatus saksi karena perkara ini masih dalam proses lidik," pungkasnya.
 
Padahal sejak pelaporan, Dwi sudah membuat visum atas luka di kepala memar di tangan, kaki, paha, dan pinggang di RS Polri Kramat Jati serta menyerahkan bukti baju terdapat ceceran darah.

Serta menyerahkan bukti video merekam saat pelaku melempar mesin EDC pembayaran dan kursi ke arah Dwi yang didokumentasikan seorang rekan kerja korban di dalam toko.

"Saya belum dapat informasi (penetapan tersangka). Terakhir saya sekitar bulan November di Polres cuman BAP (berita acara pemeriksaan) doang," kata Dwi di Jakarta Timur, Jumat (13/12/2024).

Dwi juga tidak mendapat informasi terkait perkembangan penyelidikan laporan yang sudah diterima SPKT Polres Metro Jakarta Timur dengan sangkaan Pasal 351 tentang Penganiayaan.

Rekan kerja Dwi yang mengetahui kejadian dan bersedia menjadi saksi kasus pun sampai sekarang belum dimintai keterangan oleh jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.

Menurutnya saat pelaporan anggota Polres Metro Jakarta Timur menyatakan akan melayangkan surat panggilan pemeriksaan saksi kepada rekan Dwi, tapi surat tersebut tak kunjung diterima.

"Saya sih berharapnya bisa mendapatkan keadilan. Karena banyak korban sebelumnya, sebelum saya itu banyak (diduga pegawai lain di toko kue juga mengalami penganiayaan)," ujarnya.
 
 (*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved