Berita Viral

Kebohongan Agus Buntung Tersangka Pelecehan Usai Tabiat Asli Dikuliti, Kini Mengaku Suka Sama Suka

Tabiat asli Agus Buntung tersangka pelecehan mahasiswai di NTB mulai terungkap satu persatu ke publik.

Editor: Moch Krisna
(KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM/ist)
Keterangan pers Polda NTB terkait kasus disabilitas yang menjadi tersangka dugaan pelecehan seksual, Senin (2/12/2024). Viral kasus Agus Buntung pria tanpa dua tangan jadi tersangka, Polda NTB luruskan Agus Buntung tersangka pelecehan seksual fisik, bukan rudapaksa. 

"Enggak kamu tanya sebelum masuk homestay?" tanya awak media.

"Enggak nanya," ujar Agus.

"Agus enggak pernah tanya (ke korban) 'kita mau ngapain ke homestay ini?'" tanya awak media lagi.

"Enggak, biasa aja, diam aja, tiba-tiba udah dibayar, ya saya biasa aja gitu. Tiba-tiba dikasih kamar nomor 6, masuk dia (korban) ke dalam, dia enggak bersuara tapi ngajakin masuk (kamar). Saya di belakang dia nurutin dia. Setelah itu dia tutup pintu pakai ganjalan pintu, dikunci," ungkap Agus.

Lebih lanjut, Agus pun menceritakan detik-detik ia dan sang mahasiswi berhubungan badan.

Diungkap Agus, justru dia lah yang diminta untuk menuruti permintaan korban.

"Setelah di kamar, dia (korban) membuka baju celana saya, saya diam dengan kebingungan itu. Dia membuka juga," akui Agus.

"Agus enggak tanya 'mau ngapain kita ini'?" tanya awak media.

"Enggak, diam aja. Terus disuruh tidur di kasur. Udah gitu dia yang di atas saya. Saya telanjang," ujar Agus.

Sempat mengaku pasrah saat diajak ke kamar tidur oleh sang mahasiswi, Agus baru-baru ini mengurai pengakuan mengejutkan.

Sebelumnya tak diungkap, Agus akhirnya kini mengakui suka dengan korban.

Karenanya saat diajak ke kamar penginapan, Agus diam saja dan mengikuti arahan korban.

"Karena atas dasar saya suka sama dia, dia suka sama saya karena dia yang bukain (baju). Tapi atas dasar suka sama suka itu, dia yang melakukan itu sama saya, dia yang pakaikan baju," pungkas Agus.

Bantahan korban

Sementara itu, kronologi yang diurai Agus itu belakangan dibantah oleh pengacara korban, Andre Safutra.

Dalam keterangan terbarunya, Andre justru menyebut yang membuka pintu kamar penginapan adalah Agus Buntung sendiri.

Kala itu korban mengaku terpaksa menuruti permintaan dari Agus untuk ke penginapan karena diancam.

"Pada saat di homestay, ini sangat menarik, ketika sampai ke resepsionis, meskipun yang bayar korban. tapi yang membuka pintu kamar itu si pelaku, pelaku membuka (pintu kamar) menggunakan mulut dan gigi pelaku.

Setelah masuk (kamar), ancaman dan intimidasi yang didapat korban itu seperti (kata pelaku) 'apabila kamu teriak, maka orang di luar kamar akan mendengar, sehingga kita akan dinikahkan'.

Korban ketakutan dengan hal itu dan ada gestur korban menendang pelaku ketika korban tidur di kasur," ungkap Andre Safutra.

Lebih lanjut, Andre pun mengungkap ancaman dari Agus kepada korban yang membuatnya tak berdaya.

Ternyata Agus lihai mengurai kata-kata sehingga korban ketakutan dibongkar masa lalunya.

"Pelaku mengatakan bahwa korban sudah terikat dengan pelaku jadi enggak bisa ke mana-mana. Karena (pelaku) sudah mengetahui masa lalu korban, maka (pelaku) akan melaporkan hal itu ke orang tua korban apabila korban tidak mengikuti kemauan pelaku untuk diajak ke penginapan," imbuh Andre.

"Ancaman yang membuat korban tidak berkutik, si pelaku sudah mengetahui background masa lalu korban yang diceritakan korban, dengan kesempatan itu pelaku menyampaikan tadi.

(Kata pelaku) 'kamu tidak boleh ke mana-mana dan kamu perlu mandi wajib untuk menghapus dosa-dosamu'. Korban bilang ke pelaku 'saya tidak perlu bertaubat, saya bisa bertaubat sendiri'. Itu ancaman untuk yang sebelum ke homestay," sambungnya.

Sementara itu, pihak kepolisian baru-baru ini mengurai bukti valid yang membuat Agus Buntung jadi tersangka dugaan pelecehan.

Penyidik juga mengurai modus Agus melakukan pelecehan terhadap diduga tujuh wanita.

"Hasil visum memang ada tanda-tanda kekerasan benda tumpul di organ vital korban," kata Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat.

"Modusnya sama, (pelaku) seolah-olah membangun persepsi, menekan korban dengan kondisi korban yang lemah sehingga mengikuti kata-kata pelaku," sambungnya.

(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved