Arti Bahasa Arab

Arti Wa An Laisa Lil Insanin Illa Ma Sa’a, Surat An Najm Ayat 39, Perlunya Usaha dan Perjuangan

Wa an laisa lil insaanin illaa maa sa’aa artinya adalah: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Wa An Laisa Lil Insanin Illa Ma Sa’a, Surat An Najm Ayat 39, Perlunya Usaha dan Perjuangan 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kalimat wa an laisa lil insaanin illaa maa sa’aa adalah kutipan ayat dari Surat AN Najm ayat 39.


Wa an laisa lil insaanin illaa maa sa’aa artinya adalah: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.


Berikut bunyi bacaan Surat An Najm Ayat 39 seutuhnya lengkap dengan arti:


وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى . وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى . ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى . وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى

Arab latin:
"Wa an laisa lil insaanin illaa maa sa’aa. Wa anna sa’yahu saufa yuroo. Tsumma yukhzaahul jazaa-al aufaa. Wa anna ilaa robbikal muntahaa."

Artinya:
 “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).

Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu).” (QS An Najm: 39)

Ayat Wa an laisa lil insaanin illaa maa sa’a merupakan salah satu firman dari Allah SWT yang menjelaskan tentang perlunya berusaha dan berjuang untuk meraih sesuatu atau yang dicita-citakan.

Hal ini tidak saja terkait apa yang ingin dicapai tapi proses dari meraih apa yang diinginkan itu juga Allah akan lihat seperti apa perjuangannya.

 Surat An Najm Ayat 39, Allah SWT mengingatkan umat Islam terkait dengan ikhtiar atau usaha.

Ayat tersebut menyatakan bahwa manusia tidak akan mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan kecuali dengan usaha dan perjuangan.

Tafsir Tahlili juga menafsirkan, surah An Najm ayat 39-42 ini hendak menunjukkan tentang perintah Allah SWT agar hambaNya dapat senantiasa beramal dan berikhtiar. Apapun hasilnya, kewajiban manusia hanyalah berusaha dan hasilnya hanya Allah SWT yang dapat menentukan.

Dikutip dari gramedia.com  pengertian ikhtiar adalah satu rangkaian dari tritunggal yaitu ikhtiar, doa dan tawakal. Bahkan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain, sehingga dalam mencapai suatu hal atau memenuhi kebutuhan, ketiganya perlu dilakukan bersamaan.

Pada umumnya, secara urutan ikhtiar menduduki posisi pertama. Baru kemudian dibarengi dengan berdoa kemudian memupuk sikap bertawakal. Berarti ketiganya perlu dilakukan bersamaan dan dalam porsi yang seimbang.

Ikhtiar tanpa doa dan tawakal tidak hanya menjadikan seseorang sombong melainkan juga terlalu ambisius. Biasanya, pelakunya menghalalkan segala cara dan kemudian mudah kecewa bahkan depresi saat keinginan dan kebutuhannya tidak tercapai.


Sebaliknya, saat seseorang tawakal dan atau berdoa saja, ia termasuk golongan orang yang bodoh. Tuhan tidak akan mengulurkan tangannya secara langsung kepada hamba-Nya yang hanya meminta lewat doa di dalam rumah tanpa berusaha.

berikhtiar dalam hidup adalah sebuah keharusan. Namun, tentu tak bisa dimungkiri, menjadi seorang yang selalu berikhtiar bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu dan proses untuk menjadi seorang yang menjalani hidup dengan penuh ikhtiar.

 Berikut ciri-ciri orang yang berikhtiar atau berusaha dalam hidupnya yaitu :

1. Bekerja Keras
Seorang yang berikhtiar akan terus bekerja keras dalam menggapai sebuah mimpi. Mereka akan terus berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan dan tenaga untuk mewujudkan mimpi atau cita-citanya.

Manusia memiliki kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk menjadi lebih baik dengan potensi fisik dan psikisnya. Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 6 yang artinya:


Ikhtiar adalahArtinya: “Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam” (Al ankabut ayat 6).


Melalui kemampuan fisik dibantu atau tanpa kemampuan psikis yang tinggi, manusia dapat bekerja keras untuk berbuat kebaikan bagi dirinya sendiri (Nawawi,1993:164). Usaha yang keras tidak akan mengkhianati hasil yang ingin dicapai.


Ikhtiar dilakukan dengan maksimal dan bersungguh-sungguh agar tercapai suatu yang diharapkan. Allah berjanji akan merubah kondisi suatu hamba setelah hamba tersebut bersungguh-sungguh mengubah kondisinya menuju lebih baik dengan jalan ikhtiar.

2. Selalu Bersungguh-sungguh
Tidak hanya bekerja keras, orang yang berikhtiar juga akan menjalani kehidupannya dengan bersungguh-sungguh. Mereka mempunyai niat dan hati yang teguh dalam menetapkan dan berusaha meraih tujuan.


3. Tidak Mudah Putus Asa
Seperti yang disinggung di awal, sikap ikhtiar akan menjauhkan seseorang dari rasa putus asa. Mereka meyakini bahwa setiap usaha yang dikerahkan, atas kuasa Allah SWT akan terbayarkan oleh hasil memuaskan. Sifat putus asa sangat dibenci oleh Allah.

Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 87 tentang larangan berputus asa yaitu :

Ikhtiar adalahArtinya: “Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (surat Yusuf ayat 87).

Keputusasaan identik dengan kekufuran yang besar. Seseorang yang kekufurannya belum mencapai tingkat itu, dia biasanya tidak kehilangan harapan. Sebaliknya, semakin mantap keimanan seseorang, maka semakin besar pula harapannya bahwa keputusasaan hanya layak dari manusia durhaka karena menganggap bahwa kenikmatan yang hilang tidak akan kembali lagi.

4. Memiliki Sikap Tanggung Jawab
Sikap tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Selain itu, tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Maka dari itu, tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku manusia untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

5. Tekun dan Rajin Belajar
Dengan belajar, manusia bisa hidup bermartabat dan membangun peradaban yang bersendikan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Dalam Islam belajar adalah ibadah.

Bahkan, selama hidup kita adalah belajar buat pengalaman untuk menjadi lebih baik. Pengalaman adalah pelajaran terbaik. Dengan belajar pun kita dapat memperdalam agama Islam lebih jauh untuk mendapat ilmu yang bermanfaat. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut ini :

Ikhtiar adalahArtinya: “Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR Muslim no. 1631).

Belajar itu bukan sekadar datang ke sekolah untuk mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru, melainkan juga berusaha mengembangkan pemikiran, pengetahuan, kepribadian, moralitas dan profesionalitas.

“Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang adalah hasil usahanya sendiri dan anaknya termasuk usahanya juga.” (HR An Nasa’i dan Ibnu hibban).

Itulah Arti Wa An Laisa Lil Insanin Illa Ma Sa’a, Surat An Najm Ayat 39, Perlunya Usaha dan Perjuangan. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Yuridullahu Bikumul Yusra Wa La Yuridu Bikumul Usra, Maksud Allah Menghendaki Kemudahan Bagimu

Baca juga: Arti Fattaqullah Mastatha’tum, Kutipan Surat At Taghabun Ayat 16, Bertakwalah Menurut Kemampuan 

Baca juga: Arti Man Robbuka Wa Man Dinuka Wa Man Nabiyuka Hadis Pertanyaan Malaikat di Alam Kubur Penjelasannya

Baca juga: Arti Wa Hadza Kitabun Anzalnahu Mubarakun, Surat Al-An’am Ayat 155, Banyak Manfaat dalam Alquran

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved