Di Balik Industri Penerbangan Nasional, Ada Avtur Dari Kilang Pertamina Plaju

Ancang-Ancang Produksi Bio Avtur

Pertamina mengelola limbah dan emisi dari proses produksi avtur dengan berbagai langkah dan teknologi hijau yang inovatif. Salah satunya adalah sistem pemantauan dan kontrol emisi untuk memastikan gas buang seperti CO₂, NOx, dan SOx berada dalam batas yang diizinkan oleh regulasi lingkungan. Selain itu, Kilang Plaju memiliki unit Waste Water Treatment Plant (WWTP) untuk mengolah air limbah hingga aman dilepaskan kembali ke lingkungan.

Pengelolaan limbah berbahaya dan beracun (B3) dilakukan dengan ketat untuk meminimalkan pembentukan limbah dan memastikan penanganan yang aman.Pertamina juga telah mulai mengintegrasikan energi terbarukan dalam operasinya, seperti penggunaan tenaga surya dengan kapasitas daya hingga 2,25 MW. Langkah-langkah ini mendukung program bauran energi pemerintah dan keberlanjutan operasional kilang.

Selain itu, Kilang Plaju berencana membangun kilang hijau Green Refinery yang akan menghasilkan produk Bio-BBM, termasuk Bio-Avtur (Green Avtur). Inovasi ini menunjukkan komitmen Pertamina terhadap lingkungan dan keberlanjutan energi

Optimistis Hadapi Tantangan

Tantangan utama yang dihadapi Kilang Plaju dalam memproduksi avtur di era modern ini adalah perubahan karakteristik crude oil yang mempengaruhi proses produksi. Perubahan ini dapat menyebabkan diskontinuitas produksi dan menurunkan efisiensi operasional. Selain itu, peningkatan permintaan pasar yang semakin tinggi juga menjadi tantangan besar yang harus diatasi untuk memastikan pasokan avtur tetap terjamin.

“Kilang Plaju berupaya mengatasi tantangan ini dengan mengoptimalkan proses produksi dan menerapkan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas avtur yang dihasilkan. Selain itu, kilang ini juga berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan operasionalnya dengan mengintegrasikan energi terbarukan dan mengurangi dampak lingkungan dari proses produksinya,” tutup Rachmi

(*)