Arti Allahumma Lakal Hamdu Waminkal Farju Wa Ilaykal Musytaka Wabikal Mustaan Doa dari Abah Sekumpul

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kalimat Allahumma Lakal Hamdu Waminkal Farju Wa ilaykal Musytaka Wabikal Musta’an adalah lafaz doa yang diijazahkan Abah Guru Sekumpul, salah satu ulama besar di Indonesia.

Berikut lafaz doanya, lengkap  tulisan Arab, latin Arab dan arti:اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَمِنْكَ الْفَرْجُ وَ اِلَيْكَ الْمُشْتَكَي وَ بِكَ الْمُسْتَعَان

Arab latin:
“Allahumma Lakal Hamdu Waminkal Farju Wa ilaykal Musytaka Wabikal Musta’an”.

Artinya: 
Ya Allah segala puji bagimu, dan Engkaulah kelapangan, hanya kepada-Mu kami mengadu atas kesulitan yang kami hadapi, dan Engkaulah penolong kami.

Dikutip dari platform media sosial Facebook Ulama Nusantara, Kata Abah Guru Sekumpul, apabila membaca doa Allahumma Lakal Hamdu Waminkal Farju Wa ilaykal Musytaka Wabikal Musta’an ini, InsyaAllah dipeliharakan diri dan terpelihara dari segala yang jahat dan segala masalah mudah diatasi.

Cara mengamalkannya dibaca 33x di kala pagi dan sore hari.

Doa ini terdapat kemiripan dengan doa yang dibacakan Nabi Musa ketika menghadapi Firaun.

Dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud Rasulullah mengajarkan munajat yang dibaca oleh nabi Musa saat menghadapi situasi sulit dan berat :

اللَّهُمَّ , لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى , وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ , وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Arab Latin:

Allahumma lakalhamdu wa ilaikal musytaka wa antal musta’anu wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim.

Ya Allah segala puji bagimu, hanya kepadamu kami mengadu atas kesulitan yang kami hadapi, dan engkaulah penolong kami.

Nabi Musa kemudian diberi mukjizat oleh Allah SWT berupa mampu membelah Laut Merah sehingga Nabi Musa dan pengikutnya bisa menyebarang lautan dengan berjalan. Kemudian ketika Firaun dan tentara melewati lautan tersebut, atas kuasa Allah mereka tenggelam dan binasa.

Tentang Abah Guru Sekumpul

Dikutip dari kompas.com, Abah Guru Sekumpul atau nama aslinya Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari, adalah salah seorang ulama yang populer di Kalimantan. Ia lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar.