HARI SUMPAH PEMUDA
6 Teks Cerpen Bertema Sumpah Pemuda 2024 Inspiratif dan Penuh Motivasi, untuk Tugas Sekolah
Artikel ini menyajikan 6 teks cerpen bertema sumpah pemuda 2024 inspiratif dan penuh motivasi, untuk tugas sekolah
TRIBUNSUMSEL.COM- Cerita Pendek (cerpen), biasa dijadikan tugas sekolah, terutama apabila bertepatan dengan hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda.
Bagi Anda yang membutuhkan, berikut contoh cerita pendek bertema Sumpah Pemuda 2024.
CONTOH CERPEN 1
Setiap tanggal 28 oktober selalu di peringati sebagai hari sumpah pemuda. Bahkan banyak dari sekolah yang memperingati dengan cara mengadakan lomba untuk turut serta memperingatinya. Di salah satu sekolah yang cukup terkenal di kota Bandar lampung sebentar lagi akan memperingati hari sumpah pemuda deengan cara mengadakan lomba. Bukan hanya saat diadakannya hari Sumpah Pemuda bahkan setiap peringatan hari penting juga selalu diadakan lomba. Saat berlangsungnya acara teersebut mereka dibina oleh para guru yang cukup berpengalaman dibidangnya seperti Pak Rinti dan Bu Sinta. Untuk memperingati perjuangan para pahlawan mereka selalu bersemangat untuk menunggu lomba yang akan mereka laksanakan. Dengan diadakannya acara seperti di atas semua itu bertujuan agar dapat merasakan perjuangan yang dialami oleh para pahlawan yang telah gugur.
CONTOH CERPEN 2
Sasmita adalah seorang anak perempuan yang cantik. Rambutnya bergelombang dan hitam sepinggang. Kulitnya berwama kuning langsat. Wah, cantik sekali ya!.
Namun masalahnya, ia selalu direndahkan dan diejek oleh teman-temannya, karena Sasmita lahir di keluarga yang sangat-sangat tidak mampu. Teman-temannya juga selalu mengejek mimpi besar, impian dan cita-cita Sasmita. Hampir setiap hari, Sasmita mendapat masalah dan cobaan.
Akan tetapi, Sasmita selalu berpegang erat pada pedoman hidup yang diberikan almarhumah ibunya. Yaitu "Hadapi semua cobaan dengan tenang. Karena cobaan akan selalu Allah SWT. berikan kepadamu. Kau perlu berpegang teguh pada kata TABAH. Bukan meminta kepada Allah supaya kita tak diberi cobaan. Ingat! Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya!" itulah salah satu nasehat ibunya yang Sasmita jadikan pedoman hidupnya.
Oh iya, sehari-hari, Sasmita berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjual Telur Goreng Rempah-rempah. Sebenarnya, Sasmita bercita-cita untuk menjadi seorang chef atau koki yang handal dan terkenal. Oleh sebab itu, Sasmita selalu berlatih memasak dengan penuh semangat, agar impiannya tercapai. Tak dipedulikannya cemooh yang dilontarkan dari mulut teman-temannya
Beberapa tahun kemudian, cita-cita Sasmita akhirnya terwujud. Banyak sekali perubahan dalam hidupnya. Dulu ia sendiri, kini ia ditemani sahabat-sahabatnya sesama koki. Intinya, kehidupannya berubah 180 derajat. la juga menjadi koki handal yang mendunia. Itulah hikmah dari ketabahan. Yang Sasmita rasa, sangat berpengaruh pada kehidupannya di masa datang.
CONTOH CERPEN 3
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Umar. Sejak kecil, Umar telah ditinggal kedua orang tuanya dan diasuh oleh neneknya yang renta. Kehidupan mereka sangatlah sederhana, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun mereka harus berjuang keras.
Umar memiliki tekad yang kuat untuk keluar dari kemiskinan, la ingin memberikan kehidupan yang lebih layak bagi neneknya. Setiap hari, Umar bekerja keras membantu neneknya di sawah. Tak lupa, ia juga selalu menyempatkan diri untuk sholat tepat waktu dan mengaji.
Suatu hari, saat Umar sedang bekerja di sawah, la melihat seorang kakek tua yang tergeletak lemah di pinggir jalan. Tanpa ragu, Umar segera menolong kakek tersebut dan membawanya pulang ke rumah.
Umar merawat kakek tua tersebut dengan penuh kasih sayang. la memberikan makanan dan minuman, serta mengobati luka-lukanya. Kakek tua tersebut sangat bersyukur atas kebaikan Umar. la pun menceritakan kisah hidupnya kepada Umar. Kakek tua tersebut adalah seorang pedagang yang sukses. Namun, dalam perjalanan dagangnya, ia dirampok dan kehilangan semua harta bendanya. la pun menjadi sakit dan terlantar.
Mendengar kisah kakek tua tersebut, Umar makin termotivasi untuk meraih kesuksesan. la yakin bahwa Allah Swt. akan selalu membantunya selama ia berusaha dengan sungguh-sungguh dan selalu berpegang teguh pada ajaran Islam. Sejak saat itu, Umar makin rajin bekerja dan belajar. la juga selalu berdoa kepada Allah Swt. agar dimudahkan dalam meraih cita-citanya.
Beberapa tahun kemudian, usaha keras Umar membuahkan hasil. la berhasil membuka toko kelontong kecil di desanya. Toko kelontongnya makin berkembang pesat dan menjadi salah satu toko terbesar di desa tersebut. Umar tidak pernah melupakan kebaikan kakek tua yang telah menolongnya. la selalu membantu kakek tua tersebut dan memberikan tempat tinggal yang layak baginya.

CONTOH CERPEN 4: Kehidupan Seorang Kakak yang Mengurus Adiknya Seorang Diri
Di sebuah desa, terdapat seorang anak yang berumur 15 tahun. Hidupnya sangat memprihatinkan. Ia ditinggal oleh kedua orang tuanya satu tahun yang lalu karena kecelakaan dan harus banting tulang untuk makan.
Lebih memprihatinkan lagi. Ternyata ia juga memiliki adik kecil yang masih berumur 3 tahun yang juga masih menjadi tangguh jawabnya karena masih belum bisa apa-apa.
Gadis itu selalu menampilkan senyuman di depan adiknya, karena ia tak ingin adiknya bersedih hati, cukup saat kepergian orang tuanya lah adiknya merasa sakit hati. Sekarang, ia harus menutupi pedih di hatinya demi adiknya yang ia cintai.
Esok adalah hari ulang tahun adiknya. Ia sangat senang, karena mungkin besok adiknya bahagia. Meskipun berumur 3tahun, adiknya itu sangat lucu dan pintar.
Karena sesuatu yang menuntut, ia harus berhenti sekolah dan bekerja menjadi pelayan di toko kecil. Gajinya tidak seberapa, hanya cukup untuk makan setiap hari.
Karena besok hari ulang tahun adiknya, ia berpamitan kepada majikannya untuk pulang lebih awal karena ada urusan.
Begitu bohongnya, karena ia tahu jika majikannya tahu alasan ia pulang yang sesungguhnya, ia tidak akan diizinkan.
Setelah mendapat izin dari majikannya, ia pulang dengan hati gembira.
“Holee.. Akak pulanggg” seru adik kecil itu yang menyambut ya dengan suara lucunya
“Hai! Kamu lagi ngapain coba?” tanya sang kakak
“Atu abis ain cama temen akak” (baca aku abis main sama temen kakak)
“Ouhh… Yaudah sana istirahat. Tiduran” suruh sang kakak sambil mengeluh rambut sang adik
“Mmm… Akak inget ngga? Becok acu ulang aun lho! Dulu, pas maci ada mamam cama papa acu celaluuu dibeliin esklim” ucap adik itu dengan nada sedih
Degh!
Seketika hati sang kakak ngilu mendengar si adik yang teringat akan mama dan papanya
“Hmm… Gimana kalo kakak yang mau beliin?” tanya sang kakak agar si adik tidak lagi sedih.
Padahal dirinya tidak memegang uang saat ini, tapi jika adiknya mau ia akan pinjam kepada majikannya asal adiknya bahagi
“Beneran akak? Iya acu mauuu” ucap si adik kembali bahagia dengan biar di matanya
Sang kakak pun bergegas ke rumah majikannya untuk meminjam uang.
Tak apa, asalkan adiknya bahagia ia akan selalu melalukab apapun.
Setelah mendapat uang dari majikannya ia kembali ke rumah. Esok ia berjanji akan membelikan es krim yang adiknya mau sebagai kado ulang tahun adik kesayangannya itu.
CONTOH CERPEN 5 : Sekolahku di Pedalaman
Pagi ini Pagi ini aku berangkat kesekolah dengan ceria, wala aku berangkat kesekolah dengan ceria, walaupun terl upun terlambat. Ak ambat. Aku tak bisa berbohong, kalau aku sangat senang bisa melihat Putri lagi… Sudah lima tahun aku belajar di sekolah “Budi Makmur” ini. Sekolahku berada di daerah pedalaman. Kondisi sekolahku sangat sederhana. Hanya ada tiga kelas. Dindingnya terbuat dari papan dan kulit kayu. Sementara atapnya terbuat dari daun sagu, atau sering disebut daun rumbia oleh suku pedalam. Meja dan tempat duduk kami terbuat dari papan yang dibuat memanjang.
Papan tulis hitam berukuran 1x2 meter menggantung di depan kelasku. Sekolahku hanya berlantaikan tanah. Kalau hujan turun, airnya akan masuk ke dalam kelasku hingga menjadi becek
Sekarang aku sudah kelas enam. Hanya ada empat orang murid di kelasku. Sedangkan guru yang mengajar di sekolahku hanya ada dua orang. Pak Nantan dan Pak Kurna, mengajar dari kelas satu sampai kelas enam. Dalam belajar, kami dan guru senang membaur. Seperti mengerjakan latihan misalnya, kami sering kami sering mengerjakan dan jakan dan memecahkannya bersama-sam hkannya bersama-sama, dan tidak malu-malu bertanya kalau tidak paham. Kami dan guru terlihat sangat akrab sekali!
Pulang sekolah hari ini aku dibonceng Pak Nantan naik sepeda ontel. Sedangkan Rizal, temanku, ikut dengan Pak Kurna. Kami sering dibonceng seperti ini karena rumah kami berdua paling jauh. Jarak rumah ke sekolahku empat kilo meter. Jam enam pagi aku sudah harus berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki melewati jalan setapak dan hutan belantara.
“Pak Nantan hari ini mancing ke sungai lagi? Boleh Ujang ikut?” tanyaku.
“Bapak hari ini memetik buah kelapa di kebun, Jang. Uang belanja sudah menipis. Besok kalau kelapa-kelapa itu sudah terjual, Bapak pasti akan ajak Ujang mancing di sungai!” janji Pak Nantan.
Aku sedih mendengarnya. Sudah lelah mengajar di sekolah, Pak Nantan harus memanjat kelapa lagi sesampainya di rumah. Kalau tidak, keluarganya tidak bisa makan. Karena dengan menjual buah-buah kelapa itulah Pak Nantan bisa mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Pak Nantan tak menerima gaji mengajar di sekolah, karena Pak Nantan hanya tamat SMP. Tapi niat baiknya ingin memajukan kampungku supaya bebas buta huruf dan pandai berhitung memang patut diacungi jempol.
Setahun yang lalu ada dua orang guru bantu yang dipindahtugaskan dari kota ke kampungku. Betapa gembiranya aku waktu itu. Aku berharap kehadiaran mereka bisa memberikan kemajuan bagi sekolahku. Namun harapanku itu kemudian pupus. Sebulan mengajar, mereka hanya empat kali datang ke sekolahku. Bulan berikutnya, mereka tak pernah datang-datang lagi ke sekolah. Ah, mungkin mereka tak terbiasa dengan keadaan kampungku yang terpelosok jauh berada di pedalaman. Suatu hari Pak Nantan pernah bertanya kepadaku tentang cita-citaku. “Apa cita-citamu, Jang?”
“Aku ingin jadi seperti Bapak!” jawabku mantap.
“Menjadi guru?” Pak Nantan ter-senyum. Aku mengangguk, “Aku ingin membuat kampung ini menjadi maju. Aku ingin semua orang bisa membaca dan berhitung. Kalau orang-orang di kampung ini sudah bisa membaca dan berhitung, pasti mereka bisa membangun kampung ini mejadi lebih maju!” Mata Pak Nantan tampak berkaca-kaca mendengar penuturanku.
“Pendidikan di kampung ini memang sangat menyedihkan. Tak ada guru-guru yang mau mengajar di kampung ini. Apalagi kebanyakan anak-anak seusiamu lebih memilih bekerja di ladang membatu orang tua mereka dari pada pergi ke sekolah.”
Air mataku menetes. Aku sedih sekali. Di rumah, seharusnya Abah dan Emak bisa membimbingku belajar dan mengerjakan PR. Tapi mana mungkin. Kedua orang tuaku tidak pandai membaca dan menulis. Malah suatu ketika Abah dan Abah dan Emak memintaku untuk mengajari mereka memb Emak memintaku untuk mengajari mereka membaca, menu aca, menulis dan lis dan berhitung. Wah… Bagaimana mungkin? Apa aku bisa? Ah, tapi akhirnya kucoba juga. Setiap hari setelah pulang sekolah, aku pun mengajari orang tuaku membaca, menulis dan berhitung. “Abah bangga padamu, Jang. Anak sekecil kamu sudah pandai mengajari Abah dan Emakmu membaca, menulis dan berhitung,” ujar Abah memujiku. “Emak juga bangga, Jang. Berkat kamu sekolah, Emak dan Abahmu jadi tak bodoh lagi. Emak dan Abahmu sekarang sudah bisa membaca walaupun masih mengeja,” kata Emak lalu mencium kepalaku.
“Terma kasih,” ucapku terharu. “Ini juga berkat Abah dan Emak yang mau menyekolahkanku hingga aku menjadi pintar dan bisa mengajari Abah dan Emak di rumah, hehe…”
Abah dan Emak memelukku, dan menciumi kedua pipiku dengan penuh rasa sayang dan cinta.
Ah, kelak, aku harus bisa membangun kampung ini menjadi lebih maju! Aku ingin semua orang di kampung ini bisa membaca, menulis dan berhitung Doakan aku, ya, teman-teman
CONTOH CERPEN 6 : Tanda Kecil dari Seorang Pahlawan
Pagi itu, di desa kecil yang terletak di pinggiran kota, seorang anak laki-laki bernama Rizky terbangun dengan semangat yang tinggi. Hari ini adalah tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan negara tercintanya, Indonesia. Meskipun masih muda, Rizky merasa antusias untuk ikut merayakan hari besar tersebut.
Desa mereka merayakan kemerdekaan dengan mengadakan perlombaan permainan tradisional. Rizky dan teman-teman sepermainannya bersemangat mengikuti perlombaan lari karung, makan kerupuk, dan balap karung. Namun, di tengah euforia meriah, Rizky melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
Seorang kakek tua dengan wajah bersahaja berdiri di pinggir lapangan. Dia tampak tersenyum melihat anak-anak riang berlarian dan bermain. Rambut putihnya yang mulai menipis tergerai oleh angin. Rizky penasaran, siapakah kakek itu?
Setelah perlombaan selesai, Rizky mendekati kakek tua itu dengan penuh rasa hormat. Kakek itu menyambutnya dengan hangat. Mereka pun mulai berbincang.
"Selamat pagi, Nak. Apa yang membuatmu datang sendirian?" tanya kakek itu dengan ramah.
"Saya melihat Anda tadi, Kakek. Anda sepertinya menikmati permainan kami," kata Rizky sambil tersenyum.
Kakek itu mengangguk, "Ya, Nak. Saya senang melihat anak-anak begitu ceria. Ini mengingatkan saya pada masa muda dulu, ketika kami memperjuangkan kemerdekaan."
Rizky terkejut. "Anda adalah pahlawan, Kakek?"
Kakek itu tersenyum lembut. "Haha, tidak sehebat pahlawan yang dikenal banyak orang, Nak. Tapi saya ikut berjuang untuk kemerdekaan tanah air ini. Setiap orang memiliki peran penting dalam sejarah."
Rizky merasa terinspirasi. "Apa pesan dari pengalaman Anda, Kakek?"
Kakek itu berpikir sejenak, lalu berkata, "Pesan saya adalah jangan pernah meremehkan peran kecil. Meskipun hanya tanda kecil, tapi jika semua orang melakukan bagian mereka, itu bisa menghasilkan perubahan besar. Setiap tindakan baik dan usaha untuk memajukan negeri adalah bentuk kepahlawanan."
Mendengar kata-kata bijak kakek itu, Rizky merasa semakin bersemangat. Dia menyadari bahwa menjadi pahlawan tidak selalu berarti melakukan hal-hal besar, tetapi bisa juga melalui tindakan-tindakan kecil yang membantu orang lain dan memajukan bangsanya.
Saat upacara bendera berlangsung, Rizky merasa bangga berdiri di tengah-tengah kerumunan. Dia melihat kakek tua itu mengangkat tangan kanannya, menunjukkan penghormatan kepada sang Merah Putih. Rizky tahu bahwa tangan kakek itu pernah mengibarkan bendera yang sama di medan perang dulu.
Dalam hati, Rizky bersumpah akan terus belajar dan berusaha, agar suatu hari nanti dia juga bisa menjadi pahlawan, seperti kakek tua yang menginspirasinya dengan tanda kecil namun bermakna.
Baca juga: Kumpulan Ide Pantun Sumpah Pemuda, Menarik dan Inspiratif Untuk Dibagikan Pada 28 Oktober 2024
Baca juga: 50 Contoh Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2024 Bahasa Inggris, Berisikan Harapan dan Semangat Juang
Baca juga: Kumpulan Yel-yel Sumpah Pemuda 2024 Penuh Motivasi dan Bangkitkan Semangat
Demikian 6 teks cerpen bertema sumpah pemuda 2024 inspiratif dan penuh motivasi, untuk tugas sekolah
Baca artikel dan berita Tribun Sumsel lainnya langsung dari google news
Kumpulan Ide Pantun Sumpah Pemuda, Menarik dan Inspiratif Untuk Dibagikan Pada 28 Oktober 2024 |
![]() |
---|
10 Ide Puisi Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024, Cocok Untuk Referensi Ucapan di Media Sosial |
![]() |
---|
50 Contoh Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2024 Bahasa Inggris, Berisikan Harapan dan Semangat Juang |
![]() |
---|
28 Kata Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2024, Singkat dan Penuh Makna Untuk Dibagikan Lewat Medsos |
![]() |
---|
Teks Doa Upacara Hari Sumpah Pemuda 2024 Singkat dari Kemenpora |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.