Seputar Islam

Arti Rabbana La Tuzigh Qulubana Badaiz Hadaitana Wahablana Min Landunka Rahmatan Innaka Antal Wahhab

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rah

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Rabbana La Tuzigh Qulubana Badaiz Hadaitana Wahablana Min Landunka Rahmatan Innaka Antal Wahhab 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Berikut ini adalah bacaan doa agar tidak mengulangi kemaksiatan.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz hadaitana wahablana min landunka rahmatan innaka anatal wahhab."

Artinya:
 "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia."

Doa tersebut yang bersumber dari Alquran tepatnya Surat Ali Imran ayat 8.

Dikutip dari tafsirweb.com, tafsir

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H menjelaskan tentang ayat tersebut.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, ” maksudnya, janganlah Engkau menyimpangkan hati kami dari kebenaran kepada kebatilan, “sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMu” yang dengannya akan baik kondisi kami,

“Karena sesungguhnya Engkau-lah maha Pemberi (karunia), ” yakni, karunia dan pemberian yang banyak. Ayat ini patut menjadi sebuah contoh metode yang harus ditempuh dalalm memahami ayat-ayat mutasyabih, yaitu bahwasanya Allah menyebutkan tentang orang-orang yang ilmunya mandalam dimana mereka berdoa kepadaNya agar Allah tidak menjadikan hati-hati mereka condong setelah Dia memberi petunjuk kepada mereka.

Dan Allah telah memberitakan pada ayat-ayat yang lain tentang sebab-sebab dari condongnya hati orang-orang yang menyimpang tersebut yaitu bahwa hal itu disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri seperti FirmanNya,
"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka" QS. -ash_shaf:5
dan FirmanNYa,"Sesudah itu merekapun pergi. Allah telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti." QS-At-Taubah:127
dan juga FirmanNya,  "Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." QS. Al-An’am:110.

Bagaimana agar tidak mengulangi maksiat?

Perbuatan maksiatnya tidak dibenarkan, artinya dibutuhkan pertaubatan dan tidak mengulanginya kembali.

Pada hakikatnya, fungsi sholat sendiri pun dapat menghindarkan manusia dari perbuatan keji dan munkar. 

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Ankabut penggalan ayat 45 berbunyi, “Inna as-shalata tanha anil-fahsya-i wal-munkari." Yang artinya,  “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar

 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved