Berita Viral

Buntut Santri Tewas Dilempar Kayu Berpaku oleh Guru Ngaji di Blitar, Polisi Terbitkan Laporan Tipe A

Polres Blitar Kota turun tangan menerbitkan laporan polisi model A atas insiden tewasnya santri salah satu pondok pesantren(Ponpes) di Pongrok Belitar

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Tribun Jatim/Samsul Hadi
Keluarga korban tunjukkan foto santri tewas usai dilempar kayu berpaku oleh guru ngaji. Polres Blitar Kota turun tangan menerbitkan laporan polisi model A atas insiden tewasnya santri salah satu pondok pesantren(Ponpes) di Pongrok Belitar 

"Tapi saya terima apa adanya. Karena (cucu saya) ditakdirkan begitu, saya terima apa adanya," ujar Suparti. 

Berdasarkan cerita teman-temannya di pondok, kata Suparti, cucunya waktu itu sudah hendak pergi mandi. 

Karena handuknya ketinggalan, korban kembali ke kamar untuk mengambil handuk. 

"Kata teman-temannya, ustaz itu mau melempar (kayu) anak lain, tapi cucu saya pas lewat, akhirnya kena cucu saya," katanya.

Kayu yang dilempar ustaz ada pakunya dan menancap di bagian belakang kepala korban. 
Begitu paku dicabut, korban langsung jatuh pingsan. 

Sang nenek baru mendapatkan kabar jika cucunya sudah dalam kondisi koma di rumah sakit.

Keluarga mendapat kabar dari pihak pondok sekitar pukul 07.00 WIB. 

"(Paku) dicabut, (korban) langsung pingsan, langsung jatuh. Sama ustaz dibawa ke rumah sakit. Saya jam 7 ditelepon katanya cucu saya di rumah sakit. Di sana (rumah sakit) cucu saya sudah koma," katanya.

Setelah dua hari koma, korban dinyatakan meninggal dunia.

"Lalu (korban) dirujuk (dari RSUD Srengat) ke RSUD di Pare Kabupaten Kediri. Di Pare juga masih koma dan akhirnya meninggal dunia. Setelah itu, dari Polres juga datang (ke rumah), saya juga diminta lapor, tapi sampai sekarang belum ke polisi," lanjutnya. 

Sementara itu, paman korban, qwal Rikky Susanto (29) menuturkan peristiwa yang dialami keponakannya terjadi pada Minggu (15/9/2024) sekitar pukul 06.00 WIB. 

Saat itu, pengurus pondok sudah membawa korban ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar

"Neneknya ditelepon pihak pondok. Waktu itu, neneknya masih siap-siap mau sambangan (ke pondok). Dikabari kalau korban masuk rumah sakit. Dikira sakit apa, karena korban punya riwayat sesak napas," ujarnya. 

"Neneknya langsung ke rumah sakit (Srengat). Saya masih kerja dan baru menyusul ke rumah sakit sekitar pukul 10.30 WIB," lanjutnya. 

Ketika sampai di RSUD Srengat, Iqwal melihat kondisi korban kritis dan dirawat di ruang IGD. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved