Berita Viral

Sosok Erly Marlina Nakes di Banjarbaru Curhat Anaknya Meninggal karena Kurang ASI, Kini Buat Program

Inilah sosok tenaga kesehatan (Nakes) di RSD Idaman Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang kehilangan putranya meninggal dunia karena kurang beri ASI..

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Banjarmasinpost.co.id/Dok
Sosok Erly Marlina Nakes di Banjarbaru Kehilangan Putra Tewas Kurang ASI 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal sosok tenaga kesehatan (Nakes) di Kalimantan Selatan yang curhat kehilangan putranya karena kurang beri Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

Sosok nakes tersebut bernama Erly Marlina.

Erly Marlina adalah nakes di RSD Idaman Banjarbaru.

Nama Erly curhat kehilangan sang buah hati usai meninggal karena ia sibuk kerja dan sedikit memberi ASI.

Namun wanita kelahiran Pantai Hambawang Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) ini belajar dari kesalahannya.

Erly melakukan terobosan baru di dunia kebidanan. 

Ia membuat satu program untuk para ibu hamil, yakni Lancar ASI, Relaksasi dan Badan Bugar (Sisigar). Program antara lain berisi edukasi, olahraga dan relaksasi.

Kisah Pilu Erly Marliana Nakes di Banjarbaru Kehilangan Putra Tewas Kurang Beri ASI, Sibuk Bekerja
Kisah Pilu Erly Marliana Nakes di Banjarbaru Kehilangan Putra Tewas Kurang Beri ASI, Sibuk Bekerja (Banjarmasinpost.co.id/Dok)

Oleh karena program itu pula, Erly dianugerahi sebagai Tenaga Kesehatan Teladan Terbaik I Kategori Kebidanan Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.

Program yang dijalankan Kepala Instalasi Rawat Jalan RSD Idaman Banjarbaru ini dinilai turut membantu pemerintah dalam menurunkan angka anak stunting atau kekurangan gizi.

“Bersyukur rasanya bisa mendapatkan apresiasi dari pemerintah, melalui program yang saya kerjakan,” ujarnya, Minggu (1/9/2024) dilansir dari Tribun Banjarbaru.

Namun untuk mencapai keberhasilan itu, banyak tantangan yang Erly hadapi, khususnya mengenai kesadaran ibu hamil untuk bisa memberikan ASI hingga bayi berusia enam bulan.

Saat ini tidak sedikit ibu hamil yang melewatkan program Sisigar karena terbentur kesibukan bekerja.

Padahal ASI, menurutnya, merupakan antibodi yang sangat baik untuk anak, dan sudah mendapatkan pengakuan secara ilmiah.

“Ini juga merupakan satu upaya yang saya lakukan untuk membantu menurunkan angka stunting,” jelasnya.

Meski menghadapi tantangan, Erly tidak patah semangat untuk bisa mengubah pola pikir ibu hamil tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif.

“Program ini sudah hampir satu tahun berjalan, dan senang rasanya melihat ibu hamil antusias mengikuti program ini, meski belum banyak yang ikut,” ungkapnya.

Sementara itu, sebelumnya diketahui jika anak kedua Erly yang baru berusia enam bulan kekurangan antibodi karena tak banyak mendapatkan ASI dari sang ibu yang sibuk bekerja.

Erly rupanya sibuk bekerja sebagai petugas kesehatan jemaah haji beberapa waktu terakhir.

“ASI saya sempat macet karena mengikuti pelatihan di Balikpapan selama tiga pekan dan satu bulan setelahnya saya menjadi petugas kesehatan jemaah haji Embarkasi Banjarmasin,” katanya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved