Berita Internasional

Sosok Alice Guo Mantan Wali Kota Bamban Filipina Ditangkap di Tangerang setelah Buron Sejak Juli

Inilah sosok Alice Guo atau Guo Hua Ping mantan Wali Kota Bamban, Provinsi Tarlac, Filipina, yang ditangkap di Kota Tangerang, Indonesia.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
cebudailynews.inquirer.net
Alice Guo atau Guo Hua Ping mantan Wali Kota Bamban, Provinsi Tarlac, Filipina, yang ditangkap di Kota Tangerang, Indonesia. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal sosok Alice Guo atau Guo Hua Ping mantan Wali Kota Bamban, Provinsi Tarlac, Filipina, yang ditangkap di Kota Tangerang, Indonesia.

Alice Guo, ditangkap di Tangerang, Banten, Indonesia pada Selasa (3/9/2024) pukul 23.58 WIB.
 
Sebelumnya, Alice Guo sudah berminggu-minggu diburon pemerintahannya.

Menurut Badan anti-kejahatan Filipina, ia telah melarikan diri dari Filipina pada Juli, melakukan perjalanan ke Malaysia dan Singapura, kemudian ke Indonesia pada Agustus dengan menggunakan paspor Filipina

Alice Guo adalah satu dari empat buron asal Filipina, yakni Sheila Guo, Cassandra Ong, Alice Guo, dan Wesley Guo. 

Baca juga: Viral Curhat Guru di Kalsel Diusir usai Tegur Oknum Kepala Dinas Merokok saat Rapat di Ruang AC

ALICE GUO DITANGKAP - Soson mantan Walikota Bamban, Provinsi Tarlac
ALICE GUO DITANGKAP - Soson mantan Walikota Bamban, Provinsi Tarlac, Filipina yang ditangkap di Tangerang, Indonesia.

Seperti apa sosok Alice Guo

Alice Guo, yang juga dikenal sebagai Guo Hua Ping, baru menjalani masa jabatan pertamanya sebagai pejabat terpilih.

Guo adalah seorang pengusaha dan politikus di Filipina yang berasal dari barangay Matatalaib.
 
Wanita berusia 35 tahun ini menjabat sebagai wali kota Bamban dari 30 Juni 2022 hingga 13 Agustus 2024.

Dia diketahui memiliki setengah dari tanah tempat POGO berdiri, tepat di belakang kantornya. 

Dia mengklaim telah menjual properti itu sebelum mencalonkan diri sebagai wali kota dua tahun lalu.

Guo juga diketahui memiliki sebuah helikopter dan sebuah Ford Expedition yang terdaftar atas namanya, namun seperti tanahnya, menurutnya, keduanya telah lama dijual.

Namun,  ia diberhentikan dari jabatan setelah enam bulan sebagai wali kota oleh Ombudsman usai Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (DILG) mengajukan tuntutan korupsi. 

Dikutip dari BBC Indonesia, Komisi Pemilihan Umum Filipina menyebut dia mendaftar sebagai pemilih di Bamban pada 2021, atau satu tahun sebelum mencalonkan diri dan menang sebagai wali kota.

Sebagai wali kota, Alice Guo selalu terlihat sigap dan cekatan. 

Baca juga: Maju Pilkada Palembang 2024 Fitrianti Agustinda-Nandriani Prioritaskan Program Jenguk Wong Bunting

Perempuan berkacamata, berambut hitam panjang, dan suka mengenakan pakaian berwarna pink di depan umum ini berbicara bahasa Tagalog tanpa logat asing.

Alice Guo  tumbuh di pertanian keluarga bersama ayahnya yang berkebangsaan China dan ibunya yang berkebangsaan Filipina.

Namun, para senator Filipina menuduhnya sebagai agen atau mata-mata China karena jawaban-jawabannya tidak jelas saat menanggapi pertanyaan tentang asal usulnya.

Pemerintah Filipina menduga, Alice Guo mantan Walikota Bamban ini terlibat dalam dugaan  perdagangan manusia dan penipuan di balik kedok kasino online di Kota Bamban, Provinsi Tarlac, Filipina.

Sosok  Alice Guo yang menolak tuduhan tersebut, telah menjadi pusat perhatian internasional setelah namanya dikaitkan dengan jaringan kejahatan yang melibatkan sindikat internasional.

Jejak Kasus Alice Guo

Kasus Alice Guo mulai mencuat pada Maret 2024, ketika pihak berwenang Filipina mengungkap sebuah pusat penipuan besar di kota kecil Bamban.

Penyelidikan Senat Filipina segera dimulai setelah penggrebekan kasino di Kota Bamban pada Maret.

Mereka mengungkap apa yang dikatakan oleh para penegak hukum sebagai penipuan yang dilakukan dari fasilitas yang dibangun di atas tanah yang sebagian dimiliki oleh Walikota Alice Guo.

Kejahatan ini dipimpin oleh Alice Guo, seorang politikus relatif baru yang secara mengejutkan terpilih sebagai wali kota. 

Pusat penipuan ini beroperasi dengan menyamarkan dirinya sebagai Philippine Online Gaming Operations (Pogo), sebuah bisnis kasino online yang melayani pasar China daratan, di mana perjudian dilarang.

Penemuan ini menimbulkan kecurigaan bahwa Pogo hanya digunakan sebagai kedok untuk aktivitas kriminal terorganisir, termasuk perdagangan manusia. 

Ketika penyidikan semakin mendalam, nama Alice Guo muncul sebagai pelindung dari operasi ini, meski ia terus membantah keterlibatan tersebut.

Lembaga-lembaga penegak hukum Filipina, termasuk Anti-Money Laundering Council (AMLC), bulan lalu secara bersama-sama mengajukan beberapa tuduhan pencucian uang terhadap Alice Guo dan 35 orang lainnya ke Departemen Kehakiman Filipina.

AMLC menuduh Alice Guo dan rekan-rekannya melakukan pencucian uang senilai lebih dari 100 juta peso (sekitar Rp 27,5 miliar) dari hasil tindak kriminal.

Alice Guo sendiri menjadi mantan wali kota Bamban di Provinsi Tarlac karena dicopot.

Situasi menjadi semakin rumit setelah sidik jari Guo cocok dengan seorang warga negara China bernama Guo Hua Ping, yang memicu spekulasi bahwa Guo mungkin adalah agen China yang beroperasi di bawah identitas ganda. 

Tuduhan ini diperkuat oleh fakta bahwa Alice Guo, yang mengaku lahir dan besar di Bamban dari ayah berdarah Tionghoa dan ibu Filipina, tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan saat diselidiki oleh Senat Filipina.

Pada Juli, Guo menghilang dari pandangan publik setelah menolak menghadiri sidang lanjutan Senat.

Baca juga: VIDEO Gaya Hedon Mahasiswi di Semarang Diduga Pakai Donasi UKT, Beli iPhone hingga Staycation

Tak lama kemudian, sebuah badan anti-korupsi Filipina mencopotnya dari jabatannya sebagai wali kota. 

Guo selanjutnya dipanggil untuk bersaksi di depan sidang Senat pada awal Mei 2024, tetapi dia membantah tudingan menyambi mata-mata China.

Dia mengaku dirinya anak di luar nikah antara pria asal China dan asisten rumah tangga asal Filipina, sehingga menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di peternakan babi. 

Guo pun menjelaskan bahwa ibunya kabur saat ia masih bayi dan dia dibesarkan ayahnya di peternakan babi di Tarlac, provinsi di sebelah selatan ibu kota Manila.

Akan tetapi, dalam catatan bisnis, ayahnya diidentifikasi sebagai warga negara China.

Ia lalu meminta maaf kepada para senator karena tidak bisa menjelaskan latar belakang keluarganya saat sidang. I

Ia mengeklaim pikirannya tiba-tiba kosong.

Guo mengaku malu karena statusnya sebagai anak di luar nikah sehingga lebih sering tinggal diam di peternakan babi milik keluarganya.
 
Di tengah kemarahan publik yang semakin meningkat, Presiden Ferdinand Marcos Jr. memerintahkan pembatalan paspor Alice Guo dan mengeluarkan perintah penangkapan internasional.

Menurut informasi dari pihak berwenang, Alice Guo berhasil lolos dari pengawasan perbatasan dan melintasi beberapa negara, termasuk Malaysia dan Singapura, sebelum akhirnya ditangkap di Indonesia. 

Sumber dari pemerintahan Filipina mengatakan, ada dugaan bahwa Alice Guo sedang menuju ke Segitiga Emas, sebuah kawasan perbatasan di Asia Tenggara yang dikenal sebagai tempat persembunyian bagi kelompok kriminal terorganisir.

Penangkapan di Indonesia

Penangkapan Alice Guo di Tangerang berlangsung dramatis. 

Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Polisi Krishna Murti mengonfirmasi ikhwal penangkapan buronan asal Filipina, Alice Guo atau Guo Hua Ping.

“Benar, penangkapan tersebut hasil dari proses kerja sama dengan PMJ (Polda Metro Jaya) dan Polresta Bandung,” ujar Krishna kepada wartawan, dilansir dari Kompas.com, Rabu (4/9/2024).

Namun demikian, Krishna belum bicara lebih lanjut mengenai penangkapan Alice Guo.

Ia hanya menegaskan bahwa pengejaran terhadap Alice Guo adalah bentuk kerja sama antara Indonesia dan Filipina.

“Upaya dalam membantu pengejaran buron ini adalah bagian dari kerja sama dengan Pemerintah Filipina. Untuk detail penangkapan di mana, nanti akan disampaikan tersendiri,” kata Krishna. 

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kehakiman Filipina mengumumkan, seorang buronan mantan wali kota yang dituduh memiliki hubungan dengan sindikat kriminal China, Alice Guo, telah ditangkap di Tangerang, Indonesia.

Menteri Kehakiman Filipina, Jesus Crispin Remulla, menyambut baik perkembangan tersebut.

Dia mengatakan, penangkapan Guo merupakan bukti dari upaya tak kenal lelah dari lembaga penegak hukum dan kekuatan kerja sama internasional dalam membawa buronan ke pengadilan.

“Kami akan memastikan bahwa semua proses hukum diikuti untuk meminta pertanggungjawabannya atas kejahatan yang dilakukan. DOJ berkomitmen untuk mengejar keadilan dan akan terus berkoordinasi erat dengan pihak berwenang Indonesia untuk memfasilitasi prosedur hukum yang diperlukan,” katanya.

Guo diduga terlibat dalam judi ilegal Philippine Offshore Gaming Operators (POGO) di negara tersebut. Status kewarganegaraannya pun dipertanyakan.

Guo meninggalkan Filipina pada 18 Juli lalu. Perempuan itu dilaporkan tiba di Singapura pada 21 Juli, dan melakukan perjalanan ke Indonesia pada 18 Agustus.

Adik perempuan Guo, Shiela, dan rekan bisnisnya, Cassandra Li Ong, sebelumnya ditangkap di Batam, Kepulauan Riau, dan telah dipulangkan ke Filipina, pada 22 Agustus lalu.
 
(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved