Bocah Dibunuh Ibu Tiri

Tiwi Ibu Kandung Ungkap Kesaksian Guru Nizam Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri, Ngadu Anak Memar

Pengakuan Tiwi, ibu kandung Nizam, bocah 6 tahun tewas dianiaya ibu tiri, sempat dapat aduan dari guru bahwa putranya datang ke sekolah tubuh memar..

TRIBUNPONTIANAK/FERRYANTO
Tiwi, ibu kandung Nizam mengungkap Kesaksian Guru putranya, Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri. Dikabari kondisi putra sering memar datang ke sekolah. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
 

TRIBUNSUMSEL.COM - Tiwi, ibu kandung Nizam mengungkap fakta soal bocah 6 tahun yang tewas dianiaya ibu tiri dan jasad dibuang dalam karung.

Sebelumnya Tiwi sempat mendapat kabar jika guru Nizam sempat mengadu jika putranya  terlihat datang ke sekolah dengan kondisi memar di bagian tubuhnya.

"Kalau selama ini dia tidak pernah mengadu, tapi dari keterangan gurunya, dia sering kedapatan luka lebam. Tapi selama saya video call itu gak pernah dia mengadu begitu," tuturnya.  

Baca juga: Nizam Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri 2 Tahun Tinggal Bareng Tak Pernah Ngadu ke Ibu Kandung

Tiwi, ibu kandung bocah 6 tahun, Ahmad Nizam Alfahri (6) di Pontianak syok anaknya ditemukan meninggal dengan kondisi memprihatinkan
Tiwi, ibu kandung bocah 6 tahun, Ahmad Nizam Alfahri (6) di Pontianak syok anaknya ditemukan meninggal dengan kondisi memprihatinkan (TRIBUNPONTIANAK/FERRYANTO)

Namun kepada dirinya, sang putra tidak  pernah mengadu hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya.

Tiwi jarang berkomunikasi dengan Nizam lantaran harus  menghubungi Ibu Tirinya terlebih dahulu untuk membuat janji. 

"Karena tidak bisa juga setiap waktu videocall Nizam, jadi biasanya saya buat janji dulu dengan Ibu Tirinya. Misalnya saya mau videocall Nizam nanti malam jadi dari kemarin saya sudah bilang ke Ibu Tirinya itu," jelasnya.  

Tiwi menerangkan komunikasi dengan Ibu Tiri Nizam juga baik-baik saja. Terakhir Tiwi berkomunikasi dengan anaknya, ia mengatakan sekitar minggu-minggu kemarin dan terakhir sang anak minta dibelikan meja belajar.

"Terakhir kali komunikasi, mungkin minggu kemarin. Terakhir kali Nizam minta beliin meja belajar," ungkap Tiwi.

Tiwi yang mengetahui itu hal itu merasa terpukul lantaran IF tega membunuh putranya yang baru berusia 6 tahun.

Ia tak habis pikir dengan tingkah pelaku hingga tega dan kejam menewaskan putranya tersebut.

Tiwi bercerita dia sudah menemui IF di kantor polisi.

"Saya sudah bertemu tersangka di Polda," kata Tiwi dilansir dari Tribun Jabar.

"Kenapa bisa dia melakukan ini ke anak saya. Anak saya sesalah apa sih," kata Tiwi.

Saat itulah IF mengungkap alasannya tega membunuh anak kandung Tiwi, NAA.

Kepada Tiwi, IF mengaku memendam rasa cemburu karena suaminya, Ichn lebih sayang kepada korban.

"Dia (tersangka) cemburu, kalau kasih sayang ayah Nizam itu lebih besar ke Ahmad Nizam dibandingkan dengan anaknya," kata Tiwi.

Baca juga: Keseharian AN Bocah 6 Tahun Dibunuh Ibu Tiri Jasad Dibuang dalam Karung, Dikenal Pintar dan Penurut

Baca juga: Ratapan Pilu Tiwi Ibu Bocah 6 Tahun Dibunuh Ibu Tiri, Tak Menyangka Putra Tewas: Anak Saya Salah Apa

"Ada dendam terpendam yang dia lampiaskan ke anak saya," tambahnya.

Wali Kelas 1 SDN 12 Pontianak Selatan, Nur Asniah , mengatakan tepat di hari Senin 19 Agustus Ahmad Nizam sempat izin ke toilet mengeluhkan sakit perut disaat pembelajaran berlangsung. 

Sehingga keesokan harinya di Selasa  20 Agustus 2024 Ibu Tiri korban menghubungi Wali Kelas, untuk meminta izin bahwa korban tidak masuk sekolah. 

"Kami pikir, karena di hari Senin itu, Ahmad Nizam ke toilet sakit perut jadi mungkin besoknya masih sakit perut," ucap Nur. 

Nur mengatakan Ahmad Nizam izin sekolah selama dua hari.

Kemudian di hari Kamis 22 Agustus 2024 berdasarkan kesaksian dari Guru Agama yang melihat postingan di media sosial Facebook yang beredar kabar hilangnya Ahmad Nizam, sehingga Wali Kelas segera mengkonfirmasi hal tersebut ke Ibu Tiri Korban dan lalu sekitar pukul 07.30 WIB segera mendatangi rumah korban pada Kamis pagi itu.

"Awalnya saya telepon Ibu sambung Ahmad Nizam dulu untuk konfirmasi kabar hilangnya Ahmad Nizam. Kemudian saya dan Guru Agama minta izin ke Kepala Sekolah untuk ke rumah Ibu Tiri Korban di Kamis pagi," jelasnya.

Menurut Nur, disaat pihak sekolah mendatangi rumah korban. Ibu Tiri Ahmad Nizam memberikan kesaksian yang sama seperti yang beredar di media sosial yakni ada dua orang pria mengaku sebagai pacar Ibu Kandung Ahmad Nizam untuk menjemput AN untuk dibawa ke Jakarta.

"Ibu Tiri Ahmad Nizam cerita ke saya seperti itu. Saya tidak curiga apapun ketika Ibu Tirinya cerita begitu ke saya. Bahkan dihari kejadian, saya masih berkomuniasi dengannya untuk menanyakan Ahmad Nizam," ungkapnya.

Nizam Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri 2 Tahun Tinggal Bareng, Tak Pernah Ngadu ke Ibu Kandung
Nizam Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri 2 Tahun Tinggal Bareng, Tak Pernah Ngadu ke Ibu Kandung (instagram/redaksipontianak)

Mendengar kesaksian dari Ibu Tiri korban,  Nur mengaku tidak melihat adanya kejanggalan yang terjadi di rumah tersebut. 

Disisi lain, Kepala Sekolah SDN 12 Pontianak Selatan, Eni Setyawati mengungkap kepribadian sehari hari dari Ahmad Nizam alias AN (6) bocah yang dibunuh ibu tiri di Pontianak.

Disebutkan jika sosok Ahmad Nizam dikenal sebagai anak yang baik, pintar dan penurut.

"Yang kami kenal, Ahmad Nizam ini anaknya baik-baik saja, pintar anaknya nurut," ucapnya kepada Tribun Pontianak pada Jumat siang 23 Agustus 2024 di ruang Kepala Sekolah.

Eni juga menyampaikan kepada seluruh orang tua murid lainnya bahwa kejadian tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah.

"Serta kami juga mengkonfirmasi ke semua orangtua murid yang hadir bahwa kejahatan itu bukan hanya dibidang internal, dan kami sudah jaga agar tidak terjadi di lingkungan sekolah. Namun takdir berkata lain, kejahatan terjadi di lingkungan external sekolah bahkan kejahatan itu berasal dari orang terdekat," ungkapnya.

"Kami juga mengkonfirmasi anak ini selama di sekolah aman," pungkasnya.


Kronologi Pembunuhan

Peristiwa pilu itu berawal saat pelaku, IF memarahi korban AN (6) yang baru pulang sekolah pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2024 pukul 11.00 WIB.

IF kemudian mengunci korban diluar rumah dalam keadaan hujan deras semalaman dan tidak diberi makan.

Ia membiarkan AN diluar rumah mereka di di Kecamatan Pontianak Selatan, Kalimantan Barat sampai semalaman.

Lalu pada keesokan harinya pada Selasa 20 Agustus 2024 pukul 11.00 WIB, IF melihat korban di halaman belakang rumah dalam keadaan lemas.

IF akhirnya membawa masuk korban ke dalam rumah dan menyuruh korban untuk mandi.

"Saat melihat korban berjalan dalam keadaan lemas dan sempoyongan, pelaku tidak sabar dan mendorong korban di depan kamar mandi, hingga korban terjatuh dan kepala korban terbentur ubin lantai kamar mandi," ungkap Kabid Humas Polda Kalbar Kombespol Raden Petit Wijaya dilansir dari Tribun Pontianak.

Korban kemudian dimandikan oleh pelaku dan setelah mandi korban disuruh duduk di ruang depan TV.

Namun karena merasa lemas, korban mencoba untuk berbaring di tempat tersebut.

Meski kondisi korban lemas, pelaku justru tetap tidak memberinya makan dan hanya memberi minum kepada korban sambil memarahi korban.

Berlanjut hingga sore hari setelah waktu sholat Ashar, korban dikatakan IF semakin lemas.

Lalu IF meninggalkan korban di ruang TV untuk menyusui dan menidurkan anak kandungnya yang masih bayi.

Setelah menidurkan anak kedua, pelaku keluar kamar dan melihat korban sudah susah bernafas.

Lalu IF mencoba memberikan bantuan pernafasan yaitu dengan cara meniup mulut dan menekan dada korban.

Baca juga: Kronologi Bocah 6 Tahun di Pontianak Dibunuh Ibu Tiri Jasad Dimasukkan Karung, Tak Diberi Makan

Usai iberi nafas buatan, pelaku mengatakan bahwa korban kembali bernafas dengan teratur.

Namun selang beberapa menit kemudian, pelaku melihat korban kembali susah bernafas dengan ditandai oleh pernafasan yang tersengal-sengal.

Selanjutnya ketika pelaku mendekati korban dan hendak membantunya untuk memberikan bantuan pernafasan kembali, pelaku mendapati korban sudah tidak bernafas lagi.

Sesaat kemudian pelaku melakukan pengecekan pada jantung korban dan benar bahwa detak jantung korban telah berhenti.

Setelah memastikan detak jantung korban berhenti dan korban juga tidak bergerak sama sekali, IF mengalami kepanikan dengan berjalan keluar masuk area ruang TV dan halaman belakang rumah.

"Saat IF menyeret korban ke halaman belakang rumah dekat kompor dan mencari plastik sampah. Lalu setelah mendapatkan palstik dan karung, IF langsung membungkus tubuh korban dengan beberapa plastik dan kemudian memasukkan tubuh korban ke dalam karung yang sudah dipersiapkan, serta menyeret dan mendorong tubuh korban ke dalam celah antara dinding rumah pelaku dan tetangga sebelah/dinding rumah orang lain," ungkap Petit.

 

Buat Skenario

IF (24) rupanya membuat skenario palsu setelah membunuh anak tirinya, Ahmad Nizam Alfahri (6).

Saat itu IF sempat menyimpan jasad AN dalam karung untuk menutupi perbuatannya.

IF yang merasa panik kemudian mengarang cerita bahwa anak tirinya itu dijemput dua orang tidak dikenal suruhan ibu kandungnya.

Bahkan IF sempat ikut datang ke Polda Kalbar bersama suaminya untuk melaporkan bahwa korban Ahmad Nizam Alfahri hilang.

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombespol Raden Petit Wijaya mengungkapkan, pada Rabu 21 Agustus 2024, ayah korban bernama Ichan pulang bekerja dari Kabupaten Sintang.

Saat itu Ichan tidak menemukan putranya, karena biasanya sang putralah yang selalu membukakan pintu.

Ketika menanyai, IF mengaku bahwa Nizam sudah diberikan kepada dua orang laki-laki yang mengaku disuruh oleh ibu kandung Nizam untuk menjemput korban.

Namun, setelah Ichan mengonfirmasi kepada mantan istri, ternyata sang mantan istri mengatakan tidak pernah memerintahkan hal itu.

Saat itu Ichan dan mantan istrinya sempat percaya, dan menganggap bahwa korban telah diculik oleh orang.

Selanjutnya masih pada hari yang sama saat malam hari, Ichan dan IF mendatangi Mapolda Kalbar untuk membuat laporan polisi tentang penculikan.

"Pada malam hari itu juga, personel piket mendatangi rumah pelapor dan melakukan beberapa pemeriksaan di dalam rumah serta mengecek keberadaan CCTV baik di rumah pelapor dan tetangga pelapor, namun petugas tidak mendapati hasil rekaman CCTV tersebut," ungkap Petit dilansir dari Tribun Pontianak

Inilah sosok Ifturrahmah(24), tersangka pembunuhan Ahmad Nizam Alfahri(6) anak tirinya sendiri di Pontianak, Kalimantan Barat, pelaku mendorong korban hingga kepala terbentur ke ubin lantai
Inilah sosok Ifturrahmah(24), tersangka pembunuhan Ahmad Nizam Alfahri(6) anak tirinya sendiri di Pontianak, Kalimantan Barat, pelaku mendorong korban hingga kepala terbentur ke ubin lantai (facebook/Betty Herbet)

Selanjutnya pada Kamis 22 Agustus 2024 setelah sholat subuh, Ichan ditelepon oleh mertuanya yang ada di Sumatera dan menyampaikan bahwa anak pelapor telah meninggal dan posisi korban masih berada di sekitaran rumah.

Mertua pelapor mengatakan bahwa yang mendapatkan informasi langsung dari pelaku yang merupakan anak mereka sendiri. 

Setelah mencari di dalam dan luar rumah, mereka tak kunjung menemukan anaknya (Nizam, Red).

Kemudian pada sore hari, Ichan pergi ke halaman belakang rumah dan mendapati bau tidak sedap di sekitaran dirinya.

Pelapor mencari tahu asal-muasal bau tersebut dan didapati dari celah sempit dinding di belakang rumahnya. 

Setelah dilakukan pencarian terhadap penyebab dari bau itu, akhirnya Ichan melihat sebuah benda yang berat dan terbungkus plastik.

Setelah dibuka akhirnya terlihat sepasang kaki kecil yang terbungkus plastik warna hitam dan hijau. 

Saat pelapor menarik kaki kecil tersebut dan benar adanya bahwa kaki itu adalah kaki anak kandungnya yang dinyatakan hilang diculik pada Rabu 21 Agustus 2024. 

"Setelah menarik dan mendapati seluruh tubuh anaknya, sang ayah menanyakan kepada istrinya kenapa anak kandungnya ditemukan dalam plastik dan karung serta dalam keadaan mati. Saat itu IF tetap mengatakan tidak tahu. Selanjutnya sang ayah membawa pelaku ke ruang piket Ditreskrimum Mapolda Kalbar untuk meminta bantuan petugas guna menginterogasi IF," papar Petit.

Setelah dilakukan interogasi oleh petugas, akhirnya IF mengakui bahwa dialah yang melakukan perbuatan yang menyebabkan korban meninggal.

Tidak hanya itu IF juga lah yang membungkus mayat korban menggunakan plastik dan karung hingga menyembunyikan mayat korban di celah dinding samping bagian dalam rumahnya.


Ibu Kandung Syok

Diketahui jika Tiwi baru mengetahui kabar duka sang putra tewas langsung dari mantan suaminya, atau ayah dari almarhum Ahmad Nizam Alfahri sendiri.

Kabar meninggalnya sang putra langsung membuatnya sangat syok.

Sebab sebelumnya ia hanya mendapat kabar bahwa putranya itu dalam pencarian karena dilaporkan hilang dibawa orang tidak dikenal.

"Itukan informasi awal hanya masih hilang. Katanya ada yang jemput dari pihak saya, tetapikan tidak. Hingga akhirnya bapaknya Nizam menyampaikan bahwa Nizam meninggal," tuturnya. 

Mengetahui bahwa putranya telah tiada, iapun langsung memesan tiket pesawat ke Pontianak.

"Saya dapat informasinya ditelefon langsung sama papa Nizam dan menyampaikan bahwa Nizam sudan meninggal," kata Tiwi ditemui di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak, Jumat (23/8/2024). Dikutip dari TribunPontianak.co.id

Kini, atas kematian sang putra, Tiwi berharap penegak hukum dapat memberi hukuman yang setimpal kepada pelaku.

"Saya ingin Nizam mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya dan saya juga mohon kepada media serta semuanya untuk bisa mengkawal kasus ini. Supaya diproses lebih baik dan terang menderang dan setransparan mungkin," pungkasnya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com 

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved