Bocah Dibunuh Ibu Tiri

Awal Mula Ichan Ayah Nizam Bocah 6 Tahun Tahu Anak Dibunuh Ibu Tiri, Istri Mengaku Lakukan Hal Keji

Terungkap awal mula Ichan, ayah Nizam (6) tau putra tewasi dianiaya ibu tiri dan jasad dibuang dalam karung di Pontianak, dikabari ibu mertua..

instagram/redaksipontianak
Awal Mula Ichan Ayah Nizam Bocah 6 Tahun Tau Putra Dibunuh Ibu Tiri, Dikabari Mertua Pengakuan Istri 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap awal mula Ichan, ayah Ahmad Nizam Alfahri, bocah 6 tahun tau putranya tewas usai dianiaya ibu tiri dan jasad dibuang dalam karung di Pontianak.

Saat itu Ichan rupanya dikabari oleh mertunya terkait kondisi anaknya yang sudah tewas.

Mertua Ichan yang ada di Sumatera menelpon sehabis sholat subuh pada Kamis, 22 Agustus 2024 lalu.

Baca juga: Sosok Ichan Ayah Nizam Bocah 6 Tahun Tewas Dibunuh Ibu Tiri di Pontianak, Pindah-pindah Dinas Kerja

Saat itu Ichan dikabari bahwa putranya telah meninggal dan posisi korban masih berada di sekitaran rumah.

Hal tersebut diungkap mertua Ichan usai mendapatkan informasi langsung dari pelaku yang merupakan anak mereka sendiri. 

Setelah mencari di dalam dan luar rumah, mereka tak kunjung menemukan anaknya (Nizam, Red).

Nizam Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri 2 Tahun Tinggal Bareng, Tak Pernah Ngadu ke Ibu Kandung
Nizam Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri 2 Tahun Tinggal Bareng, Tak Pernah Ngadu ke Ibu Kandung (instagram/redaksipontianak)

Kemudian pada sore hari, Ichan pergi ke halaman belakang rumah dan mendapati bau tidak sedap di sekitaran dirinya.

Pelapor mencari tahu asal-muasal bau tersebut dan didapati dari celah sempit dinding di belakang rumahnya. 

Setelah dilakukan pencarian terhadap penyebab dari bau itu, akhirnya Ichan melihat sebuah benda yang berat dan terbungkus plastik.

Setelah dibuka akhirnya terlihat sepasang kaki kecil yang terbungkus plastik warna hitam dan hijau. 

Saat pelapor menarik kaki kecil tersebut dan benar adanya bahwa kaki itu adalah kaki anak kandungnya yang dinyatakan hilang diculik pada Rabu 21 Agustus 2024. 

"Setelah menarik dan mendapati seluruh tubuh anaknya, sang ayah menanyakan kepada istrinya kenapa anak kandungnya ditemukan dalam plastik dan karung serta dalam keadaan mati. Saat itu IF tetap mengatakan tidak tahu. Selanjutnya sang ayah membawa pelaku ke ruang piket Ditreskrimum Mapolda Kalbar untuk meminta bantuan petugas guna menginterogasi IF," papar Petit.

Setelah dilakukan interogasi oleh petugas, akhirnya IF mengakui bahwa dialah yang melakukan perbuatan yang menyebabkan korban meninggal.

Tidak hanya itu IF juga lah yang membungkus mayat korban menggunakan plastik dan karung hingga menyembunyikan mayat korban di celah dinding samping bagian dalam rumahnya.

Hal tersebut membuat Ichan sangat syok.

Apalagi sebelumnya, istrinya, IF sempat mengarang cerita bahwa anak tirinya itu dijemput dua orang tidak dikenal suruhan ibu kandungnya.

Bahkan IF sempat ikut datang ke Polda Kalbar bersama suaminya untuk melaporkan bahwa korban Ahmad Nizam Alfahri hilang.

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombespol Raden Petit Wijaya mengungkapkan, pada Rabu 21 Agustus 2024, ayah korban bernama Ichan pulang bekerja dari Kabupaten Sintang.

Saat itu Ichan tidak menemukan putranya, karena biasanya sang putralah yang selalu membukakan pintu.

Ketika menanyai, IF mengaku bahwa Nizam sudah diberikan kepada dua orang laki-laki yang mengaku disuruh oleh ibu kandung Nizam untuk menjemput korban.

Namun, setelah Ichan mengonfirmasi kepada mantan istri, ternyata sang mantan istri mengatakan tidak pernah memerintahkan hal itu.

Saat itu Ichan dan mantan istrinya sempat percaya, dan menganggap bahwa korban telah diculik oleh orang.

Selanjutnya masih pada hari yang sama saat malam hari, Ichan dan IF mendatangi Mapolda Kalbar untuk membuat laporan polisi tentang penculikan.

"Pada malam hari itu juga, personel piket mendatangi rumah pelapor dan melakukan beberapa pemeriksaan di dalam rumah serta mengecek keberadaan CCTV baik di rumah pelapor dan tetangga pelapor, namun petugas tidak mendapati hasil rekaman CCTV tersebut," ungkap Petit dilansir dari Tribun Pontianak

Kronologi Pembunuhan

Peristiwa pilu itu berawal saat pelaku, IF memarahi korban AN (6) yang baru pulang sekolah pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2024 pukul 11.00 WIB.

IF kemudian mengunci korban diluar rumah dalam keadaan hujan deras semalaman dan tidak diberi makan.

Baca juga: Nizam Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri 2 Tahun Tinggal Bareng Tak Pernah Ngadu ke Ibu Kandung

Baca juga: Ratapan Pilu Tiwi Ibu Bocah 6 Tahun Dibunuh Ibu Tiri, Tak Menyangka Putra Tewas: Anak Saya Salah Apa

Ia membiarkan AN diluar rumah mereka di di Kecamatan Pontianak Selatan, Kalimantan Barat sampai semalaman.

Lalu pada keesokan harinya pada Selasa 20 Agustus 2024 pukul 11.00 WIB, IF melihat korban di halaman belakang rumah dalam keadaan lemas.

IF akhirnya membawa masuk korban ke dalam rumah dan menyuruh korban untuk mandi.

"Saat melihat korban berjalan dalam keadaan lemas dan sempoyongan, pelaku tidak sabar dan mendorong korban di depan kamar mandi, hingga korban terjatuh dan kepala korban terbentur ubin lantai kamar mandi," ungkap Kabid Humas Polda Kalbar Kombespol Raden Petit Wijaya dilansir dari Tribun Pontianak.

Korban kemudian dimandikan oleh pelaku dan setelah mandi korban disuruh duduk di ruang depan TV.

Namun karena merasa lemas, korban mencoba untuk berbaring di tempat tersebut.

Meski kondisi korban lemas, pelaku justru tetap tidak memberinya makan dan hanya memberi minum kepada korban sambil memarahi korban.

Berlanjut hingga sore hari setelah waktu sholat Ashar, korban dikatakan IF semakin lemas.

Lalu IF meninggalkan korban di ruang TV untuk menyusui dan menidurkan anak kandungnya yang masih bayi.

Setelah menidurkan anak kedua, pelaku keluar kamar dan melihat korban sudah susah bernafas.

Lalu IF mencoba memberikan bantuan pernafasan yaitu dengan cara meniup mulut dan menekan dada korban.

Usai iberi nafas buatan, pelaku mengatakan bahwa korban kembali bernafas dengan teratur.

Namun selang beberapa menit kemudian, pelaku melihat korban kembali susah bernafas dengan ditandai oleh pernafasan yang tersengal-sengal.

Selanjutnya ketika pelaku mendekati korban dan hendak membantunya untuk memberikan bantuan pernafasan kembali, pelaku mendapati korban sudah tidak bernafas lagi.

Sesaat kemudian pelaku melakukan pengecekan pada jantung korban dan benar bahwa detak jantung korban telah berhenti.

Setelah memastikan detak jantung korban berhenti dan korban juga tidak bergerak sama sekali, IF mengalami kepanikan dengan berjalan keluar masuk area ruang TV dan halaman belakang rumah.

"Saat IF menyeret korban ke halaman belakang rumah dekat kompor dan mencari plastik sampah. Lalu setelah mendapatkan palstik dan karung, IF langsung membungkus tubuh korban dengan beberapa plastik dan kemudian memasukkan tubuh korban ke dalam karung yang sudah dipersiapkan, serta menyeret dan mendorong tubuh korban ke dalam celah antara dinding rumah pelaku dan tetangga sebelah/dinding rumah orang lain," ungkap Petit.

Kesedihan Ibu Nizam

Tiwi, ibu kandung dari NA (6) mengungkao curhat pilunya tau sang putra kesayangannya tewas dibunuh IF (24) sang ibu tiri.

Tiwi merasa terpukul lantaran IF tega membunuh putranya yang baru berusia 6 tahun.

Ia tak habis pikir dengan tingkah pelaku hingga tega dan kejam menewaskan putranya tersebut.

Peti jenazah Ahmad Nizam Alfahri bocah 6 tahun dibunuh ibu tiri di Pontianak. Jenazah korban akan dipulangkan ke kampung halaman ayahnya di Ogan Ilir, Sumsel.
Peti jenazah Ahmad Nizam Alfahri bocah 6 tahun dibunuh ibu tiri di Pontianak. Jenazah korban akan dipulangkan ke kampung halaman ayahnya di Ogan Ilir, Sumsel. (Handout)

Tiwi bercerita dia sudah menemui IF di kantor polisi.

"Saya sudah bertemu tersangka di Polda," kata Tiwi dilansir dari Tribun Jabar.

"Kenapa bisa dia melakukan ini ke anak saya. Anak saya sesalah apa sih," kata Tiwi.

Saat itulah IF mengungkap alasannya tega membunuh anak kandung Tiwi, NAA.

Kepada Tiwi, IF mengaku memendam rasa cemburu karena suaminya, Ichn lebih sayang kepada korban.

"Dia (tersangka) cemburu, kalau kasih sayang ayah Nizam itu lebih besar ke Ahmad Nizam dibandingkan dengan anaknya," kata Tiwi.

"Ada dendam terpendam yang dia lampiaskan ke anak saya," tambahnya.

Diketahui jika Tiwi sebelumnya mengetahui kabar duka sang putra tewas langsung dari mantan suaminya, atau ayah dari almarhum Ahmad Nizam Alfahri sendiri.

"Saya dapat informasinya ditelefon langsung sama papa Nizam dan menyampaikan bahwa Nizam sudan meninggal," kata Tiwi ditemui di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak, Jumat (23/8/2024). Dikutip dari TribunPontianak.co.id

Kabar meninggalnya sang putra langsung membuatnya sangat syok.

Sebelumnya ia hanya mendapat kabar bahwa putranya itu dalam pencarian karena dilaporkan hilang dibawa orang tidak dikenal.

"Itukan informasi awal hanya masih hilang. Katanya ada yang jemput dari pihak saya, tetapikan tidak. Hingga akhirnya bapaknya Nizam menyampaikan bahwa Nizam meninggal," tuturnya. 

Mengetahui bahwa putranya telah tiada, iapun langsung memesan tiket pesawat ke Pontianak.

Ia menerangkan sudah dua tahun belakangan putranya itu tinggal bersama mantan suami dan ibu tirinya.

Sebelumnya sang putra tinggal bersamanya di Jakarta. 

Selama dua tahun bersama Ayah dan ibu tirinya, ia mengatakan Nizam tidak pernah mengadu hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya.

Setelah putranya meninggal dunia dan kasus ini mencuat ke publik, barulah ia mendapat kabar dari guru di sekolah yang menghubunginya.

Menurut informasi yang ia dapat, Nizam beberapa kali terlihat datang ke sekolah dengan kondisi memar di bagian tubuhnya.

"Kalau selama ini dia tidak pernah mengadu, tapi dari keterangan gurunya, dia sering kedapatan luka lebam. Tapi selama saya video call itu gak pernah dia mengadu begitu," tuturnya.

Baca juga: Skenario IF Ibu Tiri Bunuh Bocah 6 Tahun Buang Jasad Dalam Karung, Sempat Fitnah Diculik Ibu Kandung

Terkait terduga pelaku, ia mengatakan hanya beberapa kali bertemu dengannya, dan itupun tidak pernah melakukan komunikasi secara intens.

Namun, Tiwi mengatakan kalaupun ingin videocall Nizam biasanya menghubungi Ibu Tirinya terlebih dahulu untuk membuat janji. 

"Karena tidak bisa juga setiap waktu videocall Nizam, jadi biasanya saya buat janji dulu dengan Ibu Tirinya. Misalnya saya mau videocall Nizam nanti malam jadi dari kemarin saya sudah bilang ke Ibu Tirinya itu," jelasnya.

Tiwi menerangkan komunikasi dengan Ibu Tiri Nizam juga baik-baik saja. Terakhir Tiwi berkomunikasi dengan anaknya, ia mengatakan sekitar minggu-minggu kemarin dan terakhir sang anak minta dibelikan meja belajar.

"Terakhir kali komunikasi, mungkin minggu kemarin. Terakhir kali Nizam minta beliin meja belajar," ungkap Tiwi.

Direncanakan, bila seluruh proses otopsi telah selesai putranya itu akan dimakamkan di Palembang, di kampung halaman sang mantan suami.

Tiwi pun berharap penegak hukum dapat memberi hukuman yang setimpal kepada pelaku.

"Saya ingin Nizam mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya dan saya juga mohon kepada media serta semuanya untuk bisa mengkawal kasus ini. Supaya diproses lebih baik dan terang menderang dan setransparan mungkin," pungkasnya.

Dikubur di Palembang

Jenazah Ahmad Nizam Alfahri dilaporkan telah tiba di Palembang via Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II pada Sabtu (24/8/2024) malam sekira pukull 21.15.

Nizam merupakan korban penganiayaan oleh ibu tirinya di Pontianak, Kalimantan Barat.

Jenazah Nizam tiba di TPU Desa Seri Bandung pada Rabu (24/8/2024) malam sekira pukul 23.15.
Jenazah Nizam tiba di TPU Desa Seri Bandung pada Rabu (24/8/2024) malam sekira pukul 23.15. (Tribunsumsel.com/Agung Dwipayana)

Rencananya, jenazah Nizam tiba di kampung halamannya Desa Seri Bandung, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, pada pukul 22.30 dan langsung dimakamkan di TPU desa setempat.

Kepala Desa Seri Bandung, Fansuri menuturkan, situasi di rumah duka telah ramai oleh para pelayat sejak sore hari.

"Keluarga almarhum ananda Nizam memang warga Seri Bandung. Almarhum akan dimakamkan malam ini juga," ujar Fansuri.

Dijelaskannya, duka mendalam dirasakan oleh keluarga besar korban yang sangat kehilangan bocah 6 tahun itu.

Tampak pelayat datang silih berganti mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga Nizam.

"Keluarga sangat kehilangan. Saat ini mungkin belum dapat bicara pada media," ungkap Fansuri.

Masih kata Fansuri, keluarga ayah dan ibu tiri Nizam masih ada hubungan keluarga.

"Keluarga ayah dan ibu Nizam itu bukan orang lain. Keduanya masih ada hubungan keluarga dan semuanya sedih," kata Fansuri.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com 

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved