Seputar Islam

Empat Amalan untuk Menghilangkan Kesedihan, Istighfar, Istiqamah, Allah Bersama Orang yang Sabar 

Tidak ada kejadian dan kesedihan melainkan dengan izin Allah. Bahwa Allah selalu ada untuk kita dan membersamai kita dalam suka maupun duka

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Empat Amalan untuk Menghilangkan Kesedihan, Istiqamah, Jangan Lemah, Allah Bersama Orang yang Sabar  

TRIBUNSUMSEL.COM --  Berikut cara menghilangkan kesedihan menurut Islam. Ada beberapa amalan yang dapat dilakukan, yakni:


1. Jangan sedih, Allah bersama kita

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ

“Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah (QS At-Taubah: 40).

Tidak ada kejadian dan kesedihan melainkan dengan izin Allah. Tatkala Allah menakdirkan sesuatu yang membuat kita bersedih, yakinlah bahwa Allah selalu ada untuk kita dan membersamai kita dalam suka maupun duka. 

Secara tauhid, kita harus mengesakan Allah dan menyandarkan diri kepada-Nya (ash-Shamad, Sang Tempat Bersandar).

Jika kita menyertakan Allah dalam setiap helaan napas dan seluruh aktivitas kita, maka secara psikologis kita akan terhindar dari setiap kesedihan yang mendera, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang beriman dan beramal shaleh.

 

2. Berpegang dengan Alquran

 

قُلْنَا اهْبِطُواْ مِنْهَا جَمِيعاً فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

“Kami berfirman: ‘Turunlah kamu semuanya dari surga itu!’ Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS: Al-Baqarah [2]: 38).  

 Ayat ini memerintahkan Nabiyullah Adam ‘alaihissalam, istri, dan keturunannya kelak agar turun ke bumi.

Di bumi itu manusia akan diberikan Allah berbagai tugas dan kewajiban. Apabila tugas itu datang dari Allah melalui petunjuk Al-Qur’an, maka manusia tidak akan ditimpa ketakutan dan dirundung kesedihan.

Sebab Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang patuh dalam amal kebaikan.   
Untuk itu tadabburilah Al-Qur’an dengan membaca dan mempelajari isinya serta mengamalkan perintah-Nya.

Membaca Al-Qur’an dan memahami artinya akan menjadi obat hati terutama obat kesedihan yang telah kita rasakan.  


3. Istighfar Mengikuti Jejak Nabi (Ittiba’)

 

يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

“ Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS: Al-A’raaf [7]: 35).

Banyak risalah para nabi, khususnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang menghantarkan pada ketaqwaan dan perbaikan diri, termasuk amalan yang dapat mengatasi kesedihan.

Setidaknya, ada dua amalan yang bersumber dari hadits dan bisa mengeluarkan kita dari kesedihan, yakni melazimkan diri untuk beristighfar dan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala.

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Siapa yang melazimkan beristighfar, maka Allah jadikan baginya jalan keluar atas segala kesulitannya. Allah juga akan memberikan kelapangan atas segala kesempitan dan kesusahannya.

Serta memberinya rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka” (HR Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim)

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّ جَالِ

“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung padamu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari cengkeraman utang dan penindasan orang” (HR al-Bukhari).

4. Istiqamah

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. Fushshilat [41]: 30).

Seseorang dengan keimanan dan keistiqamahan yang tinggi akan selalu konsisten dalam perilakunya. Artinya dia akan berperilaku taat hukum, konsisten dengan idealismenya dan tidak pernah meninggalkan prinsip yang dia pegang meskipun dia harus berhadapan dengan resiko maupun tantangan.

Selanjutnya, seseorang yang istiqamah akan dapat mengontrol dirinya dengan baik. Dia tetap konsisten dengan keimananannya, dan juga memiliki pikiran positif, dan tidak pernah kembali ke belakang meskipun dia dalam situasi yang betul-betul tertekan. Gaya perilaku ini bisa menciptakan kepercayaan diri, integritas, dan kemampuan mengendalikan kesedihan.

Jangan Bersikap Lemah

Sedih atau kesedihan secara psikologis adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. 

 

Sedih merupakan bagian dari fitrah manusia. Tak satu pun manusia bisa lepas dari kesedihan, termasuk para nabi dan rasul. 

Saat sedih manusia sering menjadi lebih diam, kurang bersemangat, dan menarik diri bahkan berputus asa.

 Allah subhanahu wata’ala memberikan motivasi kepada orang yang beriman melalui firman-Nya:

وَلاَتَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ   

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran [3]: 139).

Dikutip dari nu.or.id, Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nashaihul Ibad  menjelaskan :


هَمُّ الدُّنْيَا بِظُلْمِ القَلْبِ
 وَهَمُّ الآخِرَةِ بِنُوْرِ القَلْبِ

Artinya:
Sedih karena urusan dunia maka hati menjadi gelap dan sedih karena akhirat maka hati menjadi terang.”   

Kesedihan akan keterpurukan sandang, pangan, papan, dan pasangan, bila tak disikapi dengan ikhtiar, syukur, sabar, qana’ah dan tawakal hanya akan membuat hati semakin gundah gulana.

 Hati menjadi gelap dan bisa terjerembab dalam perbuatan maksiat. 

Tafsir terhadap ayat-ayat tentang hazan (kesedihan) mengungkap bahwa sebab-sebab bersedih itu antara lain: (1) karena jauh dari Allah (2) dosa kemaksiatan (3) dan tidak mampu berbuat kebaikan. 

Itulah Empat Amalan untuk Menghilangkan Kesedihan, Istiqamah, Jangan Lemah, Allah Bersama Orang yang Sabar. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Sunnah Abad dan Sunnah Haiah, Hukum Sunnah dalam Sholat yang Perlu Diketahui dan Perbedaannya

Baca juga: Ayat Alquran Berbuat Baik itu Sejatinya untuk Kebaikan Diri Kita Sendiri, di Surat Al Isra Ayat 7

Baca juga: Hal-hal yang Makruh atau Jangan Sampai Dilakukan Saat Sholat dan Dalil, Bisa Membatalkan Ibadah 

Baca juga: Arti Allahumma Naj Aluka Fi Nuhurihim, Bacaan Doa Hilangkan Rasa Takut dan Cemas Menghadapi Sesuatu

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved