Kasus Vina Cirebon

Kesaksian Teman Eky Akui Kecewa Dengan Iptu Rudiana Saat Malam Kejadian, Kenapa Ga Coba Diusut

Teman Muhammad Rizky Rudiana alias Eky muncul ungkap fakta dibalik kejadian kematian Vina dan Eky Cirebon.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Youtube Uya Kuya
Teman Muhammad Rizky Rudiana alias Eky muncul ungkap fakta dibalik kejadian kematian Vina dan Eky Cirebon. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Teman Muhammad Rizky Rudiana alias Eky muncul ungkap fakta dibalik kejadian kematian Vina dan Eky Cirebon.

Fransiskus Marbun teman Eky mengaku Iptu Rudiana sudah mengaku bahwa Kasus Vina Cirebon yang merenggut nyawa anaknya, Eky dan Vina karena kecelakaan sejak awal pada 8 tahun lalu.

Bahkan seingat Fransiskus Marbun, teman Eky, Iptu Rudiana pada malam kejadian menandatangi berkas bahwa anaknya tewas karena kecelakaan.

Sikap Iptu Rudiana itu bahkan sempat membuat teman-teman Eky kecewa.

Padahal sebagai seorang polisi, seharusnya Iptu Rudiana mengusut terlebih dahulu peristiwa yang dialami oleh anaknya.

"Yang saya ingat memang pada malam itu jujur kita teman-teman Eky sempat kecewa sama Pak Rudiana, kenapa kayak bapak kan polisi, kenapa gak coba diusut," kata Fransiskus Marbun dari Youtube Uya Kuya, Senin (12/8/2024). 

Iptu Rudiana, ayah Muhammad Rizky Rudiana alias Eky akhirnya ungkap soal bekingan orang kuat dibalik dirinya kasus Vina Cirebon.
Iptu Rudiana, ayah Muhammad Rizky Rudiana alias Eky akhirnya ungkap soal bekingan orang kuat dibalik dirinya kasus Vina Cirebon. (Youtube tvOneNews)

Seingat Fransiskus, pada malam itu Iptu Rudiana langsung mengakui kalau Eky dan Vina tewas karena kecelakaan.

"Beliau tanda tangan kalau anaknya meninggal karena kecelakaan. Makanya pada malam itu kita tahunya kecelakaan," ujarnya.

Baca juga: Iptu Rudiana Bantah Bareskrim Naikan Statusnya Penyelidikan, Sebut Kuasa Hukum Terpidana Asal Klaim

Menurut Fransiskus, malam itu Iptu Rudiana datang dengan ekspresi wajah yang sangat sedih.

"Ekspresinya sedih, jedotin kepala juga ke pintu kamar mayat, pas baru dateng," kata Fransiskus lagi.

Saat itu menurut dia, Iptu Rudiana sama sekali tidak menanyakan apapun kepada teman-teman Eky yang ada di RSUD Gunung Jati.

"Saya pribadi yang merasa punya helm, gak ngerasa ditanyain, sampai sekarang," ungkapnya

Bahkan hingga acara yasinan 3 harian di rumah Eky, Fransiskus Marbun dan teman-temannya masih mempercayai kalau keduanya tewas karena kecelakaan.

Namun sekitar setelah satu mingguan, Fransiskus mendapat kabar bahwa ada pelaku pembunuhan yang ditangkap.

"Pelakunya ditangkepin, sejak kesurupan itu heboh, satu Cirebon kayaknya itu booming," ungkap dia.

Sementara, Eks Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno juga mengaku heran kenapa Iptu Rudiana di awal kasus tidak curiga dengan kematian anaknya.

Padahal sebagai seorang polisi, jika dirinya merasa curiga dengan kematian Eky, seharusnya minta jasad anaknya diotopsi.

"Anaknya tidak diotopsi, kemudian dia membuat laporan harusnya tanggal 27 tapi baru tanggal 31 Agustus," kata Oegroseno dikutuip dari Nusantara TV.

Iptu Rudiana Bantah Anak Kecelakaan

Sementara sebelumnya, Iptu Rudiana meyakini anak korban pembunuhan karena melihat luka-luka yang tidak wajar ketika berada di kamar jenazah Rumah Sakit Gunung Jati 8 tahun yang lalu.

Kendati begitu, ia akhirnya tergerak untuk mencari penyebab kematian sang anak.

"Pada saya ke kamar mayat saya lihat luka-lukanya yang memang patut saya sebut bukan karena kecelakaan, itulah yang membuat saya tergerak hati untuk mencari penyebab dari kematian anak saya," kata Iptu Rudiana lewat Youtube Official iNews, Selasa (30/7/2024).

Sementara itu kuasa hukum Iptu Rudiana, Pitra Romadoni, mengungkapkan dugaan Eky dan Vina tewas bukan korban pembunuhan.

"Yang pertama kita menggunakan logika lihat dulu sepeda motor hancur atau rusak dengan sebegitu parah luka yang dialami almarhum," kata Pitra Romadoni.

Pitra menjelaskan sepeda motor yang digunakan Eky hanya lecet. Hal itu berbanding terbalik dengan luka parah yang dialami Eky.

Kemudian, Eky yang menggunakan helm membuat bagian kepalanya tidak hancur. Tetapi, Pitra melihat kejanggalan dimana gigi korban hancur.

"Padahal pakai helm dan helm tidak hancur. Itu logika sederhana. Karena kita juga tidak mau terlalu jauh ke ranah penyidikan," kata Pitra.

Iptu Rudiana, kata Pitra, sebagai anggota polisi aktif menyerahkan sepenuhnya kepada rekan penyidik dalam menutaskan kasus tersebut.

"Kami paham penyidik berdarah-darah dalam mengungkap kasus ini," kata Pitra.

Selain itu, Iptu Rudiana Rudiana juga membantah rumor bahwa korban tewas dalam peristiwa tersebut bukanlah anaknya.

Kapolsek Kapetakan itu melihat secara langsung jenazah anaknya saat berada di ruang mayat.

Iptu Rudiana mengaku hafal dengan sosok sang anak.

"Pada saat saya ke kamar jenazah, saya lihat wajahnya saya hapal persis betul anak saya. Saya besarkan dari kecil sampai dewasa tentunya orangtua punya persaaan punya felling dan hati ketika lihat sosok di mejat mayat itu," imbuhnya.

Susno Duadji Yakin Korban Kecelakaan

Sementara berbeda dengan Susno Duadji yang menyakin Eky dan Vina korban kecelakaan.

Eks Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji menyebut bakal memberikan hadiah sebesar Rp 10 juta seperti janji sayembara yang dibuatnya, jika Iptu Rudiana bisa membuktikan kasus Vina pembunuhan.

Dalam tayangan Youtube Kompas TV pada Minggu (28/7/2024), pensiunan Jenderal ini meyakini kasus Vina sebagai kecelakaan tunggal.

Vina dan Eky yang diputus pengadilan tewas karena dibunuh 11 pemuda di Cirebon, 27 Agustus 2016 silam, bagi Susno tak terbukti.

Ia melanjutkan, tak ada bukti ilmiah yang benar-benar bisa menunjukkan adanya pembunuhan.

Penangkapan delapan pelaku dan penetapan tiga daftar pencarian orang itu pun, disebut Susno, hanya berdasarkan kesaksian sesat Aep.

Kemudian, ia menjelaskan jika sayembara ini salah satunya dibuatnya untuk menyindir kinerja penyidik.

"Jadi tujuannya untuk supaya orang lebih yakin bahwa ini kalau diusut pembunuhan tak akan terungkap-ungkap sampai capek. Kenapa tidak terungkap-ungkap peristiwanya? Tidak ada kenapa? dikatakan pembunuhan karena berdasarkan saksi Aep, saksi Dede, saksi Rudiana, saksi Melmel dan dia tidak melihat langsung pembunuhan itu, dia tidak melihat langsung pemerkosaan itu," jelasnya.

Sehingga bila kubu Iptu Rudiana bisa membuktikan maka ia akan memberikan hadiah.

"Boleh saja boleh dia mengatakan masih ada kasus ini bahkan saya beri hadiah kalau dia bisa buktikan. Jangan tidak ikut lomba loh, boleh ikut lomba, tapi kalau dia mengatakan itu pak putusan pengadilan, justru putusan pengadilan itu yang saya persoalkan salah. Kenapa? Karena memang ngga ada kasusnya," pungkasnya.

Seperti diketahui, kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam itu sudah berproses hukum.

Ada delapan pemuda yang ditangkap dan kemudian divonis hingga menjalani pidana penjara.

Mereka adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal.

Seluruhnya divonis penjara seumur hidup kecuali Saka Tatal yang hanya divonis delapan tahun penjara karena saat peristiwa masih usia anak, dan sudah bebas sejak 2020.

Iptu Rudiana kini jadi sorotan lantaran yang melaporkan para terpidana hingga divonis seumur hidup.

Selain itu para terpidana dihukum berdasarkan kesaksian Aep dan Dede.

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved