Hari Pramuka

Sejarah Hari Pramuka Diperingati 14 Agustus, Lengkap Arti Lambang Pramuka Tunas Kelapa

Sejarah Hari Pramuka diperingati 14 Agustus, lengkap arti lambang Pramuka Tunas Kelapa. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka.

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL/VANDA
Sejarah Hari Pramuka, lengkap arti lambang Pramuka Tunas Kelapa. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sejarah Hari Pramuka diperingati 14 Agustus, lengkap arti lambang Pramuka Tunas Kelapa akan dibahas pada artikel kali ini.

Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana yang memiliki arti orang muda yang suka berkarya.

Hari Pramuka diperingati pada tanggal 14 Agustus setiap tahunnya.

Pembentukan Gerakan Pramuka berlandaskan pada Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Dari laman pramuka.or.id, memuat informasi Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;

Pramuka Siaga (7-10 tahun),
Pramuka Penggalang (11-15 tahun),
Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan
Pramuka Pandega (21-25 tahun).
Kelompok anggota yang lain disebut anggota dewasa.

Sejarah Hari Pramuka

Dilansir dari kemdikbud.go.id, organisasi Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912.

Kemudian pada 1916, berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP).

Di tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Lahirnya JPO memicu gerakan nasional lainnya untuk membuat organisasi sejenis pada saat itu.

Di antaranya Hizbul Wahton (HM) pada 1918, JJP (Jong Java Padvinderij) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS) dan dan penyatuan organisasi pandu diawali dengan lahirnya INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) pada 1926.

Organisasi tersebut dibuat sebagai peleburan dua organisasi kepanduan, yakni Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).

Melihat semakin banyaknya organisasi pramuka milik Indonesia, Belanda melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda mengguakan istilah Padvinder.

Oleh karena itu, KH Agus Salim memperkenalkan istilah “Pandu” atau “Kepanduan” untuk organisasi Kepramukaan milik Indonesia.

Pada 23 Mei 1928, muncul Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang anggotanya terdiri dari INPO, SIAP, NATIPIJ, PPS.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved