Berita Viral

Kisah Pilu Elsa Jalan Kaki 3,4 KM ke Sekolah Bawa Bekal Ubi, Ibu Kandung Tak Ada Kabar jadi TKW

Kisah pilu Elsa(15) siswi SMP di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang rela jalan kaki menempuh jarak 3,4 km untuk sampai ke sekolahnya setiap hari

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
KOMPAS.com/Susi Gustiana
Kisah pilu Elsa(15) siswi SMP di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang rela jalan kaki menempuh jarak 3,4 km untuk sampai ke sekolahnya setiap hari 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kisah pilu datang dari Elsa(15) siswi SMP di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang rela jalan kaki menempuh jarak 3,4 km untuk sampai ke sekolahnya.

Sehari-hari, Elsa harus berangkat sangat pagi pukul 5.30 WITA untuk ke sekolah karena keterbatasan hidupnya.

Elsa pun tak lupa selalu membawa bekal seadanya, yakni ubi yang disiapkan ibu sambungnya.

Baca juga: Kisah Sarno, Mantan Militer Sukarela Tinggal Sebatang Kara di Bekas Kandang Ayam di Gunungkidul

Awalnya kisah ini diketahui warga dari sebuah video yang pertama kali diunggah oleh pemilik akun Facebook Amelia Lia.

"Iya, kemarin saya jalan kaki ke sekolah dengan jarak 3,4 kilometer. Bapak sedang sakit dan kakak tidak bisa mengantar ke sekolah," ucapnya.

"Kalau ubi itu bekal dari ibu untuk makan di sekolah," kata Elsa menceritakan hal-hal yang ada dalam video tersebut saat ditemui Tribunjatim.com, di rumahnya, Senin (5/8/2024) kemarin.

Namun, tak jarang kata Elsa ubi tersebut ia jual lagi demi untuk membeli nasi di sekolah.

"Tapi saya jual agar bisa beli nasi di sekolah,” kata Elsa

Elsa adalah anak kedua dari pasangan Umar dan Jadut.

Kedua orang tua tersebut sudah lama berpisah.

Sementara Elsa memiliki tiga saudara kandung dan satu saudara tiri.

Baca juga: Viral Momen Pilu Sopir Bluebird Nyaris Pingsan di Tol Ditolong Teman, Diduga Kelelahan Ganti Ban

Ibu kandung Elsa kini menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Brunei Darussalam, dan tidak pernah ada kabarnya.

"Sudah beberapa tahun ibu saya tidak ada kabar. Saya ingin terus sekolah, dan banggakan orang tua," ungkapnya.

"Saya harus giat belajar, agar bisa lulus dengan nilai bagus," kata Elsa.

Kekuatan media sosial ternyata menjadi saluran rezeki bagi Elsa.

Mendapat Hadiah Sepeda

Viralnya kisah pilu Elsa itu membuat orang-orang memberikan bantuan kepada Elsa.

Elsa mendapatkan sepeda dan tabungan pendidikan yang disalurkan dari Zubaidha, guru guru di SDN Simu atau wali kelas adik Elsa.

Elsa tak sanggup menahan air matanya, saat Zubaidha menyerahkan bantuan berupa tabungan pendidikan dan sepeda kepada bocah 15 tahun itu.

Zubaidha, yang ditunjuk pengawas untuk menyediakan rekening bank sebagai tempat penggalangan dana untuk Elsa.

Ada dana Rp 5,3 juta yang sudah terkumpul.

Rasa haru terpancar jelas dari wajah pelajar kelas IX SMPN 2 Maronge, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang basah dengan kulit yang memerah itu.

Baca juga: Nasib Joni Pemanjat Tiang Bendera yang Gagal Seleksi TNI, Kini Dipanggil Mabes AD, Diberi Kesempatan

Berkat bantuan ini, Elsa bukan hanya tak perlu berangkat terlalu pagi untuk berjalan kaki ke sekolah, tapi biaya pendidikannya juga lebih terjamin.

Selanjutnya, tabungan pendidikan yang diterima Elsa bakal diberikan setiap minggu.

Tabungan itu disimpan Zubaidha agar bisa digunakan secara tepat guna.

Tentu saja, Elsa mengaku senang bisa mendapatkan sepeda dan tabungan pendidikan.

Dengan sepeda, Elsa hanya butuh waktu sekitar 30 menit menuju ke sekolah.

Tak hanya itu, ada pula warga yang langsung datang dan memberikan bantuan.

Ada yang memberi kasur, dan juga perlengkapan sekolah.

Bantuan Pemerintah

Elsa dan keluarganya saat dikunjungi Dinas Sosial Sumbawa Senin (5/8/2024)
Elsa dan keluarganya saat dikunjungi Dinas Sosial Sumbawa Senin (5/8/2024)(KOMPAS.com/Susi Gustiana)

Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Sumbawa Abu Bakar juga turut datang dalam kunjungan kemarin.

"Iya, hari ini kami datang untuk verifikasi data orangtua Elsa. Kebetulan keluarga Pak Umar masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)," kata Abu Bakar.

"Keluarga Elsa menerima bantuan KIP, PKH dari 2012-2021, bantuan beras pangan dan BLT dari dana desa," kata Abu Bakar.

Bahkan dari desa juga pernah dapat bantuan uang karena ayah Elsa hanya tukang pemecah batu.

"PKH keluarga Elsa terhenti saat ibunya berangkat jadi PMI ke Brunei Darussalam."

"Dan ayah Elsa menikah lagi dengan ibu sambungnya," sebut Abu Bakar.

Baca juga: Kisah Pilu Setia Manullang Ditinggal Sekeluarga Tewas Kecelakaan Tabrak KA: Sama Siapa Lagi Aku Mak

Namun sudah lima bulan Umar berhenti bekerja karena kondisi kesehatannya.

"Saat ini bapak Elsa sedang sakit batu ginjal," kata dia.

"Sementara ibu sambungnya bekerja sebagai ibu rumah tangga," sebut dia.

Berangkat dari fakta itu, kata Abu Bakar, pemerintah memberikan bantuan berupa beasiswa untuk Elsa agar bisa melanjutkan pendidikan setelah lulus SMP.

Dengan beasiswa ini, Elsa akan bersekolah dan tinggal di asrama di Mataram.

"Semoga Elsa bisa fokus sekolah, rajin belajar hingga lulus dan lanjutkan pendidikan."

Umar tentu berterima kasih telah mendapat atensi ini.

"Selama ini sesekali saya bisa antar Elsa ke sekolah, tapi beberapa waktu ini dia jalan kaki karena tidak ada yang antar," kata Umar.

Umar mengaku tak menyangka bahwa keluarganya bakal menerima bantuan.

Bahkan bantuan tersebut datang dari orang-orang tak dikenal, hanya karena menyebarnya video sang anak di media sosial.

Ia berharap pada salah satu dari anaknya ada yang bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.

"Saya bersyukur Elsa dapat beasiswa. Saya izinkan dia sekolah di Mataram," ucap Umar.

(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved