Arti Kata Bahasa Arab

Arti Tabayyun adalah Berikut Contoh Konsep Tabayyun di Zaman Rasulullah Masih Cocok di Masa Sekarang

Kesadaran tabayyun dalam menerima ataupun menyampaikan sebuah informasi seharusnya sepuluh kali lebih penting untuk diutamakan di zaman ini

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel grafis/khoiril
Arti Tabayyun adalah Berikut Contoh Konsep Tabayyun di Zaman Rasulullah Masih Cocok di Masa Sekarang. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kata Tabayyun berasal dari bahasa Arab.

Tabayyun artinya meminta penjelasan atau mengklarifikasi sebuah informasi yang diterima.

Konsep tabayyun terdapat dalam Alquran, salah satunya dalam Surah Al-Hujurat: 6:


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang padamu orang fasik membawa suatu berita, periksalah dengan teliti agar engkau tidak menimpakan suatu musibah pada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang mengakibatkan engkau menyesal atas perbuatanmu itu”.


Tabayyun di zaman Rasulullah

Rasulullah SAW telah banyak memberikan gambaran sikap ketika menghadapi problem demikian, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis, baik ketika kaum Muslimin yang menjadi korbannya ataupun sebaliknya ketika kaum Non Muslim yang menjadi korban berita simpang siur yang dibawa oleh kaum Muslimin.

Dikutip dari laman UIN Sunan Kali Jati Yogyakarta, tulisan Mukhamad Hasan (Advokat, Mediator, dan Mahasiswa Program Doktor Ilmu Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum), sebagai contoh sikap tabayyun yang dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap Non Muslim.

Terdapat beberapa riwayat khususnya terkait kasus persengketaan antara Kaum Muslimin dengan Kaum Yahudi. Dalam hal ini yang berposisi sebagai korban kesimpangsiuran berita adalah Kelompok Yahudi Khaibar yang pada akhirnya menimbulkan persengekataan antara kedua belah pihak (Muslim dan Non Muslim).

Suatu ketika terjadi persengketaan antara kaum Muslim dengan Yahudi yang dipicu oleh terbunuhnya salah seorang Muslim di wilayah Khaibar yang notabene dihuni oleh kaum Yahudi. Salah seorang kerabat korban menuduh orang-orang Yahudi sebagai pembunuhnya walaupun ia sama sekali tidak benar-benar menyaksikan pembunuhan secara langsung. Kaum Yahudi tidak terima dengan tuduhan tersebut, karena
tanpa bukti yang betul-betul valid.

Dalam kasus ini Rasulullah SAW mengambil sikap yang tepat dan bijak melalui proses tabayyun, dimana berbagai pihak yang bersangkutan dalam kasus diajak berdialog untuk menemukan titik temu penyelesaian masalah.

Terdapat beberapa riwayat hadis yang juga menceritakan tentang kisah tersebut.

Dalam proses tabayyun terdapat sikap:  Kehati-hatian dan tidak tergesa-gesa dalam menyimpulkan suatu persoalan dimana dialog antar berbagai pihak yang terlibat menjadi pintu untuk memahami duduk perkara secara lebih jelas dan detail, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman

Tabayyun di Masa Sekarang

Masih menurut  Mukhamad Hasan, jika dikaitkan dengan konteks masa kini,dimana informasi dengan mudahnya bertebaran terutama melalui media internet justru mendorong kita agar lebih ekstra hati-hati dan tidak tergesa-gesa menelan mentah-mentah berbagai informasi yang kita dapatkan.

Hal ini dikarenakan semakin sulitnya mengidentifikasi secara jelas para penyebar informasi tersebut. Sangat berbeda dibanding di masa Rasulullah SAW dimana setiap orang lebih mudah diidentifikasi apakah termasuk golongan fasik atau tidak. Akan tetapi di zaman ini sangat sulit mengidentifikasi apakah yang menyebarkan informasi tersebut fasik atau bukan. Bahkan terkadang orang-orang yang tidak fasik pun, yang cenderung kita anggap baik juga seringkali melakukan kecerobohan dengan menyebar informasi yang belum tentu benar.

Seringkali di dunia media sosial kita dengan mudahnya membagikan informasi-informasi yang kita sendiri sejatinya tidak betul-betul mengetahui sumbernya.

Ketidakhati-hatian dan ketergesa-gesaan dalam menyebarkan informasi telah menjadi kecenderungan masyarakat dewasa ini. Kesadaran tabayyun dalam menerima ataupun menyampaikan sebuah informasi seharusnya sepuluh kali lebih penting untuk diutamakan di zaman ini dibandingkan di zaman Rasulullah SAW yang mana alur-alur informasi dan sumbernya masih terbatas dan bisa teridentifikasi dengan jelas.

Dengan demikian dalam konteks hari ini, implementasi prinsip tabayyun tidak lagi hanya memandang siapa yang menyampaikan informasi tapi yang terpenting ialah apa yang disampaikan.

Siapa pun itu, baik dari kalangan manapun layak kita ajak bertabayyun selama meraka kompatibel dan memang bersangkutan dengan persoalan yang hendak kita cari titik temunya.


Sebagaimana Rasulullah SAW tidak memandang bulu Muslim atau pun Non Muslim selama mereka memang layak dan harus diajak berdialaog maka Rasulullah SAW lebih mengutamakan hal tersebut.

Sikap netral dalam menerima suatu informasi menjadi penting demi menghindari keberpihakan yang tidak adil dengan hanya mendengarkan keterangan dari sesama kelompok namun mengabaikan keterangan dari kelompok lain.

 Untuk itu, kesadaran tabayyun dalam menerima ataupun menyampaikan sebuah informasi seharusnya sepuluh kali lebih penting untuk diutamakan di zaman sekarang ini.

Itulah Arti Tabayyun adalah Berikut Contoh Konsep Tabayyun di Zaman Rasulullah Masih Cocok di Masa Sekarang. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Ayat Waman Yatawakkal Alallahi Fahuwa Hasbuh & Artinya Allah akan Cukupkan Rezeki Bagi yang Tawakkal

Baca juga: Arti Raghima Anfu Sampai Dibaca 3x oleh Nabi dalam Hadits, Ruginya Anak yang tak Mau Rawat Orang Tua

Baca juga: Hadits Ridho Allah Bergantung pada Restu Orang Tua, Bahasa Arabnya, Kunci Kebahagiaan Dunia Akhirat

Baca juga: Arti Tabayyun, Ber-Tabayyun Adalah, Istilah Bahasa Arab dalam Upaya Menangkal Hoaks di Musim Politik

Baca juga: Arti Tabayyun Adalah, Sikap dalam Menerima Informasi, Berikut Dalil Alquran dan Cara bertabayyun

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved