Pasutri Lansia Tewas di Bogor

Alasan Tiga Anak Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa Pasutri yang Tewas di Bogor Tak Pernah Menjenguk

Anak pasutri lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ternyata mempunyai kesibukan masing-masing sehingga tak merawat orangtuanya.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Facebook @Vina Zerenesia
Anak pasutri lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ternyata mempunyai kesibukan masing-masing sehingga tak merawat orangtuanya. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Alasan tiga anak opa Hans Tomasoa dan Oma Rita Tomasoa tak menjenguk orangtua hingga ditemukan sudah meninggal dunia di Bogor akhirnya terjawab.

Hal tersebut terungkap setelah Kapolsek Cigudeng Bogor, Kompol Wagiman yang langsung menelpon ketiga anak Hans dan Rita.

"Kami berhasil menghubungi pihak keluarga yaitu anaknya, yang berada di Bandung dan Jakarta," kata Wagiman lewat Youtube tvOneNews, Kamis (18/7/2024).

"Waktu saya lakukan intrograsi bahwa memang sudah beberapa saat yang bersangkutan belum mengunjungi orang tuanya karena mempunyai kesibukan masing-masing,"sambugnnya.

Baca juga: Sosok CJ Tomasoa Anak Pasutri Lansia Meninggal di Bogor Datangi Makam Orangtua, Ucapkan Terimakasih

Sementara, pengurus RT, Jonathan Tobing juga mengungkapkan bahwa pasutri ini memang tidak pernah dikunjungi sang anak.

"Anaknya sepenglihatan saya tidak pernah mengunjungi orang tuanya," kata Jonathan.

Bahkan jenazah Hans Romasoa dan Rita diurus oleh orang lain.

Kronologi Hans dan Rita Tomasoa Pasutri Lansia Tewas di Rumah, Sakit Stroke Cuma Tinggal Berdua
Kronologi Hans dan Rita Tomasoa Pasutri Lansia Tewas di Rumah, Sakit Stroke Cuma Tinggal Berdua (Facebook/Dian Deedee Ronawati)

Saat pemakamannya pun dikatakan Jonathan barulah anak bungsu yang hadir.

"Anak-anak dari beliau, anak bungsu itu hadir di pemakaman namun tidak mengikuti acara pemakaman dari awal," jelasnya.

Sementara kedua anak lainnya datang setelah pemakaman.

"Kemudian anak tertua dan anak nomor dua datang ke lingkungan kami di hari Sabtu malam," katanya.

Baca juga: Kondisi Terakhir Pasutri Lansia di Bogor Sebelum Meninggal, Istri Alami Stroke, Suami Jalan Tertatih

Meski begitu, Jonathan tidak mengetahui alasan anaknya yang tidak hadir.

Ia menyebut anaknya baru mendapatkan kabar duka di siang harinya.

"Alasan dari mereka berdua mendapatkan informasi siang, namun ia tidak menjelaskan alasan tidak hadir di pemakaman," jelasnya.

Diduga Ada Masalah Keluarga

Sementara disisi lain, tetangga opa dan oma, Dian Deedee Ronawati mengatakan, Opa Hans memiliki tiga anak laki-laki.

Diketahui, pasutri ini mempunyai tiga anak laki-laki.

Ia juga mengatakan ada permasalah yang jadi penyebab sang anak tidak peduli, namun tak bisa disampaikan.

"Banyak cerita di seputaran mengapa ketiga anak oma dan opa tidak peduli. Saya tidak bisa ceritakan di sini," kata dia lagi.

Selama ini 3 anak laki-laki tersebut tak pernah menjenguk Hans dan Rita.

Dian bercerita tetangga beberapa kali mencoba membujuk 3 anak tersebut untuk menjenguk Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.

"Kami hanya urut dada dan geleng kepala kalau menelpon anak-anak tersebut untuk memperhatikan Oma dan Opa," tulisnya di postingan Facebook.

Menurutnya ada banyak isu soal alasan anak-anak itu tak pernah menjenguk Hans dan Rita.

"Saya tidak bisa ceritakan di sini," katanya.

Selama ini Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa banyak dibantu tetangga.

"Kami sudah berupaya yang terbaik dalam memperhatikan dan menjaga oma dan Opa termasuk membersihkan rumah beliau. Mungkin minggu kemaren adalah waktu Tuhan bagi Oma dan Opa," katanya.

Malahan proses dan segala urusan pemakaman Hans dan Rita juga ditanggung warga.

"Seluruh biaya visum, peti, dan pemakaman ditanggung oleh Jemaat Cipeucang. Hanya itu yang bisa kami buat. Pemakaman Sabtu, 13 Juli 2024 kemaren dipimpin oleh Pdt. (Em.) J. M. Tambunan. Puji Tuhan, Beliau berkenan memimpin. Saya pribadi dan seluruh Pnt/Dkn (khususnya di SP3) bersama warga Jemaat sangat sedih dengan kejadian ini," tutupnya.

Kondisi Terakhir Lansia Sebelum Meninggal

Pengurus RT 12 Jonggol, Jonathan Tobing mengungkapkan kondisi terakhir lansia sebelum meninggal dunia.

Rita Tomasoa sang istri dikabarkan mengalami stroke hingga tidak bisa bergerak lagi tanpa dibantu.

Sementara kondisi Hans Tomasoa sudah tua renta dan jalan tertatih-tatih.

"Almarhum oma Rita ini memang kondisinya tidak bisa bergerak tanpa bantuan orang lain, sedangkan opa kondisinya sudah lansia 83 tahun jalannya juga sudah tertaih-tarih, jadi kita yang perlu aktif melihat kondisi beliau," kata Jonathan Tobing lewat Youtube Metro TV, Kamis (18/7/2024).

"Yang sakit oma Rita, sementara kondisi lutut opa juga sudah terganggu karena usia, jadi berjalannya tertatih," sambungnya.

Jonathan mengatakan dirinya memang sudah beberapa minggu ini tidak menjenguk kedua lansia tersebut.

Namun baru beberapa hari ini salah satu warga setempat sempat bertemu dengan opa Hans yang masih berjalan keluar rumah.

Setelah tiga hari opa Hans tidak terlihat, sekuriti akhirnya memberitahu kepada pengurus RT dan mengecek kondisi rumah tersebut.

"Kalau menjenguk langsung dalam minggu-minggu ini emang tidak ada tapi warga kita ada sekitar tanggal 8 Juli, melihat opa masih berjalan keluar, kemudian setelah itu beberapa hari tidak terlihat dari sekuriti menginfokan ke kita pengurus RT dari situ kita intruksikan sekuriti untuk mengecek rumahnya dipanggil tidak direspon," jelas Jonathan.

Saat didatangi rumah tersebut, warga pun tidak menendengar jawaban dari kedua lansi yang berada didalam rumah itu.

"Kemudian tanggal 12 Juli malam saya beserta pak RT dan dua warga lain datang ke rumah itu tapi tidak ada jawaban," katanya.

"Kita mencoba mencari aroma-aroma yang mencurigakan tapi tidak tercium juga pada Jumat itu," imbuhnya.

Pengurus RT dan warga setempat pun akhirnya berdiskusi menghubungi anaknya, namun tidak ada respon.

Tak lama kemudian menghubungi adik opa Hans untuk meminta izin membuka rumah tersebut.

"Setelah itu kami berdiskusi untuk menghubungi anaknya, pada saat itu kita terhubung kepada adik almarhum opa kita minta izin mau bongkar rumahnya," jelasnya.

"Jadi hari sabtu kita lakukan pembukaan rumah opa Hans," sambungnya.

Ia pun menegaskan bahwa opa Hans tidak terlihat baru beberapa hari ini saja bukan sebulan yang lalu.

"Opa hans tidak terlihat baru beberapa hari ini bukan sebulan terakhir," tegasnya.

Sementara warga mengaku selalu membantu memberikan makan untuk Opa dan Oma Rita setiap harinya.

"Setiap hari kita akan membuat jadwal untuk warga membantu Opa dan Oma. Biasanya Senin siapa, selasa siapa. Jadi kita ngak biarin susah makan," kata Jonathan.

Kronologi kejadian

Sementara disisi lain, Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman turut membeberkan kronologi penemuan jasad HT dan RT.

Semua bermula dari kecurigaan para tetangga yang sudah beberapa hari tidak melihat keduanya.

Warga kemudian melapor ke ketua RT guna melakukan pemeriksaan ke rumah korban pada Sabtu (13/7/2024).

"Setelah itu ketua RT datang dengan satpam. Di TKP melakukan panggilan tidak ada respons hingga memutuskan membuka paksa."

"Kemudian ditemukan pasangan sudah ditemukan dalam kondisi meninggal di dalam ruangan yang sama," urai Wagiman.

Berdasarkan informasi warga, HT dan RT hanya tinggal berdua jauh dari anak dan keluarga.

Sedangkan kondisi sang istri menderita stroke sebelum akhirnya ditemukan meninggal bersama sang suami.

Wagiman menambahkan, petugas sudah membawa jasad keduanya ke Rumah Sakit Cilengsi guna diautopsi.

"Untuk hasilnya masih menunggu. (Untuk penyebab meninggalnya) karena sakit atau karena hal lain kita tunggu hasilnya," tandasnya.

Informasi tambahan, hasil olah TKP sementara polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved