Siswa SMP di Padang Dianiaya Polisi
Sosok Afif Maulana Siswa SMP di Padang Ditemukan Tewas di Sungai, Diduga Dianiaya Anggota Polisi
Inilah sosok siswa SMP di Sumatera Barat ditemukan tewas di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (9/6/2024)
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah sosok siswa SMP di Sumatera Barat ditemukan tewas di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (9/6/2024) siang.
Korban bernama Afif Maulana (13) siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Padang.
Ia merupakan putra dari pasangan Afrinaldi (36) dan Anggun (32).
Jenazah Afif Maulana ditemukan di Sungai Kuranji di sekitar jembatan di Jalan Bypass Kilometer 9, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatra Barat, Minggu (9/6/2024) pukul 11.55 WIB.
Ketika keluarga berjumpa dengan jenazah Afif Maulana, tubuh bocah tersebut dipenuhi luka lebam di sekujur tubuh.
Korban diduga meninggal dunia akibat disiksa anggota polisi yang sedang patroli aksi tawuran.
Baca juga: Siswa SMP di Padang Ditemukan Tewas di Sungai, Diduga Dianiaya Polisi, Investigasi LBH Banyak Luka
Kronologi Dugaan Penyiksaan Polisi
Dilansir dari Kompas.id, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang Indira Suryani menjelaskan, Afif Maulana dan rekan-rekannya dituduh akan tawuran.
Saat itulah, Afif dan rekan-rekannya mendapatkan tindakan penyiksaan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar yang berpatroli pada Sabtu (8/6/2024) malam hingga Minggu dini hari.
Indira menuturkan, pihak LBH Padang telah mendapatkan keterangan dari tujuh saksi yang mengalami penyiksaan.

Para saksi itu adalah lima anak seusia Afif Maulana dan pemuda berusia 18 tahun yang terakhir kali bertemu korban di lokasi penemuan mayat.
"Keterangan saksi, Afif sempat dikerumuni polisi, sempat melihat juga pemukulan terhadap Afif," ujar Indira, Jumat (21/6/2024).
"Setelah itu, saksi tidak tahu lagi karena mereka juga dipukuli dan diangkut ke polsek setempat dan mendapat penyiksaan," tambahnya.
Sebelum kejadian, terang Indira, Afif sedang berboncengan di sekitar jembatan pada Minggu pukul 04.00 WIB bersama rekannya, A yang juga diduga korban penyiksaan polisi.
Saat itu, Afif Maulana dan A dihampiri beberapa orang diduga anggota Sabhara Polda Sumbar.
Para anggota polisi itu datang menggunakan motor dinas berjenis KLX.
Ketika menghampiri Afif dan A, kata Indira, oknum polisi itu menendang sepeda motor korban.
Akibatnya, Afif dan A pun jatuh terpelanting ke kiri jalan. Korban A lalu ditangkap dan dibawa ke Polsek Kuranji.
"Korban A melihat korban (Afif) sempat berdiri dan dikelilingi oleh anggota Polda Sumbar yang memegang rotan," ujar Indira.
"Setelah itu, korban A tidak pernah lagi melihat korban," lanjutnya.
Indira berharap, kasus ini bisa dibuka secara transparan dan korban bisa mendapatkan keadilan jika terbukti meninggal karena disiksa polisi.
"Kasus ini harus diungkap hingga tuntas dan transparan. Polisi pelanggar HAM harus dipecat, harus diberikan hukuman, bukan dilindungi dan dipertahankan jadi anggota polisi," ucap Indira.
Klarifikasi Kapolda Sumbar
Sementara, Irjen Suharyono selaku Kapolda Sumbar pun berikan klarifikasi soal tewasnya AM.
TribunJabar.id mewartakan, ia juga mengucapkan belangsungkawa terhadap tewasnya AM.
"Kami menyampaikan ucapan belasungkawa terhadap keluarga korban dari saudara almarhum Afif Maulana yang ditemukan telah meninggal dunia," kata Irjen Pol Suharyono.
Suharyono menuturkan, saat malam kejadian, polisi mengerahkan lebih dari 30 anggota untuk mengurai massa yang sedang terlibat tawuran.
Dia menuturkan, apabila polisi tak bergerak cepat, maka akan banyak timbul korban lantaran tawuran ini disertai dengan adanya senjata tajam.
"Kemudian perlu kami luruskan di sini, bahwa telah viral di media massa, justifikasi seolah-olah polisi bertindak salah, polisi telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Namun, tidak ada bukti dan saksi sama sekali," katanya, dikutip dari TribunPadang.com.
Saat kejadian, petugas mengamankan 18 orang dan tak ada nama AM yang dibawa ke Polsek Kuranji.
"Hanya saja sebelum ditemukan jenazah di bawah Jembatan Kuranji, berdasarkan kesaksian Adit yang membonceng, Afif Maulana diajak masuk ke sungai agar aman dari kejaran polisi."
"Jadi sudah ada kesaksian, bahwa memang Afif Maulana berencana akan masuk ke sungai atau menceburkan diri ke sungai," sebut Irjen Pol Suharyono.
Ia menuturkan, dalam kasus penemuan jasad AM ini, pihaknya telah memeriksa 40 saksi, dan 30 di antaranya merupakan anggota kepolisian.
"Saya bertanggung jawab penuh akan kasus penemuan jasad Afif Maulana, sampai saat sekarang kita masih mendalami kasus ini."
"Saat ini ada satu yang memang diamankan karena di tangannya ada membawa sajam, sedangkan senjata lainnya berserakan dan belum diketahui siapa yang punya," ungkapnya.
Ia menuturkan, pihaknya akan terus melakukan pendalaman terkait kasus ini.
"Kami sedang berupaya mendapatkan yang bersangkutan untuk diperiksa, sejauh mana dan apa yang diketahuinya terhadap apa yang diucapkan di media sosial itu," pungkasnya.
Baca juga berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Kapolda Sumbar Dilaporkan ke Propam Mabes Polri Imbas Tutup Kasus Dugaan Penyiksaan Bocah Afif Tewas |
![]() |
---|
Kapolri Turun Tangan Kasus Dugaan Penyiksaan Dialami Bocah Afif Maulana di Sumbar, Tak Ada Ditutupi |
![]() |
---|
Tangis Ibu Afif Siswa SMP di Padang Tewas di Sungai, Tak Percaya Anak Lompat dari Jembatan |
![]() |
---|
Ahmad Sahroni Soroti Kasus Siswa SMP di Padang Tewas Diduga Disiksa Oknum Polisi, Desak Propam Usut |
![]() |
---|
Beda Keterangan Teman Afif Maulana & Polisi, Kasus Siswa SMP di Padang Tewas Diduga Dianiaya Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.