Siswa SMP di Padang Dianiaya Polisi

Bantah Siswa SMP di Padang Tewas Dianiaya Polisi, Kapolda Sumbar Sebut Afif Sengaja Terjun ke Sungai

Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Pol Suharyono akhirnya buka suara soal tewasnya siswa SMP berinisial AM (13) di bawah Jembatan Kuranji.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
Yola Sastra/Kompas.id
Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Pol Suharyono akhirnya buka suara soal tewasnya siswa SMP, Afif Maulana disebut Kapolda tewas karena jatuh dari jembatan. 

Kata Suharyono, jika polisi tak segera terjun ke lokasi tawuran saat itu, kemungkinan akan menimbulkan korban lebih banyak.

"Jadi sudah ada kesaksian, bahwa memang AM berencana akan masuk ke sungai atau menceburkan diri ke sungai," ucapnya.

Ia menjelaskan, sebanyak 18 orang diamankan dalam tawuran tersebut.

Afif Maulana semasa hidup (kiri) dan keluarganya (kanan) - Siswa SMP di Padang Ditemukan Tewas di Sungai, Diduga Dianiaya Polisi, Investigasi LBH Banyak Luka
Afif Maulana semasa hidup (kiri) dan keluarganya (kanan) - Siswa SMP di Padang Ditemukan Tewas di Sungai, Diduga Dianiaya Polisi, Investigasi LBH Banyak Luka (Kolase Tribunnews/ IST)

Dan nama AM tidak masuk dalam daftar siswa yang diamankan polisi.

"Hanya saja sebelum ditemukan jenazah di bawah Jembatan Kuranji, berdasarkan kesaksian (saksi) A yang membonceng, AM diajak masuk ke sungai agar aman dari kejaran polisi," ucapnya.

Ia menuturkan, dalam kasus penemuan jasad AM ini, pihaknya telah memeriksa 40 saksi, dan 30 di antaranya merupakan anggota kepolisian.

"Saya bertanggung jawab penuh akan kasus penemuan jasad Afif Maulana, sampai saat sekarang kita masih mendalami kasus ini."

"Saat ini ada satu yang memang diamankan karena di tangannya ada membawa sajam, sedangkan senjata lainnya berserakan dan belum diketahui siapa yang punya," ungkapnya.

Ia menuturkan, pihaknya akan terus melakukan pendalaman terkait kasus ini.

"Kami sedang berupaya mendapatkan yang bersangkutan untuk diperiksa, sejauh mana dan apa yang diketahuinya terhadap apa yang diucapkan di media sosial itu," pungkasnya.

Merasa Dihakimi

Kendati begitu, Polda Sumatra Barat mencari pihak yang memviralkan informasi dugaan penyiksaan anak 13 tahun di Kota Padang hingga tewas oleh polisi.

Kapolda Sumbar Irjen Suharyono menyebut pihaknya merasa menjadi korban trial by the press atau pengadilan oleh pers.

Dugaan penyiksaan tersebut mengemuka usai Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang mengungkapkan tubuh anak itu dipenuhi luka lebam, enam rusuknya patah, dan paru-paru robek. LBH Padang mengaku menemukan unsur penganiayaan dalam kematian anak bernama Afif Maulana itu.

Irjen Suharyono menyebut viralnya kasus dugaan penyiksaan terhadap Afif telah merusak citra institusi Polri. Menurutnya, tidak ada bukti Afif disiksa polisi hingga tewas.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved