Seputar Islam

Apa itu Hari Arafah? Waktu yang Makbul untuk Berdoa Menurut Hadits, Berikut Keutamaan dan Amalannya

Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jemaah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Apa itu Hari Arafah? Waktu yang Makbul untuk Berdoa Menurut Hadits, Berikut Keutamaan dan Amalannya 

"Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman, 'Apa yang diinginkan oleh mereka?'" (HR. Muslim no. 1348).

 

Hari Arafah Adalah Hari yang Paling Utama
Sebagian ulama berpendapat bahwa 9 Zulhijah atau hari Arafah adalah hari yang paling utama. Hal ini juga disampaikan oleh Anak bin Malik. Ia berkata bahwa hari Arafah lebih utama dari 10.000 hari.

Selain itu,  orang yang berpuasa di hari Arafah akan mendapatkan pahala setara puasa selama 2.000 hari.

 

Hari Arafah Adalah Hari Id bagi Umat Islam


Ibnu Abbas RA pernah berkata bahwa Surat Al-Ma'idah ayat 3 turun pada dua hari Id, yaitu hari Jumat dan hari Arafah. Namun, maksud hari Arafah adalah Id hanya berlaku untuk mereka yang sedang melakukan wukuf.

 

 Hari Arafah Adalah Penggenap atau Pengganjil

Dalam Surah Al-Fajr ayat 3, Allah SWT berfirman, "dan (demi) yang genap dan yang ganjil". Ahli tafsir berbeda pendapat perihal maksud dari "yang genap" dan "yang ganjil".

Menurut Ibnu Rajab Al Hambali, asy syaf'u (penggenap) adalah hari Arafah, sedangkan al watr (ganjil) adalah Idul Adha.

Sementara itu, Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir menukil pendapat yang berkata sebaliknya, yakni hari Arafah adalah asy syaf'u dan Idul Adha adalah al watr.


Hari Arafah Adalah Hari Disempurnakannya Agama 


Umar bin Khottob RA berkata, ada seorang Yahudi berkata kepadanya,

"Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari Id)." "Ayat apakah itu?" tanya Umar. Ia berkata, "(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." 'Umar berkata, "Kami telah mengetahui hal itu, yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau berdiri di Arafah pada hari Jumat." (HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017)

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved