Seputar Islam
Bacaan Sujud Tilawah Arab, Latin dan Arti, Lengkap Tata Cara Melakukan Sujud Tilawah
Bacaan sujud tilawah Arab, Latin dan arti, lengkap tata cara melakukan sujud tilawah.
Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM - Bacaan sujud tilawah Arab, Latin dan arti, lengkap tata cara melakukan sujud tilawah.
Sujud tilawah atau disebut juga sujud sajadah adalah adalah sujud yang dilakukan seorang muslim saat sedang membaca atau mendengar bacaan Al-Quran tertentu.
Sujud Tilawah tidak terjadi di setiap bacaan Al-Quran, tetapi hanya pada ayat-ayat tertentu yang memiliki kekhususan tertentu, seperti ayat-ayat sujud (ayat-ayat yang memerintahkan untuk bersujud setelah membacanya).
Sujud tilawah adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang menunjukkan penghormatan dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT.
Berikut ini bacaan sujud tilawah Arab, latin dan arti, lengkap cara melakukan sujud sajadah.
Ada beberapa bacaan yang bisa kita baca ketika sujud di antaranya:
- Pertama: Dari Hudzaifah, beliau menceritakan tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika sujud beliau membaca:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى
“Subhaana robbiyal a’laa” [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi] (HR. Muslim no. 772)
- Kedua: Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a ketika ruku’ dan sujud:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى
“Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy.” [Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku] (HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484)
- Ketiga: Dari ‘Ali bin Abi Tholib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sujud membaca:
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu wa laka aslamtu, sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Tabarakallahu ahsanul kholiqiin.”
[Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, karena-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta] (HR. Muslim no. 771)
Adapun bacaan yang biasa dibaca ketika sujud tilawah sebagaimana tersebar di berbagai buku dzikir dan do’a adalah berdasarkan hadits yang masih diperselisihkan keshohihannya.
Bacaan tersebut terdapat dalam hadits berikut:
1. Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam sujud tilawah di malam hari beberapa kali bacaan:
سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Tabarakallahu ahsanul kholiqiin.”
[Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta] (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An Nasa-i)
2. Dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku melihat diriku sendiri di malam hari sedangkan aku tertidur (dalam mimpi). Aku seakan-akan shalat di belakang sebuah pohon. Tatkala itu aku bersujud, kemudian pohon tersebut juga ikut bersujud. Tatkala itu aku mendengar pohon tersebut mengucapkan:
اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِى بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا وَضَعْ عَنِّى بِهَا وِزْرًا وَاجْعَلْهَا لِى عِنْدَكَ ذُخْرًا وَتَقَبَّلْهَا مِنِّى كَمَا تَقَبَّلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ
“Allahummaktub lii bihaa ‘indaka ajron, wa dho’ ‘anniy bihaa wizron, waj’alhaa lii ‘indaka dzukhron, wa taqqobbalhaa minni kamaa taqobbaltahaa min ‘abdika dawuda”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kedua hadits di atas terdapat perselisihan ulama mengenai statusnya. Untuk hadits pertama dikatakan shahih oleh At Tirmidzi, Al Hakim, An Nawawi, Adz Dzahabi, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Al Albani dan Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali. Sedangkan tambahan “Fatabaarakallahu ahsanul kholiqiin” dishahihkan oleh Al Hakim, Adz Dzahabi dan An Nawawi. Namun sebagian ulama lainnya semacam guru dari penulis Shahih Fiqih Sunnah, gurunya tersebut bernama Syaikh Abi ‘Umair dan menilai bahwa hadits ini lemah (dho’if).
Sedangkan hadits kedua dikatakan hasan oleh At Tirmidzi. Menurut Al Hakim, hadits kedua di atas adalah hadits yang shahih. Adz Dzahabi juga sependapat dengannya.
Sedangkan ulama lainnya menganggap bahwa hadits ini memang memiliki syahid (penguat), namun penguat tersebut tidak mengangkat hadits ini dari status dho’if (lemah). Jadi, intinya kedua hadits di atas masih mengalami perselisihan mengenai keshahihannya. Oleh karena itu, bacaan ketika sujud tilawah diperbolehkan dengan bacaan sebagaimana sujud dalam shalat seperti yang kami contohkan di atas.
Imam Ahmad bin Hambal -rahimahullah- mengatakan,
أَمَّا أَنَا فَأَقُولُ سُبْحَانَ رَبِّي الْأَعْلَى
“Adapun (ketika sujud tilawah), maka aku biasa membaca: Subhaana robbiyal a’laa” (Al Mughni, 3/93, Asy Syamilah)
Dan di antara bacaan sujud dalam shalat terdapat pula bacaan “Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Tabarakallahu ahsanul kholiqiin”, sebagaimana terdapat dalam hadits ‘Ali yang diriwayatkan oleh Muslim. Wallahu a’lam.
Hukum sujud tilawah adalah sunah, berdasarkan hadis berikut,
“Diriwayatkan dari Umar ra., ia berkata: Hai sekalian manusia, kita tidak diperintah untuk bersujud, barangsiapa yang bersujud ia mendapat pahala, dan barangsiapa yang tidak bersujud ia tidak berdosa.” [HR. al-Bukhari].
Namun bagi penganut mazhab Hanafi, hukum dari sujud tilawah adalah wajib bagi yang membaca ayat-ayat sajdah maupun yang mendengarkannya.
Ayat sajadah hanya terdapat dalam 15 ayat dalam al-Qur’an, namun jumlah ini masih diperselisihkan di kalangan para ulama seperti dikutip dari Rumaysho.com
Baca juga: Doa yang Dibaca di Raudhah Makam Rasulullah di Masjid Nabawi Madinah, Teks Arab, Latin dan Terjemah
Tata Cara Sujud Tilawah
Sujud Tilawah
Ustaz Khalid Basalamah dalam sebuah ceramahnya menjelaskan, sujud tilawah bisa dilakukan di dalam maupun di luar salat.
Di Luar Salat
Ada beberapa pendapat mengenai ketentuan sujud tilawah di luar salat.
Mayoritas ulama berpendapat, dalam sujud tilawah disyari’atkan untuk berwudhu sebagaimana salat, suci dari hadas dan najis, menutup aurat, dan menghadap kiblat.
Namun, ada pula pendapat yang menyatakan sujud tilawah bisa dilakukan tanpa berwudhu terlebih dahulu.
Akan tetapi apabila seseorang memenuhi persyaratan sebagaimana salat, maka itu lebih utama.
Jika dilakukan di luar salat, yakni ketika membaca al-Quran yang di dalamnya terdapat ayat sajdah maka segeralah bersiap untuk melakukan sujud tilawah dimulai dengan niat dan disusul dengan takbir lalu sujud dengan membaca bacaan doa sujud tilawah.
Sujud tilawah dimulai dari keadaan berdiri, ketika sujud tilawah ingin dilaksanakan di luar salat. Ini berdasar quran surat Al Isro ayat 107.
“Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud.” (QS. Al Isro’: 107).
Setelah selesai sujud membaca takbir terus duduk dan salam dan kemudian melanjutkan bacaan al Quran atau kembali melakukan aktivitas sebelumnya.
Meski begitu, ada pula pendapat yang menyatakan sujud tilawah bisa dilakukan tanpa takbir maupun salam.
Di Dalam Salat
Jika dilakukan di dalam salat berjama’ah, maka makmum harus mengikuti imam.
Jika imamnya melakukan sujud tilawah, makmum harus mengikuti, dan sebaliknya jika imam tidak melakukannya, makmum juga tidak boleh melakukannya.
Imam yang mau melakukan sujud tilawah hendaknya memberi tahu makmumnya dulu agar makmum tidak salah sangka dalam mengikuti imamnya.
Jika dilakukan dalam salat sendiri, caranya juga sama, dan terserah mau melakukan sujud tilawah atau tidak.
Contoh mempraktikkan sujud tilawah dalam salat berjama’ah, misalnya imam membaca salah satu ayat sajdah, maka di akhir ayat sajdah itu imam membaca takbir lalu sujud untuk melakukan sujud tilawah.
Setelah selesai membaca bacaan sujudnya, lalu membaca takbir untuk berdiri kembali meneruskan salatnya.
Jika ayat sajadah berada di akhir surat, seperti di surat Al-Alaq, maka setelah bangun dari sujud tilawah kemudian melanjutkan dengan surat lain.
Namun, jika ayat sajadah berada di tengah surat dan belum selesai sampai akhir, maka imam meneruskan bacaannya.
Jika ayatnya sudah habis, imam terus membaca takbir untuk melakukan ruku’ dan seterusnya.
Demikian artikel membahas tentang bacaan sujud tilawah Arab, Latin dan arti, lengkap tata cara melakukan sujud tilawah.
Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com
Seputar Islam
Bacaan Sujud Tilawah Arab
Bacaan Sujud Tilawah
Tata Cara Melakukan Sujud Tilawah
Sujud Tilawah
Sujud Sajadah
Tribunsumsel.com
Doa Kehilangan Barang Berharga, Lengkap Tulisan Arab Latin dan Terjemahannya |
![]() |
---|
Doa Mohon Ampunan Kepada Allah Atas Segala Dosa, Diajarkan Rasulullah, Arab Latin dan Terjemahan |
![]() |
---|
Amalan yang Paling Disukai Allah, Ternyata bukan Sholat, Puasa atau Zikir, Hikmah Kisah Nabi Musa AS |
![]() |
---|
Doa Agar Ditetapkan dan Digolongkan Sebagai Orang yang Beriman, Tulisan Arab dan Arti |
![]() |
---|
1 Rabiul Akhir 1447 H Jatuh pada Selasa 23 September 2025, Berikut Kumpulan Doa Memasuki Bulan Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.