Pekerja Pabrik Kertas Sungai Baung Tewas

Update Tewasnya Pegawai PT OKI Pulp and Paper, Manajemen : Kami Kehilangan Anak Didik Ahli

Peristiwa kecelakaan kerja yang menimpa Ari Prabowo (28) pegawai PT OKI Pulp and Paper Mills yang tewas tersedot ke dalam tangki limbah beberapa hari

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
Pihak perusahaan bersama dengan BPJS Ketenagakerjaan serta Disnakertrans saat mengunjungi kediaman almarhum yang berada di Desa Air Hitam, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Winando Davinchi

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Peristiwa kecelakaan kerja yang menimpa Ari Prabowo (28) pegawai PT OKI Pulp and Paper Mills yang tewas tersedot ke dalam tangki limbah beberapa hari yang lalu juga menyisakan duka mendalam bagi manajemen perusahaan tempatnya bekerja.

Terungkap fakta, korban merupakan penerima manfaat beasiswa di Akademi Teknologi Pulp dan Kertas (ATPK) Bandung, Jawa Barat.

Manager PT OKI Pulp and Paper Mills, Gadang Hartawan menyebut almarhum adalah anak didik yang telah disekolahkan sejak tahun 2015 oleh perusahaan.

"Kami seluruh pihak manajemen merasa sangat kehilangan. Sejak laporan masuk kami telah melakukan upaya terbaik untuk menolong almarhum," ungkapnya saat dikonfirmasi, Minggu (19/5/2024) sore.

Dikatakan perusahaan bersama dengan BPJS Ketenagakerjaan serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kemarin telah mengunjungi kediaman almarhum yang berada di Desa Air Hitam Kecamatan Jejawi Kabupaten OKI.

"Tujuan kami menyambangi rumah duka untuk menyerahkan santunan kematian akibat kecelakaan kerja secara simbolis yang diserahkan kepada istri ataupun orang tua korban selaku ahli waris," ujarnya.

Secara teknik, diungkapkan Gadang jika almarhum sudah sangat paham betul dengan tugas dalam pekerjaannya. Itu artinya basic dari pendidikannya ini benar-benar berada pada jurusan industri pabrik kertas.

"Management sangat kehilangan sekali, ia kita didik mulai dari mentah hingga matang atau menjadi tenaga kerja yang siap pakai," jelasnya.

Gadang menceritakan pada awal kejadian, tim tanggap darurat sudah terjun ke lokasi mengupayakan segala macam cara untuk mendapatkan tubuh korban, namun kondisi penyelamatan korban dinilai cukup sulit dan memakan banyak waktu.

"Kami sampai harus bongkar pipa, bongkar semua peralatan hingga ketemu dengan tubuh almarhum,"

"Yang pada akhirnya jam 18.00 WIB baru ditemukan. Artinya 10 jam proses evakuasi baru ketemu," katanya.

Ia menekankan tidak ada pembiaran oleh perusahaan terhadap peristiwa naas tersebut.

"Semua tim kita turun ke lokasi TKP fokus ke proses evakuasi sehingga tidak memiliki waktu untuk merespon pertanyaan-pertanyaan dari banyak pihak," tuturnya.

Masih kata dia, setelah tubuh korban ditemukan, tim tanggap darurat berupaya membawa jenazah ke Palembang untuk dilakukan visum dan otopsi di RS Bhayangkara.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved