seputar islam
Hukum Mengadakan Walimatus Safar Bagi Jemaah Haji & Umrah, Ternyata Tujuannya Mulia Jangan Niat Riya
Karena di dalamnya ada unsur silaturahim, pemberian makanan dan doa untuk saling menumbuhkan rasa cinta sesama umat Muslim.
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM --Hukum Mengadakan Walimatus Safar Bagi Jemaah Haji & Umrah, Ternyata Tujuannya Mulia Jangan Niat Riya.
Walimatussafar haji atau umroh atau syukuran/tasyakur haji (berangkat haji) dianjurkan dalam agama Islam sebagai wujud syukur seorang hamba atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Pada dasarnya hukum walimatus safar adalah sunnah atau diperbolehkan.
Diadakannya (tasyakuran) sebelum berangkat haji dan umrah serta sekembalinya dari haji dan umrah adalah tradisi yang baik.
Karena di dalamnya ada unsur silaturahim, pemberian makanan dan doa untuk saling menumbuhkan rasa cinta sesama umat Muslim.
Namun, hendaknya acara walimatus safar tersebut diselenggarakan sesuai koridor agama dengan tanpa adanya israf (berlebih-lebihan) dan memberatkan bagi calon jemaah haji.
Niatkan walimatussafar untuk tulus memohonkan doa kepada yang ditinggalkan, jauh-jauhkan dari sifat riya (pamer) dengan maksud ingin mendapat pujian dari manusia.
Dikutip dari nu.or.id, dalam kitab Hasyiyah Ibrahim al-Bajuri ‘ala Fath al-Qarib II, Imam Syafi’i pernah berkata:
“Walimah dapat meliputi setiap undangan karena baru mendapatkan kenikmatan.”
Walimatus safar adalah syukuran atau selamatan yang diadakan untuk melepas calon jamaah haji dan umrah pergi ke Tanah Suci.
Biasanya walimatus safar ini diisi dengan pembacaan doa bersama dan ditutup dengan memberi makan tamu undangan.
Pembacaan doa serta tausiyyah dari seorang kiai atau ustadz kembali digelar ketika hari “H” keberangkatan calon jemaah ibadah haji dan umrah.
Selepas pulang dari ibadah haji dan umrahpun, biasanya jamaah haji dan umrah tersebut akan melayani para tetangga, sanak famili dan teman-teman yang berdatangan untuk menyambut kedatangannya, mereka disuguhi dengan makanan, minuman serta doa.
Di dalam hadis-hadis Nabi saw. juga terdapat riwayat penyambutan para sahabat atas kedatangan orang yang baru berpergian baik dari perjalanan haji, umrah, berdagang atau lainnya.
Bahkan imam Al Bukhari di dalam kitab Shahih-nya secara gamblang memberikan judul bab “Babu Istiqbalul Haji Al Qadimin was Salasah Alad Dawab” atau bab penyambutan orang haji yang baru datang dan tiga orang (diantaranya) naik kendaraan.
Di dalam bab tersebut imam Al Bukhari meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas yang mengatakan:
لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ اسْتَقْبَلَتْهُ أُغَيْلِمَةُ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَحَمَلَ وَاحِدًا بَيْنَ يَدَيْهِ وَآخَرَ خَلْفَهُ
“Ketika Nabi saw. tiba di Makkah, Beliau disambut oleh anak-anak kecil Suku Bani ‘Abdul Muthalib lalu Beliau menggendong salah satu dari mereka di depan dan yang lainnya dibelakang”
Selain itu, Abdullah bin Ja’far juga meriwayatkan hadis berikut:
كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ تُلُقِّىَ بِنَا – قَالَ – فَتُلُقِّىَ بِى وَبِالْحَسَنِ أَوْ بِالْحُسَيْنِ – قَالَ – فَحَمَلَ أَحَدَنَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَالآخَرَ خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلْنَا الْمَدِينَةَ.
“Nabi saw. ketika datang dari suatu perjalanan, maka kami menemuinya, yakni saya, Hasan dan Husein menemui beliau, lalu beliau menggendong salah satu dari kami di bagian depan dan yang lainnya (digendong) di bagian belakang sampai kami masuk kota Madinah” (HR. Muslim).
Sementara terkait pemberian makanan dalam penyelenggaraan walimatus safar oleh umat Muslim yang akan berangkat haji dan umrah atau sepulangnya dari sana, maka hal ini telah dijelaskan oleh imam An Nawawi di dalam kitab Al Majmu’ Syarh Al Muhadzab. Beliau berkata:
يُسْتَحَبُّ النَّقِيعَةُ وَهِيَ طَعَامٌ يُعْمَلُ لِقُدُومِ الْمُسَافِرِ وَيُطْلَقُ عَلَى مَا يَعْمَلُهُ الْمُسَافِرُ الْقَادِمُ وَعَلَى مَا يَعْمَلُهُ غَيْرُهُ لَهُ.
"Annaqi’ah itu disunnahkan. Yaitu makanan yang disedekahkan karena sekembalinya dari perjalanan. Dan hal ini dimutlakkan baik bagi musafirnya (Calon Haji) atau bagi orang lain (keluarganya),".
Fatwa imam Nawawi tersebut berdasarkan hadis riwayat Jabir Ra.:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ مِنْ سَفَرِهِ نَحَرَ جَزُورًا أَوْ بَقَرَةً ” رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
“Bahwasannya Rasulullah saw. ketika sampai di Madinah dari perjalanannya, beliau menyembelih kambing atau sapi.” (HR. Al Bukhari)
Berdasarkan keterangan di atas, sebenarnya acara walimatus safar tidak hanya sekedar tradisi baik yang dilakukan oleh mayoritas kalangan umat Muslim sebelum dan sesudah berangkat haji dan umrah. Tetapi ternyata ada riwayat dan dalil yang jelas tentang kesunahannya.
Itulah Hukum Mengadakan Walimatus Safar Bagi Jemaah Haji & Umrah, Ternyata Tujuannya Mulia Jangan Niat Riya. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Doa Walimatussafar Haji Arab Latin dan Arti Lengkap Bacaan Zikir Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci
Baca juga: Begini Cara Jemaah Haji Embarkasi Palembang Bisa Pesan Makanan Sesuai Kebutuhan Kesehatan Di Asrama
Baca juga: Bacaan Sholawat Haji dalam Tulisan Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia, Mudah Diamalkan
Baca juga: Doa Untuk Orang yang Menunaikan Ibadah Haji Ditujukan ke Orang Ditinggalkan, Lengkap Dalilnya
Walimatussafar Haji
hukum mengadakan walimatussafar haji
hukum walimatussafar haji
hukum walimatussafar umroh
hukum syukuran haji
dalil syukuran haji
Tribunsumsel.com
Tribunnews.com
riya adalah
2 Materi Khutbah Jumat Menyambut Hari Kemerdekaan Edisi 8 Agustus 2025, Khidmat dan Berkesan |
![]() |
---|
Doa Menjenguk Orang Sakit Berdasarkan Hadist, Lengkap Tulisan Latin, Arti dan Cara Membacanya |
![]() |
---|
Sholawat Burdah Lengkap 10 Pasal dalam Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya |
![]() |
---|
Bacaan Doa Sebelum dan Sesudah Bekerja Lengkap Tulisan Latin Serta Artinya |
![]() |
---|
Doa Sujud Sahwi Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.