Kepala Bayi Tertinggal di Dalam Rahim

Sosok MS, Ibu di Banjarmasin Pilu Kepala Bayinya Tertinggal di Rahim saat Melahirkan, Alami Trauma

Peristiwa kepala bayi tertinggal di rahim saat proses melahirkan dialami oleh seorang ibu berinisial MS(38), warga Basirih, Banjarmasin Barat

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Kompas.com / Shutter Stock
(ilustrasi). Peristiwa kepala bayi tertinggal di rahim saat proses melahirkan dialami oleh seorang ibu berinisial MS(38), warga Basirih, Banjarmasin Barat 

Beberapa tenaga medis, yang menurut suami-istri itu mengenakan baju biru dan terdapat tulisan dokter muda itu, langsung mengambil tindakan untuk melakukan proses persalinan secara normal.

“Jadi saat itu memang tak ada konfirmasi apakah di operasi atau tidak. Bahkan diminta tanda tangan untuk dilakukan penindakan pun tidak. Hanya saja mereka bilang, bayi ini kalau sudah keluar tidak menangis,” ungkap pasien yang menggunakan Kartu Indonesia Sehat itu.

Di lain sisi, suaminya yang terus mendampingi MS saat prosesi persalinan berlangsung melihat bayi tersebut sudah ke luar.

“Itu tidak lama setelah istri saya diminta mengejan. Bayi akhirnya keluar, jenis kelaminnya laki-laki. Saat saya lihat, dikira itu bagian pantatnya. Tapi ternyata kepala bayinya tidak ada. Saya hanya bisa terdiam, di lain sisi tak mau istri langsung mengetahuinya," timpal suami MS, HS yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh lepas.

Kepala bayi tersebut rupanya masih tertinggal di dalam perut MS. Tenaga medis terus memintanya untuk mengejan agar kepalanya bisa keluar.

“Dicari-carinya kepala bayi itu. Sementara saya sudah tidak kuat lagi mengejan,” sambung MS lagi.

Sampai akhirnya, beberapa tenaga medis tersebut menggunakan alat vakum dan berhasil mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal.

Sebelum kepala bayi itu dikeluarkan, MS sempat meminta duduk untuk istirahat. Saat duduk, di depannya ia melihat badan bayi yang baru saja dilahirkannya. Tanpa kepala.

“Saya tidak bisa ngomong. Perasaan campur aduk. Sementara kepalanya masih di dalam perut,” ucapnya.

Usai dilakukan proses persalinan dengan kondisi kepala bayinya yang terpisah dari badan, menurut suami-istri itu, pihak rumah sakit tak menjelaskan apa-apa sampai saat ini.

Dari IGD, MS segera di rawat inap dan dipindah ke ruangan. Kemudian keesokan harinya, Senin, 15 April 2024, MS malah diminta pulang oleh perawat jaga.

“Saya padahal masih pusing, badan masih lemas. Tapi perawat meminta pulang karena sudah aman katanya,” tutur MS yang baru melahirkan bayi pertama dari suaminya, HS.

Bahkan permintaan perawat itu menurut MS terkesan kasar. Ia dipaksa harus bisa dan harus kuat.

“Aku pang dijahit juga, sampai area pantat lagi,” kata MS meniru perkataan perawat yang memintanya keluar itu.

Ia bersama suaminya pun terpaksa ke luar dari rumah sakit karena diminta oleh salah perawat di sana. Sementara jenazah bayi, kepalanya sudah dijahit ke badannya dan disemayamkan di dekat rumah orangtuanya.

Baca juga: Sosok Dokter Wisnu 10 Hari Hilang di Laut Lombok hingga Buat Nelayan Sedih, Dikenal Baik

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved