seputar islam

Hadits Nabi, Apakah Amalan yang Paling Berat Timbangannya Kelak di Yaumil Mizan? Itulah Akhlak Mulia

Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Hadits Nabi, Apakah amalan yang paling berat pahalanya kelak di Yaumil Mizan? Itulah akhlak mulia.  

TRIBUNSUMSEL.COM — Hadits Nabi, Apakah amalan yang paling berat pahalanya kelak di Yaumil Mizan? Itulah akhlak mulia. 


Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentang sebuah amalan yang memiliki timbangan paling berat saat di hari perhitungan atau Yaumil Mizan.

Berikut bunyi haditsnya:

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berbuat keji dan berkata-kata keji,” (HR at-Tirmidzi).


Dari hadits tersebut, Rasulullah SAW mengatakan bahwa timbangan pahala terberat di hari akhir nanti tidak lain adalah akhlak mulia.


Siapa yang tidak ingin kelak di yaumil mizan kita mendapatkan timbangan yang berat atas amal shalih yang kita lakukan. Timbangan yang akan menentukan kehidupan yang sebenarnya.

Kita bisa saja mengira perkara yang paling berat pahalanya di yaumil mizan nanti adalah shalat, puasa, sedekah, atau amal ibadah lainnya. Namun ternyata tidak cukup dengan itu.

Selain memperbanyak ibadah, kita juga dituntut untuk membekaskan ibadah kita tersebut dalam perbuatan (akhlak) terpuji. Jangan sampai banyak hafalan qur’an tapi lisan tajam, banyak sedekah tapi hobi menyakiti hewan, sering shalat malam tapi suka mencuri, menyakiti tetangga, tidak amanah dan sebagainya perbuatan yang tidak terpuji.


Hadits Rasulullah yang lain seirama dengan hadits di atas. Betapa pentingnya akhlak mulia.

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya dengan majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak bermanfaat) dan sombong,” (HR at-Tirmidzi).

Bahkan dalam hadits lain diterangkan bahwa ada dua orang wanita, yang satu banyak ibadahnya namun berakhlak buruk, dan yang satu lagi sedikit amalan ibadahnya tapi berakhlak baik.

Rasulullah menyatakan yang berakhlak buruk sekalipun banyak ibadah tempatnya di neraka, tentunya hal ini disebabkan ibadah yang dilakukan itu tidak membekas dalam perbuatannya.

Sedangkan yang amalnya biasa saja namun berakhlak baik, tempatnya di surga. Maasya Allah, betapa akhlak menjadi penentu agama seseorang.

“Dari Abu Hurairah, “Dikatakan kepada Rasulullah, sesungguhnya si fulanah sholat malam dan berpuasa sunnah (Dalam riwayat Ahmad, “Sesungguhnya si fulanah disebutkan tentang banyaknya shalatnya, puasanya, dan sedekahnya”) namun ia mengucapkan sesuatu yang mengganggu para tetangganya, lisannya panjang? (suka menyakiti tetangganya)”

Rasulullah berkata, “Tidak ada kebaikan padanya, dia di neraka”. Dikatakan kepada beliau, “Sesungguhnya si fulanah sholat yang wajib dan berpuasa pada bulan Ramadhan serta bersedekah dengan beberapa potong susu kering, dan ia tidak memiliki kebaikan selain ini, namun ia tidak mengganggu seorangpun?” Rasulullah berkata, “Ia di surga.”


(HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak (IV/183 no.7304), Ibnu Hibban (al-Ihsan XIII/77 no.5764), berkata al-Haitsami, “Dan para perawinya tsiqah (terpercaya)” (Majma’ az-Zawaid VIII/169) dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam shahih at-Targhib wat Tarhiib no.2560).

Firman Allah dalam surat Hud ayat 114


وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ

 

Arab-Latin:
Wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laīl, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirīn

Artinya:

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.


Tafsir Mendalam Tentang Surat Hud Ayat 114


Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan kerjakanlah shalat (wahai Nabi), dengan cara sebaik-baiknya pada dua tepi siang, yaitu pagi dan sore hari, dan pada saat-saat malam hari, Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik akan menghapuskan dosa-dosa yang terdahulu dan menghilangkan pengaruh buruknya.

Semoga kita senantiasa termasuk orang-orang yang kelak medapatkan timbangan yang berat di yaumul mizan.


Itulah Hadits Nabi, Apakah amalan yang paling berat pahalanya kelak di Yaumil Mizan? Itulah akhlak mulia. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Sa’ah Wa Sa’ah, Kalimat Pernah Diucapkan Rasulullah dalam Hadits Terkait Bercanda dan Hiburan

Baca juga: Kumpulan Ayat Alquran dan Hadits tentang Pentingnya Memuliakan Perempuan dan Memperhatikan Haknya

Baca juga: Makna Hadits Menikah Separuh Agama, inilah Maksudnya, Saling Berkomitmen dan Bertanggung Jawab

Baca juga: Hadits Wahai Pemuda Menikahlah Bila Mampu, Mampu dalam Hal Apa? Berikut Hikmah dari Pernikahan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved