Berita Viral
Kisah Dian Siswi SMA Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Bayaran Rp50 Ribu, Sekolah Minta Lunasi
Nasib malang dialami seorang siswi SMA bernama Dian tak bisa ikut ujian lantaran nunggak bayaran sekolah sebesar Rp 50 Ribu.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Nasib malang dialami seorang siswi SMA bernama Dian tak bisa ikut ujian lantaran nunggak bayaran sekolah sebesar Rp 50 Ribu.
Kejadian terebut terjadi di SMAN 2 Maumere tepatnya di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggera Timur (NTT).
Kisah Dian viral setelah video tak ikut ujian viral di media sosial sejak beberapa hari lalu.
Melansir dari Tribunjatim.com, Minggu (21/4/2024) dalam video tersebut, Dian masih mengenakan seragam lengkap tampak duduk sendirian.
Ia kemudian dihampiri perekam video yang merupakan seorang wanita.
"Duduk di luar sini kenapa?" tanya perekam video.

"Kendala uang sekolah mama, Rp50 ribu," jawab Dian.
Dian mengaku sudah memberi tahu orang tuanya terkait pelunasan uang sekolah ini.
Namun orang tuanya menjawab belum memiliki biaya untuk melunasinya.
"Mama bilang uangnya belum ada," tambah Dian.
Orang tua Dian sendiri sudah menitip pesan kepada pihak sekolah agar anaknya diberi kesempatan ikut ujian terlebih dahulu.
Nanti jika sudah ada uang, mereka berjanji bakal melunasi tunggakan.
Pesan tersebut, kata Dian, sudah dia sampaikan kepada pihak sekolah.
Akan tetapi pihak sekolah tetap melarang Dian ikut ujian sebelum melunasi biaya tersebut.
"Pihak sekolah mintanya harus dibayar semua dulu baru bisa masuk sekolah, masuk ujian," ungkap Dian.
Dian yang berhasil diwawancarai wartawan mengaku, keterlambatan pembayaran uang sekolah sudah disampaikan kepada sekolah dan kepada orang tuanya.
"Saya sudah sampaikan ke orang tua, tapi orang tua minta supaya sekolah mengizinkan saya ikut ujian dulu."
"Nanti habis ujian besok lusa, ada uang baru dikasih," ungkap Dian menirukan pesan orang tuanya.
Penjelasan Sekolah
Sementara itu Kepala SMAN 2 Maumere, Andreas Benyamin Edi Da Silva mengataka, para siswa yang dipulangkan alias dilarang ikut ujian tersebut merupakan strategi dari pihak sekolah.
"Itu strategi kami untuk anak pulang dan menyampaikan kepada orang tua untuk menyadari dan berusaha menyelesaikan tunggakan uang sekolah dari semester sebelumnya," pungkasnya.
Kata dia, siswa yang dipulangkan bukan hanya terkendala uang sekolah.
Namun banyak siswa yang belum menjelaskan karya tulis ilmiah (KTI) yang menjadi salah satu penilaian saat ujian tersebut.
"Ujian hari pertama itu banyak anak yang tidak mengikuti ujian karena terkendala administrasi yang terdiri dari keuangan dan tugas-tugas lainnya," katanya kepada Pos Kupang, Kamis, 18 April 2024.
Kata dia, menyangkut keuangan bukan saja baru terjadi kali ini.
Ternyata setiap tahun pasti ada anak yang terkendala dengan keuangan saat akan mengikuti ujian.
Namun pihak sekolah tetap mengijinkan siswa untuk tetap mengikuti ujian setelah orang tua siswa datang ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan keuangan sekolah.
"Hari kedua itu banyak orang yang datang dan sampaikan sehingga ada solusi dan anak-anak bisa ikut ujian," ujarnya.
Kata dia, ada siswa yang menunggak keuangan sekolah Rp50 ribu.
Namun siswa yang bersangkutan tidak menyampaikan kepada sekolah dan memilih untuk berdiri di sekitar sekolah.
"Ada yang nunggak 50 ribu, tapi tidak masuk ke sekolah, dan memilih berdiri di sekitar sekolah."
"Kalaupun dia masuk ke sekolah pasti kita ada solusi, entah itu dibuat surat pernyataan atau lain sebagainya, agar bisa ikut ujian," jelas dia.
Ia menegaskan, pihak sekolah tidak ada niat merugikan anak, namun tetap melayani anak untuk tetap ikut ujian.
Kata dia, meskipun ada siswa yang belum ikut pada hari pertama dan seterusnya, pihak sekolah akan menyelenggarakan ujian susulan pada Senin mendatang.
Ia menambahkan, hingga saat ini, seluruh siswa sementara mengikuti ujian akhir semester di SMAN 2 Maumere.
Reaksi Kepala Dinas Dikbud NTT
Kejadian ini pun mendapat respons dari Kepala Dinas Dikbud NTT, Ambrosius Kodo.
Merespons kejadian tersebut, Ambrosius Kodo menugaskan pengawas Koordinator Pengawas di Kabupaten Sikka guna memastikan penyelesaian tersebut.
Ambrosius Kodo menegaskan bahwa kejadian serupa tidak boleh terjadi kembali, baik di SMAN 2 Maumere, maupun di semua sekolah di NTT.
"Kejadian itu tidak boleh terulang lagi," tegas Ambrosius Kodo saat diwawancarai Pos Kupang, Jumat, 19 April 2024.
Menurut Ambrosius Kodo, kejadian tersebut telah diselesaikan dan siswa tersebut telah mengikuti proses ujian.
Karena menurut Ambrosius Kodo, apapun yang berkaitan dengan komite bersifat sumbangan.
Selain itu, hak anak atau peserta didik tidak boleh dibatasi dalam proses pendidikan.
Atas kejadian tersebut, Ambros mengimbau semua kepala sekolah agar tidak melakukan kejadian yang sama yang terjadi di SMAN 2 Maumere.
(*)
Nasib Karisto Gideon, Paskibra yang Viral Hampir Pingsan saat Upacara di Sorong, Dapat Beasiswa |
![]() |
---|
Sosok AKBP Muhammad Aldy Kapolres Gowa Temui 2 Bocah Pungut Sisa Makanan Upacara RI, Beri Bantuan |
![]() |
---|
Viral 2 Bocah Pungut Sisa Makanan Upacara RI di Gowa, Kapolres Gowa Langsung Datangi Rumah |
![]() |
---|
Dulu Manusia Kanibal, Sumanto Kini jadi Konten Kreator: Dulu Ngejar Orang, Sekarang Dikejar Endorse |
![]() |
---|
Tangis Pelajar MTsN 7 Muaro Jambi Gagal Tampil Gegara Lagu Ultah, Bupati Panggil Camat Sungai Bahar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.