Kumpulan Puisi

Contoh Puisi Bertema Paskah 2024, Penuh Renungan dan Menyentuh, Paskah Kasih dan Pengampunan-Mu

Dirangkum lewat beberapa sumber, berikut ini Tribunsumsel sajikan contoh teks puisi bertemakan Paskah tahun 2024 yang cocok jadi referensi. 1. Paskah,

Tribunsumsel.com
Contoh Puisi Bertema Paskah 2024, Penuh Renungan dan Menyentuh, Paskah Kasih dan Pengampunan-Mu 

TRIBUNSUMSEL.COM - Peringatan Paskah atau hari kebangkitan Yesus Kristus tahun ini jatuh pada hari Minggu, 31 Maret 2024.

Terdapat rangkaian kegiatan saat merayakan hari Paskah ini, salah satunya dengan membacakan puisi yang menyentuh hati dan penuh akan renungan.

Dirangkum lewat beberapa sumber, berikut ini Tribunsumsel sajikan contoh teks puisi bertemakan Paskah tahun 2024 yang cocok jadi referensi.

Baca juga: Lirik Lagu Jumat yang Agung di Bukit Golgota, Lagu-lagu Jumat Agung dan Paskah 2024

Baca juga: 60 Ucapan Selamat Jumat Agung dan Paskah 2024 Bagikan Kepada Teman atau Orang terkasih

__________

Kumpulan Puisi Bertema Paskah

1. Paskah, Kasih, dan Pengampunan-Mu

Di pagi yang suci, mentari bangkit memancar,
Paskah datang berseri, tanda kasih yang nyata.
Langkah tak terhitung, di padang kehidupan,
Menebarkan cahaya, memancar dari kalbu.

Dalam langkah-Nya, terbuka pintu kasih,
Menebar benih kebaikan, di segenap sudut dunia.
Dalam kisah kuno, t'lah diulang berulang,
Kemenangan atas gelap, cahaya menang bersinar.

Paskah, waktu kebangkitan, jiwa merayap bebas,
Dari belenggu dosa, menuju hidup yang abadi.
Dalam hati yang sunyi, ada kehadiran-Nya,
Menyentuh jiwa, menyembuhkan luka.

Di sela-sela pesta, mari renungkan makna,
Keselamatan diberi, dengan penebusan yang suci.
Paskah membawa harapan, dalam kegelapan malam,
Takkan pernah padam, terangi jalan yang benar.

Oh, Paskah yang mulia, pesanmu abadi,
Kasih dan pengampunan, sebagai tanda kemurahan-Nya.
Di bawah bayang-Mu, kita bersatu dalam iman,
Menyanyikan pujian, bagi Sang Penebus yang Agung.

___

2. Menebus Dosa Kita

Tubuh yang penuh luka
Darah yang terus mengalir karena disiksa
Kesakitan yang Ia rasakan
Untuk menebus dosa kita umat manusia

Ia menderita,
Namun Ia tidak membalas
Ia tersiksa,
Namun Ia mengampuni

Meski tubuh-Nya dicambuk
Lambung-Nya ditikam
Tangan dan kaki-Nya dipaku
Namun semuanya untuk menebus dosa kita
Umat manusia.

___

3. Jalan Salib

Langkah-Mu tertatih menuju salib Golgota
Dengan badan penuh luka sayatan aniaya
Darah mengalir tercecer di mana-mana
Demi untuk keselamatan manusia

Pedih dan perih pasti terasa
Berkorban 'tuk menghapus dosa
Tak ada seorang yang membela
Semua mencerca dan mencela

Kini KAU telah rela mati
Tiga hari bangkit kembali
Hidup kekal telah diberi
Bagi mereka yang mengimani

___

4. Jalan Panjang Ke Bukit Itu

Jalan ke bukit itu
Bukanlah jalan senyum
Darah dan peluh
Adalah harga yang harus dibayar
Bagi setiap langkah

Melangkah ke sana
Mengayun dengan tapak pedih
Tak ada hati dalam perpisahan
Dan tak ada yang berjaga-jaga
Walau hanya satu jam

Dan aku pun tahu
Jalan itu sungguh laknat
Membuat sang Bapa membuang wajah
Dan langit menceritakan
Kegelapan sejati

Mengapa itu harus Kautempuh?
Tak pernah mampu kupahami
Dengan segala akal yang ada
Sampai kutahu mengapa itu
Harus terjadi

___

5. Sajak Paskah

Di hari keempat sebelum Paskah
Yeshua terkulai pasrah
rebah di tanah
di tengah Getsemani nan basah

oleh airmatanya yang resah
menitik berupa tetesan darah:
Abba, jauhkanlah cawan ini dariku,
namun bukan kehendakku yang jadi,
melainkan kehendak-Mu.

Dia tengah meniru kata
yang pernah dia dengar ketika
berada di perut ibunda-Nya, Maria:
terjadilah padaku, menurut kehendak-Mu.

Dia takut, namun percaya
Tuhan akan menyelamatkannya.
Seperti senandung Daud di bait dua puluh tiga:
Tuhan adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku.

Dibaringkan-Nya aku di rumput hijau.
Kau menuntunku ke air yang tenang.
Gada dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Namun, cawan pun harus tertuang
demi menyeka kepalanya dengan urapan,
karena dia takkan jadi Mesias tanpa pengurapan.

Sayang, cawan itu bukanlah berisi narwastu,
namun sebuah takdir yang terikat waktu.
Bila waktunya tiba,

maka segala daya upaya jadi sia-sia.
Melenggang kabur ketika berdoa pun takkan bisa.

Yeshua ditangkap, dilucuti, dihina caci maki,
dan disalibkan di Golgota
bersama dua pemberontak kaisar keji.

Yeshua mati.
Dia mati seusai tangisnya membahana:
Elohi, Elohi, lama sabakhtani?
Dia nyaris kehilangan kepercayaan,

Dia tak lagi memanggil Tuhannya: Abba, Bapa
namun: Elohi, sapaan kepada JHVH bagi bangsa Yahudi.

Di hela napas terakhir,
Dia pasrah dan kembali memanggil Tuhannya Bapa
mungkin dengan sedikit percaya:
Abba, ke dalam tangan-Mu
Kuserahkan nyawaku.

Di hari ketiga usai kematian-Nya,
hari yang telah dijanjikan Tuhan untuk kebangkitan-Nya,
Yeshua membuka mata,

melihat luka di telapak dan lambung-Nya,
kemudian menggulingkan sendiri batu kubur-Nya.

Tuhan bertanya: Paskah?
Yeshua menjawab: pas sekali, Tuhan. Pas di hari ketiga.

**

Baca berita dan artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved