Berita Viral
Sosok Mbah Semi, Kisahnya Buat Mensos Risma Menangis karena Hidup Sebatang Kara Tak Dapat Bansos
Sosok Mbah Semi, perempuan lanjut usia(lansia) asal Magetan, Jawa Timur jadi sorotan lantaran membuat Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menangis
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM- Sosok Mbah Semi, perempuan lanjut usia (lansia) asal Magetan, Jawa Timur jadi sorotan lantaran membuat Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menangis.
Mbah Semi disebut hidup sebatang kara dan tidak masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Kisah Mbah Semi ini pun membuat Mensos Tri Rismaharini tak kuasa menangis saat mendengar cerita Mbah Semi yang tak mendapatkan Bansos ketika rapat kerja (Raker) bareng Komisi VIII DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Baca juga: Buat Mensos Risma Menangis, Inilah Kisah Mbah Semi, Lansia Hidup Sebatang Kara Tak Dapat Bansos
Mbah Semi merupakan warga Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Wanita berusia 90 tahun ini sempat menjadi perbincangan dan viral karena tak terdaftar sebagai penerima beras miskin atau raskin yang disalurkan badan pangan nasional mulai Januari 2024 lalu.
Padahal, orang-orang yang lebih beruntung dari Mbah Semi terdaftar menjadi penerima raskin.
Mbah Semi yang hidup sebatang kara di rumah bantuan RLTH tahun 2018 ini, harusnya berhak menerima bantuan tersebut.
Mbah Semi tingga seorang diri di rumah berukuran 4x6 meter.
Anak laki-laki satu-satunya sudah meninggal lama, menyusul kemudian sang suami yang juga sudah wafat.
"Ini tadi pulang dari membuat opak, upahnya seikhlasnya, kadang sehari Rp5.000 untuk beli beras," Mbah Semi mengawali ceritanya, Minggu (28/1/2024).
Di ruang tamu tidak ada meja kursi, hanya ada bekas sisa susunan batu dan sisa arang bekas pembakaran di lantas.
"Kadang masak di situ kalau hujan. Biasanya masak di depan pintu kalau tidak hujan," jelas Mbah Semi.
Baca juga: Momen Terakhir Donny Kesuma Sempat Hubungi Eks Istri Sebelum Meninggal Dunia, Minta Tolong Diobati
Di samping kiri rumah Mbah Semi, ada bekas reruntuhan dinding batu bata bangunan rumah lamanya yang sudah lama ambruk karena tua.
Terlihat sebagian dindingnya digunakan sebagai dinding dapur yang kondisinya sangat mengkhawatirkan karena atap dapur juga lapuk.
Sebagian gentengnya itu pun bahkan berjatuhan.
Di ujung ruang, terdapat kamar mandi yang terlihat berantakan dengan kondisi lantai yang becek.
"Kalau mau ke belakang ada airnya, itu baru saya isi kebetulan Sanyo tetangga nyala."
"Kalau tidak nyala, ya mencari air di rumah tetangga," katanya, dilansir dari Kompas.com.
Mbah Semi tak jarang mendapatkan bantuan dari tetangga.
Namun ia juga mengatakan, terkadang sampai mengutang ke warung demi bisa makan.
Di meja kecil, tampak tempat nasi yang di dalamnya berisi nasi dingin.
Mbah Semi mengaku belum memasak karena tak memiliki uang untuk membeli beras.
"Itu nasi dikasih tetangga kemarin. Hari ini belum masak karena beras habis, mau ngutang ke toko di depan sana," kata dia.
Mbah Semi mengaku melihat beberapa hari ini para tetangganya menerima kerta kupon daftar sebagai penerima beras miskin 10 kilogram.
Bantuan tersebut akan diberikan dari bulan Januari hingga bulan Juni 2024 mendatang.
Namun sayangnya, nama Mbah Semi tidak tercantum di data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) sebagai salah satu penerima beras bagi warga miskin.
"Tetangga sudah menerima kupon, katanya mau dapat beras 10 kilogram. Nama saya juga tidak ada," ucapnya lirih.
Baca juga: Usai Adik Kandung Meninggal, Melly Goeslaw Berduka Kehilangan Donny Kesuma: Belum Kering Air Mata
Mbah Semi mengatakan, namanya tidak dimasukkan dari daftar penerima bantuan beras.
Diketahui selain bekerja sebagai pembuat kerupuk beras, ia juga mengharap bantuan tetangga untuk makan sehari-hari.
"Kadang kalau selamatan dikasih berkat, kalau tidak ya ngutang di toko yang ada di perempatan sana."
"Paling satu kilogram itu isinya tiga kaleng, bisa untuk makan beberapa hari," tutur Mbah Semi.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Magetan, Parminto Budi Utomo mengatakan, dari hasil kroscek dengan pendamping, Mbah Semi sudah menerima bantuan dari pemerintah berupa perbaikan rumah tidak layak huni.
Mbah Semi juga disebut menerima bantuan program Bunda Kasih dari pemerintah daerah.
"Mbah Semi memiliki keponakan yang bertanggung jawab dengan kehidupannya berada di satu wilayah beda RT."
Lebih lanjut, berdasarkan laporan pendamping yang diterima Dinas Sosial, Mbah Semi bekerja bukan untuk memenuhi kebutuhan makan, tetapi untuk mengisi kegiatan sehari-hari daripada menganggur.
"Mbah Semi sangat sehat untuk aktivitasnya membantu depan rumah di industri kerupuk. Bukan untuk mencari makan, tapi sebagai aktivitas biar tidak gabut bahasa kerennya," ucapnya.
"Memang mengeluh tidak dapat bantuan beras, hanya kepengin kok tetangganya dapat, tapi (dirinya) tidak, karena untuk makan dan kehidupan sangat tidak kekurangan," pungkas Parminto.
Buat Mensos Risma Menangis
Kisah pilu Mbah Semi ini pun diceritakan anggota Komisi VIII DPR RI fraksi Partai Golkar, Ali Ridha saat rapat kerja (Raker) bareng Komisi VIII DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Ali Ridha menceritakan kehidupan Mbah Semi yang berusia 90 tahun.
Mbah Semi asal Magetan, Jawa Timur disebut hidup sebatang kara dan tidak masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Ali Ridha mengatakan dirinya mengetahui hal itu pertama kali ketika membaca berita dari Tribun Jatim.
"Hidup sebatang kara dan dia harus menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja membuat kerupuk lempeng itu dengan bayaran Rp 5 ribu dan itu tentu tidak cukup untuk menghidupi dirinya," kata Ali di ruang rapat Komisi VIII.
Ali mengungkapkan, dirinya sudah mencari alamat rumah Mbah Semi dan langsung mengunjunginya.
"Dan benar memang orang ini memang sebatang kara dan kebetulan dia memasak, mohon maaf bu karena tidak ada beras dia harus memakan tahu dan kacang panjang yang direbus tanpa menu apapun," ujar Ali dengan suara bergetar menahan air mata.
Menurutnya, Semi bahkan seringkali melihat tetangganya menerima bantuan dari pemerintah, sementara dirinya tidak.
"Yang kasihan itu dia seringkali melihat tetangganya menerima berapa kali bantuan, ya mungkin tetangganya memang layak dibantu, tetapi dirinya tidak menerima bantuan," ungkapnya.
Ali meminta Mensos Risma untuk membenahi persoalan tersebut.
Terlebih, dalam beberapa kasus ada yang menerima bantuan meski seharusnya tidak layak.
Mendengar cerita Ali, Risma pun tampak tertunduk.
Bahkan dia sempat mengambil tisu mengusap air matanya.
Baca berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Mbah Semi, Lansia yang Kisahnya Buat Mensos Risma Menangis Saat Rapat di DPR
Berita viral
BeritaViral
Mensos Risma Menangis Kisah Mbah Semi
Mbah Semi Buat Mensos Risma Menangis
Mensos Risma
Mbah Semi
Tribunsumsel.com
| Sosok Hafithar Anak Kelas 1 SD Viral Tempuh Jarak 70 Km Pergi Sekolah Naik KRL, Dikenal Siswa Cerdas |
|
|---|
| Kisah Hafithar, Siswa SD Berangkat Sendirian Naik KRL dari Tangerang ke Jaktim, Ada Cerita Pilu |
|
|---|
| VIDEO Fakta Pria Ngaku Anak Propam Bawa Mobil Barang Bukti ke Mal Bogor, Hindari Debt Collector |
|
|---|
| Penjelasan PU Makassar Soal Hamzah Hamid Anggota DPRD Sulsel Tolak Pengaspalan Jalan di Rumahnya |
|
|---|
| Inilah Penampakan Jalan Rusak di Area Rumah Hamzah Hamid Anggota DPRD Sulsel Menolak Diaspalkan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Sosok-Mbah-Semi-perempuan-lanjut-usialansia-asal-Magetan-Jawa-Timur-jadi-sorotan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.