Arti Kata Bahasa Arab

Arti La Yadkhulul Jannata Qatiun, Hadits tidak akan Masuk Surga Orang yang Memutus Tali Persaudaraan

Laa yadkhulul jannata qaati’un (HR Muslim) Artinya: Tidak akan masuk surga pemutus tali persaudaraan, nasihat nabi kepada umatnya

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Laa yadkhulul jannata qaati’un, hadits nabi tidak akan masuk surga orang yang memutus tali persaudaraan atau tali silaturahmi. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Laa yadkhulul jannata qaati’un, hadits nabi tidak akan masuk surga orang yang memutus tali persaudaraan atau tali silaturahmi.

Kalimat laa yadkhulul jannata qaatiun adalah salah satu hadits nabi Muhammad SAW tentang akhlak dan hubungan dengan sesama manusia.

Rasulullah SAW bersabda :

لايَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Arab latin:

Laa yadkhulul jannata qaati’un (HR Muslim)


Artinya:

Tidak akan masuk surga pemutus tali persaudaraan.


Menjaga tali persaudaraan atau juga lumrah disebut tali silaturahmi adalah salah satu ajaran utama dalam Islam.

Saking penting dan utamanya, maka muncullah nasihat dari hadits nabi di atas. 


Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi.

Memutus tali silaturahmi dapat berawal dari rasa marah, tidak memaafkan, tidak ikhlas, pendendam, sombong dan kumpulan sifat buruk lainnya.

Karenanya nabi menasihati jangan sampai kita memutuskan tali persaudaraan.

Melansir laman Cari Ustadz, Prof. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Islam tidak memperbolehkan umatnya memutus tali silaturahmi.


Quraish Shihab menyebut ayat Alquran yang mengancam orang yang memutus tali silaturahmi.

Seperti, misalnya, dalam firman Allah Swt. surah Ar-Ra’ad ayat 25 berikut:

وَالَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْ ۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۙ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ

Arab latin:

Wallażīna yangquḍụna 'ahdallāhi mim ba'di mīṡāqihī wa yaqṭa'ụna mā amarallāhu bihī ay yụṣala wa yufsidụna fil-arḍi ulā`ika lahumul-la'natu wa lahum sū`ud-dār.

Artinya:

“Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk (Jahanam).”

Quraish Shihab menjelaskan hadits lain tentang persaudaraan.

Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ

Laa yahillu limuslimin an yahjuro akho hu faw qo tsalatsin

Artinya:

“Tidak dibenarkan bagi seorang Muslim untuk meninggalkan saudaranya [tidak mengajak berbicara karena benci] lebih dari tiga hari,” [HR. Muslim].

Hadis di atas menunjukkan bagaimana Islam tidak menghendaki perpecahan hubungan kekerabatan, oleh karenanya setiap perbedaan yang berpotensi merusak hubungan harus diselesaikan dengan segera.

Hal serupa juga dijelaskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Ashari.

Menukil NU Online, KH Hasyim Ashari menjelaskan larangan memutus hubungan silaturahmi dengan saudara, kerabat, dan juga mahram dalam kitab at-Tibyân fî Nahyi ‘an Muqâtha’atil Arhâm wal Aqârib wal Ikhwân.

KH Hasyim Ashari mengutip beberapa ayat dan hadis yang menegaskan larangan memutuskan silaturahmi, di antaranya surah An-Nisa ayat 1, Allah Swt. berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakumullażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa khalaqa min-hā zaujahā wa baṡṡa min-humā rijālang kaṡīraw wa nisā`ā, wattaqullāhallażī tasā`alụna bihī wal-ar-ḥām, innallāha kāna 'alaikum raqībā.

Artinya:

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa silaturahmi adalah bagian dari keimanan kepada Allah Swt.

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim tersebut berbunyi:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليصل رحمه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Muhammad saw. ia bersabda, 'Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,'" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis tersebut, dapat digarisbawahi bahwa menjaga silaturahmi bukan hanya perkara emosi, tetapi bahkan menyangkut keimanan.

Itulah Arti Laa yadkhulul jannata qaati’un, hadits nabi tidak akan masuk surga orang yang memutus tali persaudaraan atau tali silaturahmi. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Hadits Laa Yadkhulul Jannata Man Kana Fi Qalbihi Mitsqala, Jangan Sombong Walau Sebesar Atom

Baca juga: Makna Wala Taiasu Min Rauhillah dalam Kehidupan Sehari-hari, Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah

Baca juga: Arti Laa Yadkhulul Jannata Bakhil, Hadits Tentang Orang yang Kikir, Sifat Tercela yang Dibenci Allah

Baca juga: Sesungguhnya Ada Berkah dalam Sahur, Hadits Shahih Keutamaan Sahur, Malaikat Ikut Mendoakan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved