Kepala Bayi Tertinggal di Dalam Rahim

Sosok Mukarromah, Ibu di Bangkalan yang Kepala Bayinya Tertinggal di Rahim saat Proses Melahirkan

Inilah sosok Mukarromah, ibu di Bangkalan alami nasib pilu bayi yang ia lahirkan tewas kepala tinggal di rahim saat melahirkan, 2 minggu lalu meningga

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Kompas.com / Shutter Stock
Ilustrasi bayi - Seorang ibu bernama Mukarromah melahirkan dengan kondisi kepala bayi tertinggal di rahim. Ia merupakan warga Bangkalan, Jawa Timur 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Seorang ibu di Bangkalan, Jawa Timur, tak kuasa menahan kesedihan saat tahu bayinya meninggal dunia saat proses melahirkan.

Kepala bayi tertinggal di dalam rahimnya saat proses melahirkan berlangsung.

Ibu itu bernama Mukkarromah.

Ia merupakan warga asal Desa Panpajung, Modung, Bangkalan, Jawa Timur.

Kala itu Mukarromah melahirkan dengan kondisi bayi dalam keadaan sungsang dan lemah.

Dia menceritakan, saat itu, dirinya ingin untuk meminta rujukan kepada bidan di tempat tinggalnya untuk melahirkan secara operasi di rumah sakit.

"Waktu itu datang ke bidan kampung, sama bidan kampung saya disuruh minta rujukan karena kondisi bayi sungsang dan lemah."

"Waktu sampai di puskesmas, saya bilang mau melahirkan operasi di Bangkalan, saya minta rujukan," ujarnya dalam video tersebut dikutip Selasa (12/3/2024).

Baca juga: Pilu Hati Seorang Ibu di Bangkalan, Kepala Bayinya Tertinggal di Dalam Rahim saat Proses Melahirkan

Akan tetapi Mukarromah tak segera mendapat rujukan oleh bidan.

Ia justru dibawa ke ruangan di Puskesmas yang biasa digunakan untuk persalinan.

Mukarromah pun tak langsung mendapatkan penanganan atas kondisinya.

Sehingga Mukarromah menanyakan kembali terkait surat rujukan yang tidak kunjung diberikan lantaran dirinya juga khawatir akan kondisi bayinya.

Bidan pun menelepon dokter di Bangkalan terlebih dahulu untuk diperiksa.

"Iya bu sebentar, ibu mau diperiksa dulu. Saya mau telepon dokter Bangkalan dulu, saya mau (menghubungi via) WA," kata sang bidan yang ditirukan oleh Mukarromah.

Lantas, datanglah bidan lain bernama Mega ke puskesmas tersebut dan mengatakan bahwa Mukarromah telah mengalami bukaan empat dan disarankan agar melahirkan di puskesmas saja.

"Pas saya disuruh ngeden, belum dikasih apa-apa, belum disuntik, setelah agak lama saya dikasih suntikan pendorong, terus disuruh ngeden lagi terus saya nggak kuat," tuturnya.

Saat itulah Mukarromah menjalani proses melahirkan.

Namun pilu, proses persalinan itu justru membuat kepala bayi Mukarromah terputus dan tertinggal di rahimnya.

"Waktu itu ditarika saya nggak tahu. Soal dipotong apa nggak saya nggak tahu. Saya ngelihat bidannya pegang gunting, perut saya ditekan dan didorong."

"Karena saya nggak kuat, saya minta rujuk," tuturnya.

Akibat peristiwa tersebut, Mukaromah pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan untuk dilakukan operasi pengeluaran kepala bayi yang tertinggal di rahimnya.

Bayi Sudah Meninggal 2 Minggu Lalu

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Nur Chotibah mengungkapkan jika peristiwa yang dialami Mukarromah benar terjadi.

Pihaknya pun telah melakukan audit pada 8 Maret 2024 yang dihadiri dokter spesialis kandungan (Sp OG) RSUD Syamrabu Bangkalan dan RS Glamour Surabaya, Kepala Puskesmas Kedungdung serta bidan, hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Hasil audit tim yakni IUFD (Intrauterine Fetal Death) atau bayi meninggal dalam kandungan kurang lebih 2 minggu. Umur kehamilan 45 minggu, lewat sekitar 4-5 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir)," ungkap Nur kepada Tribun Madura, Senin (11/3/2024) malam.

Sementara, Nur menjelaskan Mukarromah datang ke Puskesmas Kedungdung pada 5 Maret 2024 lalu dan meminta agar dirujuk ke rumah sakit lantaran sudah pembukaan 4.

Adapun hal tersebut diketahui lewat adanya riwayat komunikasi yang dilakukan puskesmas dan RSUD Syamrabu.

Seiring berjalannya waktu, Nur mengatakan Mukarromah telah pembukaan 6 dan langsung pembukaan lengkap.

Nur mengungkapkan kondisi semacam itu tergolong cepat.

Pada saat proses pembukaan itu, dia mengatakan kondisi bayi dalam keadaan sungsang dengan posisi pantatnya berada di bawah.

“Maka ditolonglah karena sudah di jalan lahir. Di satu sisi kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit. Posisi bokong duluan, di samping itu tensi ibunya 180/100 disebut dengan istilah medis Pb atau keracunan kehamilan,” papar Nur.

Baca juga: Cara Membersihkan Darah Hingga Pencernaan Oleh Dr Zaidul Akbar, Minum Campuran Kelapa Muda dan Ini

Nur memaparkan tubuh bayi saat keluar sudah dalam kondisi kulit terkelupas seluruhnya.

Sementara terkait putusnya kepala tersebut, Nur mengatakan hal tersebut lantaran faktor bayi sudah meninggal di rahim ibunya.

“Kondisi bayi saat di luar, kulit sudah mengelupas semua karena sudah meninggal dunia dalam kandungan. Memang ada dorongan sesuai teknis SoP, ibu ngeden secara pelan, kepala tertinggal itu karena IUFD, tidak ada pengaruh lain,” katanya.

Disinggung terkait kronologis hingga kepala terpisah hingga tertinggal dalam rahim, Nur menjelaskan hal itu terjadi setelah proses bokong keluar dilanjutkan bahu keluar sesuai teknis SOP.

“Nah di situlah lepas (kepala) karena, maaf, perkiraan kami sudah dua minggu meninggal dunia di dalam kandungan, Terjadi maserasi atau kulit-kulit sudah mengelupas dan (tubuh) rapuh,” jelasnya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved