Tornado di Sumedang
Cerita Warga Histeris Saat Angin Puting Beliung Menimpa Warungnya, Alami Rugi Ratusan Juta
Cerita salah satu warga, Iding Sadili yang panik angin puting beliung menyapu warungnya, Rabu (21/4/2024) sore.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM - Cerita salah satu warga, Iding Sadili yang panik angin puting beliung menyapu warungnya, Rabu (21/4/2024) sore.
Kejadian ini beredar dimedia sosial, tampak pusaran angin yang cukup kuat dan menghempaskan benda-benda yang ada di sekitarnya.
Angin tersebut juga sampai membuat atap-atap bangunan terangkat dan hancur menjadi puing-puing.
Salah satu rumah warga yang terdampak, Iding Sadili merasa bersyukur kejadian itu tak merengut nyawanya.
Masih lekat di ingatan Iding, bagimana kejadian mengerikan terjadi berada tepat di atas atap warung miliknya.
"Kejadiannya jam 16.00 sore kemarin. Saya takut, kayak mau datang apa gitu," kata Iding ditemui saat membersihkan warungnya di Jalan Raya Bandung-Garut, Kampung Cipanas, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/2/2024). Dikutip dari Kompas.com
Iding mengatakan, angin puting beliung datang secara tiba-tiba, disertai hujan yang tak terlalu deras.
Suara gemuruh lebih dulu terdengar dibandingkan puing-puing dan angin yang datang.
"Suara gemuruh gitu kencang, saya langsung lihat keluar, ternyata anginnya mengarah ke sini," kata Iding.
Baca juga: Dampak Angin Kencang di Sumedang, Tercatat 534 Bangunan Rusak, Disebut Tornado Pertama di Indonesia
Iding langsung memeluk istrinya dan telungkup di dekat kulkas di dalam warung.
Hanya dalam hitungan detik, kata Iding, puting beliung melibas seluruh bangunan miliknya.
"Saya lagi di dalam warung saya sama istri. Saya melindungi istri dengan telungkup di pinggir kulkas. Secara enggak sadar beberapa detik bangunan udah pada hilang," jelasnya.

Meski harus kehilangan warung yang di bangunnya sejak 2005, Iding merasa bersyukur masih selamat dari insiden tersebut.
Saat ini, Iding dan keluargnya tengah membersihkan puing-puing bangunan dan pohon yang menimpa warungnya. Ia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan.
Baca juga: Viral Detik-detik Mengerikan Angin Kencang Hajar Sumedang, BRIN Sebut Tornado Pertama di Indonesia
Pasalnya, jika tak membuka warung, dia tak tahu harus bekerja apa di tengah usianya yang sudah senja.
"Kerugian mencapai Rp 100 juta mah ada. Sekarang kita lagi dibersihin. Saya ingin ada bantuan dari pemerintah, supaya bisa dibangun lagi atapnya. Biar bisa jualan lagi. Soalnya saya mah habis banget bangunannya. Ya jadi enggak bisa usaha, enggak bisa jualan," tutupnya.

Adapun lima kecamatan yang terdampak, yaitu Kecamatan Rancaekek, Kecamatan Cicalengka, dan Kecamatan Cileunyi di Kabupaten Bandung, serta Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cimanggung di Kabupaten Sumedang.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penaggulan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Hadi Rahmat menjelaskan berdasarkan data sementara, sebanyak 534 bangunan di lima kecamatan tersebut rusak akibat puting beliung.
Rinciannya, 13 pabrik dan 10 unit rumah di Sumedang rusak. Sementara di Bandung, 18 bangunan pabrik dan toko rusak, 223 unit rumah rusak ringan, 119 unit rumah rusak sedang, dan 151 unit rumah rusak berat.
Korban Capai Seribuan Orang
Kasi Darurat Logistik BPBD Kabupaten Bandung Asep Mahmud, kemarin tanggal 21 Februari tepatnya pada pukul 15.30 WIB, angin puting beliung menghantam tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni Kecamatan Rancaekek, Cicalengka, dan Cileunyi.
"Akibatnya, ada 1.308 jiwa 422 KK terdampak," ujar Asep, di tenda pengungsian yang ada di Desa Nanjungmekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2/2024).
Kemudian dampak yang lainnya, kata Asep, banyak pohon tumbang tetapi kberkat sinergi kita dengan TNI Polri, Damkar, dan para penggiat kebencanaan telah bisa dievakuasi.
"Untuk korban sementara dari hasil asesmen terdapat 22 orang, 19 diantaranya Itu ada yang dirujuk ke RSUD 10 orang dan 9 diantaranya ke puskesmas terdekat," katanya.
Alhamdulillah, menurut Asep, tak ada korban jiwa sampai saat ini, yang dirujuk itu mungkin bukan luka berat tapi luka sedang.
"Kalau yang luka ringan kebanyakan masih bertahan di sini (rumah masing-masing)," katanya.
Sampai saat ini para petugas gabungan dan warga masih melakukan pembersihan puing-puing dari bangunan yang rusak akibat diterjang angin puting beliung.
Tornado Pertama
Masyarakat perlu waspada dengan terjadinya angin tornado susulan di kawasan tengah Jawa Barat.
Hal itu diungkapkan Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (22/2/2024).
"Jangan beranggapan bahwa kemarin sudah terjadi dan hari ini cerah akan aman, tidak seperti itu," katanya.
Selama ini, kata dia, masyarakat umum hanya memahami angin puting beliung itu hanya dari satu sistem awam cumolonimbus.
"Itu saja sudah teori umumnya, padahal sekarang sudah tidak seperti itu perilakunya. Awan-awan itu gabung jadi klaster, kalau klaster awan gabung energinya berlipat-lipat terjadilah sistem badai," ucapnya.
Saat ini, kata dia, bisa saja cuaca cerah karena energi besarnya sudah reda dan untuk membentuk lagi butuh waktu.
"Kalau yang kemarin energinya sudah luruh, dan cuaca sudah cerah semua, kita bisa pastikan bahwa ini sudah reda. Tapi jangan lupa setelah reda itu akan ada lagi pembentukan baru. Nah, pembentukan baru itu belum tentu akan setara kemarin," katanya.
Masuk kategori tornado
Erma Yulihastin mengatakan, peristiwa di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang itu sebagai tornado, bukan angin puting beliung.
Erma mengatakan bencana tornado yang merusak ratusan bangunan itu merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
"Ini sudah first time. Dari analisis visual saja, kita bisa pastikan ini beda nih. Ini bukan puting beliung yang biasanya terjadi di wilayah kita, yang sulit dideteksi karena mikro. Ini bukan mikro lagi, ini meso. Tornado itu meso," kata Erna melalui sambungan telepon, Kamis (22/2/2024).
Erma mengatakan, setidaknya ada empat faktor pembeda puting beliung dengan tornado.
Faktor pertama adalah skala kecepatan anginnya. Menurut dia, tornado mempunyai kecepatan angin mencapai angka 65 hingga 67 kilometer per jam.
"Selama ini kan kita hanya mengatakan angin puyuh atau puting beliung karena tidak pernah bisa mencapai ambang batas kecepatan angin yang bisa kita katakan tornado level awal atau paling rendah," kata Erma.
Faktor kedua, katanya, terkait dengan skala radius dampaknya.
Erma menyebut bencana tornado mempunyai skala radius hingga mencapai dua kilometer.
Apabila skala radiusnya masih berada di bawah angka dua kilometer, maka hal itu masih dikategorikan mikro dan belum termasuk meso seperti tornado.
Faktor ketiga adalah dampak kejadian. Selama ini, menurut Erma, bencana angin kencang yang terjadi di Indonesia tak pernah mempunyai dampak terlalu merusak dan durasinya pun cenderung singkat.
"Kemudian, yang keempat itu durasi. Puting beliung di wilayah kita selalu kurang dari 10 menit. Enggak ada yang melampaui durasinya 10 menit," katanya.
Erma pun mengatakan, angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang sudah memenuhi keempat faktor tersebut.
Selain itu, kata dia, fenomena angin kencang itu terlihat jelas di satelit awan sehingga memperkuat kepastian bahwa fenomena itu merupakan tornado.
"Mata badainya terlihat dari satelit awan, ya berarti tornado, dong. Karena kalau puting beliung enggak bisa terdeteksi dari satelit awan. Awannya itu enggak kelihatan," ujar dia.
Lebih lanjut, Erma mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat memasuki musim penghujan. Alangkah lebih baik, katanya, mencari tempat berlindung bila melihat awan gelap di langit yang bergerak dengan cepat.
"Intinya harus waspada kalau sudah ada awan gelap dan sebagainya. Awan itu bergerak dengan cepat, awan mendungnya itu, maka itu bisa dipastikan ada angin kencangnya. Cuma kita enggak tahu muter atau enggaknya kan, jadi kita sendiri yang harus waspada," kata dia.
Bencana tornado menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang pada Rabu (21/2).
Data terkini BPBD Jabar, terdapat lima kecamatan yang terdampak bencana di dua wilayah tersebut yakni Kecamatan Jatinangor, Cimanggung, Cileunyi, Rancaekek, dan Cicalengka.
Baca berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.