seputar islam

Pengertian Ruwahan, Sedekah Ruwah, Tradisi Masyarakat Kita Jelang Ramadhan, Bolehkah dalam Islam?

Istilah ruwahan diambil dari bahasa Arab, yaitu arwah yang memiliki makna roh, nyawa, atau jiwa. Ruwah juga bisa berarti sebagai ruh orang yang tiada

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Tribunsumsel
Pengertian Ruwahan, Sedekah Ruwah, Tradisi Masyarakat Kita Jelang Ramadhan, Bolehkah dalam Islam? 

TRIBUNSUMSEL.COM --- Jelang bulan Ramadhan, sudah tradisi bagi umat muslim di beberapa daerah di Indonesia menggelar ruwahan atau sedekah ruwah.

Sedekah Ruwah biasanya dilakukan pertengahan bulan Syaban atau Nisfu Syaban (15 Syaban) hingga menjelang bulan Ramadhan. Itulah mengapa bulan Syaban juga disebut sebagai bulan ruwah.


Istilah ruwahan diambil dari bahasa Arab, yaitu arwah yang memiliki makna roh, nyawa, atau jiwa. Ruwah juga bisa berarti sebagai arwah atau ruh orang yang sudah meninggal.


Ruwahan merupakan tradisi mendoakan orang yang telah meninggal dunia, seperti orang tua, adik, kakak, keluarga, kerabat dan Lainnya.

Menurut sejarah tradisi ruwahan berasal dari Jawa, namun dari beberapa penelusuran Tribun, di berbagai wilayah dan suku di Indonesia, tradisi ini juga dilakukan meski dengan nama yang berbeda.
Misalnya suku Lahat di Sumsel mengistilahkan dengan meruwah, dll.

Tujuan dari diadakannya tradisi ini adalah untuk memohonkan ampun para leluhur dan para orang beriman yang sudah mendahului. Dikutip dari buku Detektif Bahasa oleh Rifan Bilaldi, tradisi sedekah ruwah atau ruwahan diadakan sebelum bulan suci Ramadhan.

Sedekah ruwah diadakan dengan tuan rumah yang mengundang keluarga, kerabat, dan tetangga. Tradisi ini diisi dengan berbagai acara, seperti pengajian dan doa bersama untuk mendoakan orang-orang yang sudah meninggal dunia.


Tradisi ruwahan juga bisa dengan cara sedekah berupa makanan.

Masyarakat yang ruwahan akan berbagi makanan dengan mengirim makanan tersebut kepada tetangga atau sanak saudara.


Bagaimana Islam memandang tradisi ruwahan ini?

Sedekah atau bahasa Arabnya Shodaqoh sangat dianjurkan di dalam agama Islam, baik ketika orang masih hidup, maupun setelah meninggal, karena bagi yang akan meninggal Allah SWT masih memberi peluang baginya untuk berwasiat, dan wasiatnya dilaksanakan oleh ahli warisnya.

Menurut Buya Drs H Syarifuddin Yakub Terhadap keluarga yang sudah meninggal dunia, maka bagi ahli warisnya dan keluarganya disunnahkan untuk memohon ampunan buat almarhum dan almarhumah
.

Beberapa Hadits Nabi Muhammad SAW. bersabda:

1. “Oleh karena itu, hajikanlah dia” (HR. Daruquthni).

2. Artinya: “Sesungguhnya sedekah itu meredam panasnya kubur keluarganya (yang sudah mati), dan bahwasanya orang-orang mukmin pada hari kiamat bernaung dengan naungan sedekahnya”. (HR.At Tabrani).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved