Pemilu 2024

Nasib Erfin Dewi Sudanto, Caleg PAN di DPRD Bondowoso yang Viral Karena Jual Ginjal, Suaranya Jauh

Bisa dikatakan, itu jadi strategi unik dan tak biasa, yang membuat Erfin tak hanya dikenal, tapi juga dibicarakan.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Nasib Erfin Dewi Sudanto, Caleg PAN di DPRD Bondowoso yang Viral Karena Jual Ginjal, Suaranya Jauh 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sejumlah kejadian menarik memang terjadi saat Pemilihan Legislatif tahun 2024 ini.

Salah satunya ialah sosok Erfin Dewi Sudanto, calon legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN) nomor urut 9 dapil Bondowoso 1, Jawa Timur, yang sempat viral karena ingin menjual ginjalnya demi modal kampanye.

Lalu, bagaimana nasibnya sekarang?

Diketahui, nama Erfin memang ramai menjadi perhatian.

Erfin nekat mengumumkan menjual ginjal untuk dana kampanye, meski pada akhirnya tak ada satu pun pihak yang meladeni penawarannya itu.

Paling tidak, pengumuman tersebut membuat nama Erfin jadi pusat perhatian.

Bisa dikatakan, itu jadi strategi unik dan tak biasa, yang membuat Erfin tak hanya dikenal, tapi juga dibicarakan.

Bagaimana nasibnya kini? Apakah suara yang diperoleh pada pencobolosan 14 Februari lalu, mampu membawanya duduk di kursi DPRD Kota Bondowoso?

Tampaknya harapan Erfin jauh panggang dari api.

Dari perhitungan suara real count KPU, Erfin hanya berhasil memperoleh 33 suara.

Angka itu jauh di bawah Malik Atamimi, caleg PAN nomor urut 1 yang memperoleh 920 suara.

Dengan jumlah sekecil itu, besar kemungkinan Erfin gagal memperoleh kursi DPRD Bondowoso.

Nasibnya kini tak diketahui. Akun Instagram mengatasnamakan dirinya tidak update sejak empat tahun lalu.

Nasib Erfin Dewi Sudanto, calon legislatif (caleg) di Bondowoso, kini terancam pidana 7 tahun.
Nasib Erfin Dewi Sudanto, calon legislatif (caleg) di Bondowoso, kini terancam pidana 7 tahun. (Tribunnews.com)

Baca juga: Pekerjaan Erfin Dewi Sudanto Caleg PAN di Bondowoso yang Jual Ginjal Demi Kampanye, Dipanggil Partai

Baca juga: Nasib Erfin Dewi Caleg PAN di Bondowoso, Jual Ginjal Demi Jadi Anggota DPRD, Terancam Pidana 7 Tahun

Sosok Erfin

Erfin Dewi Sudanto adalah warga Desa Bataan, Tenggarang, Bondowoso, Jawa Timur.

Ia memutuskan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD Daerah Pemilihan I Kecamatan Bondowoso, meliputi Tenggarang dan Wonosari.

Pria 47 tahun ini sebelumnya pernah menduduki jabatan Kepala Desa (Kades) Bataan periode 2007-2013.

“Saya waktu pelayanan pada masyarakat luar biasa walaupun gajinya sedikit,” kata Erfin dikutip dari Kompas.com.

Sebagai kepala desa, Erfin totalitas. Ia sampai menjual rumah warisannya untuk kegiatan di desa.

Karena kinerjanya, Erfin diganjar penghargaan dari bupati Bondowoso saat itu, yakni Amin Said Husni.

Setelah masa jabatan habis, Ervin maju lagi di Desa Bataan. Namun karena biaya mendaftar besar, akhirnya ia tidak jadi maju menjadi calon kepala desa.

Tak berhenti di situ, Ervin juga sempat maju dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) selanjutnya, namun ia mengaku dijegal dengan tidak lolos di tahapan administrasi.

“Tahun 2021 kemarin saya nyalon lagi, tapi di Desa Kajar,

tapi tidak jadi dan ada pada posisi nomor dua,” aku dia.

Tak punya modal nyaleg hingga jual ginjal

Kondisi finansial Erfin tak menguntungkan. Namun, ia menerima tawaran jadi calon legislatif dari PAN.

Erfin menyadari bahwa modal kebaikan saja untuk maju sebagai caleg tidak cukup.

"Perlu modal besar.

Teman saya itu saat Pileg 2019 bisa habis sekitar Rp 2 miliar untuk caleg DPRD.

Akhirnya dari sana saya tekad bulat menjual ginjal saya,” terang Erfin.

Mengenal Erfin Dewi Sudanto, Caleg Rela Jual Ginjal Demi Bisa Duduk di Kursi Parlemen
Mengenal Erfin Dewi Sudanto, Caleg Rela Jual Ginjal Demi Bisa Duduk di Kursi Parlemen (GRAFIS TRIBUN JABAR / WAHYUDI UTOMO - Ist via Tribun Jateng)

Erfin mengklaim hatinya tak tenang jika tidak bisa berbuat untuk masyarakat, warga miskin, lansia, hingga dhuafa.

Dasar itulah yang membuatnya ngotot ikut kontestasi pemilihan legislatif memperebutkan kursi DPRD Bondowoso. Bahkan rela jual ginjal.

Namun, tak ada satu pun yang tertarik membeli ginjalnya walau ada yang pernah menghubungi dan menanyakan harga.

Transaksi tak berlanjut. Erfin menduga orang yang bertanya harga ginjalnya hanya menguji keseriusannya. Tidak lebih.

 

 

 

 

.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Bergabung ke Saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved